PROLOG

16 1 0
                                    

Mobil sedan Toyota corolla membelah jalanan kota bandung dengan cepat, seorang pria berumur dua puluhan seperti sedang mabuk di balik kemudi. Dasinya sudah berantakan beserta tiga kancing kemeja bagian atas yang sudah terbuka. Rambutnya pun acak acakan, bau alcohol bahkan sudah memenuhi mobil itu.

Adeera wiraatmaja seroang CEO muda yang baru saja merintis karirnya menjadi pimpinan sebuah perusahaan yang dulunya dipimpin langsung oleh mendiang kakeknya, namun dalam sekejab beralih ke tangan ayahnya sendiri. Entah dendam apa ayahnya hingga tega untuk menghianati anaknya sendiri, kakek adeera memang sengaja menunjuknya langsung sebagai CEO sebelum sang kakek menghembuskan nafas terakhir. Hal itu sama sekali tidak disetujui oleh kedua anak kakeknya, karena merasa bahwa mereka lebih berhak dan mampu mengelola perusahaan itu dibanding anak ingusan yang bahkan masih belum bisa mengurus dirinya sendiri.

Namun, keputusan bulat itu tidak bisa lagi diganggu gugat. Saat adeera mendengar keputusan kakeknya yang tiba tiba itu, dia memang sudah menduga hal buruk akan terjadi padanya tapi dia tetap berusaha untuk mengabulkan permohonan terakhir sang kakek.

"kamu itu kuat dan harus kuat"

Pesan sang kakek saat adeera mengobrol bersamanya, matanya menatap adeera dengan sungguh sungguh seperti tidak ada ragu sedikit pun. "kenapa harus aku kek?" tanyanya.

"karena kakek percaya sama kamu". Hanya itu perkataan kakeknya yang sempat teringat oleh adeera meski samar samar, dan hingga kini pertanyaan di kepalanya belum juga bisa terpecahkan mengenai bagaimana bisa dia mempertahankan perusahaan itu jika di depan matanya ayah dan omnya terang terangan mengibarkan bendera perang padanya.

Harta memang hebat bisa membuat hubungan darah terputus. Adeera seekali memukul stir mobil di depannya, tujuannya kali ini adalah pergi sejauh jauhnya dari tempat yang memuakkan itu. Setelah pertengkaran hebat yang terjadi beberapa jam yang lalu dan menghasilkan namanya harus di coret dari daftar keluarga dan tidak diakui lagi sebagai seorang anak, namun bukan itu yang membuat adeera marah dan sesedih sekarang. Tapi karena pengakuan tak langsung dari bibir seorang wanita yang dianggapnya malaikatlah yang membuatnya harus berakhir di tempat minuman haram dan membuatnya menjadi kacau seperti sekarang ini.

"kamu memang bukan anak kami". Ucap tegas ibunya. Rasanya dunia adeera langsung saja runtuh dan hancur, bagaimana bisa rahasia paling menyakitkan itu bisa disimpan oleh keluarganya bertahun tahun, dan kenapa baru kali ini dia mengetahui hal itu.

"sial"

Suara decitan ban mobil yang bergesekan dengan aspal membuat seorang anak perempuan terlonjak kaget dan terjatuh, tepat pada saat itu adeera hampir saja menggilas anak kecil berkepang dua itu. Dibantingnya pintu mobil dengan keras, sorotan kemarahan dapat diliat dari matanya yang melotot ke arah si anak yang sedang meringkuk gemetar. Tubuh mungilnya basah kuyup dan menggigil, bibirnya bergetar hebat, anak itu meringkuk seperti hendak dilahap malaikat maut, ditambah lagi sorotan lampu mobil yang membuatnya semakin tersudutkan.

"kalo masih mau hidup, jangan berkeliaran di jalanan dong. Bokap nyokap lo kemana? Nggak becus banget ngurusin anak." Kemarahan adeera pun meluap, namun anak kecil itu hanya menangis dan menunduk membuat adeera semakin pusing.

"heh bocah, gue nggak ada waktu buat ngurusin lo, hidup gue ajah udah hancur. Mendingan lo minggir dari sini sekarang juga".

Ucap adeera sambil mengacak acak rambutnya, pandangannya diedarkan ke sekeliling namun, hanya kegelapan yang dilihatnya entah ini daerah apa dia pun tak tahu, karena tadi hanya asal menyetir saja. Bulu kuduknya pun mulai merinding saat menyadari ada hal janggal disini. Dia pun berjongkok dihadapan bocah itu.

"woi bocah, lo bukan tuyul kan? Nggak lucu nih kalo beneran lo hantu".

Bocah itu pun menggeleng keras dan mengangkat kepalanya, mata polosnya yang sudah bengkak bekas lama menagis langsung saja menatap kedua bola mata adeera. "gimana caranya jadi hantu om?" tanyanya polos, tanpa sadar pertanyaan itu membuat sudut bibir adeera terangkat. Dia legah sekaligus geli melihat bocah di depannya itu, legah karena bocah itu bukan hantu dan geli mendengar pertanyaaan bocah itu.

"om bisa jawab vila kan? Om bukan hantu juga kan?"

"orang tua kamu kemana?" Tanya adeera, kini dia ingin berbicara sedikit halus di depan bocah polos itu, namun bocah itu hanya menggeleng dan tangan mungilnya terangkat menunjukkan sebuah tempat yang penuh dengan gundukan tanah, mata adeera menyipit mencoba memfokuskan penglihatannya dan semenit kemudian dia pun terlonjak baru menyadari sumber dari merindingnya bulu kuduknya, ternyata sedari tadi dia berada di depan sebuah pekuburan umum.

"kamu ngapain disini?"

"tadi, bunda sama ayah diantar ke sini kata tante ayah sama bunda mau istirahat tapi nggak boleh diganggu, jadi vila nungguin mereka sampai selesai istirahat dan pulang bareng bareng lagi".

Penjelasan dari bibir mungil itu bisa membuat hati kecil adeera tergerak, dan dia paham bagaimana situasinya sekarang. Yang dia tidak habis pikir bagaimana bisa keluarga dari bocah ini meninggalkannya sendirian di tempat seperti ini.

"kamu tau jalan pulang kerumah?"

Gadis itu menggeleng. Adeera pun mengusap wajahnya kasar sambil mengacak acak rambutnya. Tanpa sadar tangan mungil gadis itu mengusap keningnya yang berkerut.

"ayah vila sering aneh kayak om, tapi kata ayah itu namanya gelisah tapi kalo ayah gelisah bunda sering ngusap kepala ayah kayak gini".

Sejenak adeera melupakan masalahnya dia hanya focus pada apa yang diucapkan gadis itu.

"nama kamu vila?"

Gadis itu mengangguk, adeera beranjak berdiri hendak meninggalkan gadis kecil itu, sebelum tangan mungil vila menghentikan langkahnya.

"om, jangan tinggalin vila".

~~~~~

yeayyyy.. hy guys.

aku balik lagi nih dengan cerita baru yang semoga ajah bikin kalian pada baper ea..

oh yah, cerita cerita aku yang sebelumnya emang slow update yah guys tapi untuk yang ini ku usahain buat up setiap hari. jadi jangan lupa voment yah jangan jadi silent reader loh nanti kena karma ehe'

may you enjoy this story.

VilaNovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang