Chapter 7

3 1 0
                                    

"vil, lo yakin mau jadi walinya tuh cowok nggak jelas? Kalo dia itu orang jahat gimana vil"

"tenang ajah ra, mending lo doain dia cepet sembuh"

Raina memutar bola matanya jengah "baik banget sih lo"

Vila hanya tersenyum menimpalinya, dan kembali focus pada jalanan di depannya sementara raina lebih memilih tenggelam dalam permainan di ponselnya. Sebuah panggilan yang sudah beberapa kali direject oleh raina kembali masuk dan membuatnya geram.

"kenapa sih ra, angkat ajah kali"

Dengan tatapan kesalnya raina membuang hpnya ke dashboard. "siapa sih" ucap vila sambil meraih ponsel raina, terpampang nama ditto disana. "lo Tanya dia masalah tadi?"

"menurut lo?" raina memberengut kesal terlihat acuh memandang keluar jendela.

Vila sedikit ragu untuk mengangkat panggilan yang entah sudah berapa kali itu, namun pada akhirnya dia pun memilih menekan tombol hijau di layar ponsel itu.

"halo?"

"lo nggak apa apa?"

"gue baik baik ajah"

"pulang sekarang"

"ini lagi di jalan pulang"

"yaudah cepetan" ditto pun mengakhiri panggilan tanpa mendengarkan jawaban dari vila.

"masih badmood dia" tambah raina yang lekas meraih ponsel yang ada di tangan vila.

Vila hanya tersenyum singkat lalu kembali melajukan kendaraannya menuju rumah raina.

***

Pagi pagi sekali di depan rumah raina sudah berdiri dua bodyguard yang siap mengantar vila ke sekolah melihat hal itu vila hanya bisa menghembuskan nafas jengah.

"ayo sayang sarapan dulu, tante udah siapin sarapan buat kalian" ucap ibu raina sambil meraih selembar roti dan mengolesi selai coklat, vila duduk dan berusaha senormal mungkin menghabiskan sarapannya.

Sebenarnya dia tidak enak melihat bodyguardnya sudah berjaga di depan pintu rumah raina di pagi pagi buta begini, namun jika tidak begitu pasti ayahnya akan memecat bodyguard itu.

Setelah sarapan raina dan vila pun pamit berangkat ke sekolah, sementara ayah raina sudah berangkat duluan ke kantor, vila seperti biasa diantar menggunakan mobil yang sudah dikirim oleh ayahnya dengan di temani dua pengawal pribadinya sementara mobilnya yang digunakan kemarin diantar pulang oleh supir pribdi ayahnya yang entah sejak kapan sudah ada di depan rumah raina. Raina mau tidak mau juga ikut dengan vila, di perjalanan mereka kebanyakan diam, raina sangat tau kalau vila tidak suka dikawal seperti buronan tapi untuk menyenangkan hati daddynya dia pun harus menurut dengan peraturan itu.

"ra, kabur yuk" bisik vila saat berjalan di koridor sekolah membuat raina beberapa kali mengerjapkan matanya melihat vila, tangannya ditempelkan di dahi vila sambil menutup matanya.

"lo nggak sakit kan?"

Dengan kasar vila menghempaskan tangan raina. "ah lo gak asik nih" ucapnya lalu berjalan mendahului raina masuk ke kelas.

"eh tungguin gue"

"bodo" teriak vila.

Keadaan di kelas masih sangat sunyi, vila hanya duduk bengong di bangkunya sementara raina sedang asyik dengan game online di ponselnya. "ishhh" vila mencebik "ra, gue ke wc dulu yah"

"hmm" raina hanya melambaikan tangannya tanda dia sudah mengerti ucapan vila, dengan usil vila sedikit menyenggol bahu raina hal itu membuat raina kesal dan vila sangat gemas melihatnya.

VilaNovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang