Maaf kalau ada typo dan sebagainya. Mohon dimaklumi, manusiawi ges:)
Happy reading📖
※※※
"Apa kau sudah melakukan apa yang kuperintahkan?"
"Sudah tuan."
"Kalau begitu jelaskan."
"Wolfsbane merupakan jenis tanaman berbunga yang masuk dalam kelompok Ranunculaceae. Tanaman berbunga ini hidup di lembah kaki daerah pengunungan Eropa, Asia, dan Amerika Utara. Wolfsbane biasanya tumbuh dengan ketinggian mencapai nol koma enam hingga satu koma dua meter diatas permukaan tanah.
Akar tanaman Wolfsbane mengandung neurotoxin yang kuat. Sepotong akar dengan ukuran sebutir beras dapat membunuh manusia dewasa dalam hitungan lima detik." jelas Seo Jung Hyu seraya menyerahkan sebotol kecil racun yang berasal dari tumbuhan Wolfsbane kepada tuannya.
"Aku akan menggunakannya." Seo Jung Hyu hanya bisa bergidik ngeri melihat tuannya menyeringai.
"Kim, apakah itu tidak berlebihan?" tanya Kim Jae Joon kepada orang yang dia panggil dengan sebutan Kim.
"Apa menurutmu itu berlebihan? Menurutku menyenangkan." Kim Jae Joon menghela nafas mendengar jawaban dari Kim.
"Kim Taehyung, ingatlah bahwa dia adalah sepupumu." ujar Jae Joon.
Dia adalah Kim Taehyung. Orang yang dipanggil tuan oleh Seo Jung Hyu dan disebut Kim oleh Jae Joon.
Kim Taehyung. Seorang pria berumur 25 tahun, lahir di Geochang, Korea Selatan pada tanggal 30 Desember 1995. Meski dilahirkan dikota Geochang, ia tak pernah ingin berada disana. Dia hanya ingin menghabiskan waktunya di ibukota negara daripada di kota kelahirannya.
Taehyung tertawa mendengar perkataan Jae Joon. Ia lantas berkata, "Kau saja bisa kumusnahkan, apalagi sepupu sialan itu!" ucapnya diakhiri seringaian.
Taehyung bangkit dari duduknya. Dia membenahi tatanan tuxedo-nya dengan wajah dingin, berbeda dengan sebelumnya.
Taehyung menatap satu persatu anak buahnya setelah selesai dengan jas hitamnya. Cara menatapnya sangat sulit untuk diartikan sebab dia memasang ekspresi datar.
"Persiapkan semuanya dalam waktu lima menit!" seru Taehyung lalu pergi diikuti Kim Jae Joon dari belakang.
Setelah suara sepatu milik Taehyung dan Jae Joon sudah tak terdengar, Seo Jung Hyu langsung menyiapkan apa yang telah diminta oleh tuannya. Untuk mempersiapkan hal tersebut, ia tentu tak sendiri. Seo Jung Hyu menggunakan anak-anak buahnya untuk membantu pekerjaannya.
Done. Dalam hitungan 5 menit, tidak lebih dan tidak kurang, Seo Jung Hyu beserta antek-anteknya menyelesaikan tugas dari Taehyung. Segera Seo Jung Hyu mencari keberadaan Taehyung untuk memberi laporan jika semuanya telah dipersiapkan dengan sedemikian rupa.
Seo Jung Hyu melangkahkan kakinya menuju ruangan yang selalu Taehyung gunakan untuk urusan bisnis. Shadow Business Room. Setelah membacanya, Seo Jung Hyu pun membuka pintu ruangan tersebut hingga menimbulkan suara decitan yang mampu membuat seseorang didalamnya memfokuskan pandangan pada Seo Jung Hyu.
"6 menit," desis Taehyung tak lupa dengan sorot mata tajam.
"Ma-maaf tuan." ujar Seo Jung Hyu seraya menundukkan kepalanya.
DOR!
"Ash," ringis Seo Jung Hyu ketika sebuah peluru mendarat tepat dilengan bagian kirinya karena ulah Taehyung.
Tubuh Seo Jung Hyu jatuh saat darah segar mulai merembas membasahi jas hitamnya. Dia meringis seraya memegangi luka yang telah dibuat oleh Taehyung. Seo Jung Hyu berusaha untuk tidak berteriak. Sebab jika dia berteriak, Taehyung akan semakin marah dan malah menjadikan dirinya sasaran peluru-peluru milik pria itu.
Taehyung hanya memandang Seo Jung Hyu datar. Dia bahkan tidak bertanggung jawab atas hal yang telah ia perbuat.
Taehyung tersenyum sinis kemudian berdiri dan pergi meninggalkan Seo Jung Hyu begitu saja.
※※※
"Berapa yang akan kita bawa?"
"Lima botol yang masing-masing berisi sepuluh mili liter, tuan." ucap Seo Jung Hyu menjawab pertanyaan Taehyung.
Taehyung tersenyum samar. Dia lantas memakai kaca mata hitamnya lalu pergi kearah mobil sport jenis Ferrari 488 GTB yang mempunyai mesin V8 90 Turbo berkapasitas 3902 cc. Mesin tersebut bisa menyemburkan tenaga maksimal 492 KW pada putaran 8000 RPM. Untuk kecepatan maksimumnya adalah 330 km/jam, pada jarak 0 sampai 100 km/jam dalam waktu 3 detik.
Setelah mobil yang dikendarai Taehyung melesat pergi, Seo Jung Hyu beserta anak-anak buahnya bergegas mengikuti tuannya. Jika Taehyung menggunakan mobil sport mewah, maka Seo Jung Hyu hanya menggunakan mobil biasa, contohnya Range Rover model SUV.
Kelima mobil yang digadang memiliki harga super mahal itu melesat membelah jalanan ibukota Korea Selatan dengan kecepatan tinggi.
Sesampainya di bandara Incheon, mereka pun bergegas ke landasan pacu. Saat sudah disana, Taehyung beserta semua anak buahnya langsung menaiki pesawat miliknya yang berjenis Airbus A380 900.
"Tuan, CEO dari perusahaan berlian terbesar di Jerman ingin bertemu dengan anda. Apakah anda ingin menunda rencana ini untuk bertemu dengannya?"
"Kau, kenapa tidak mati?" Seo Jung Hyu hanya meringis mendengar balasan dari Taehyung.
"Ma-"
"Aku tidak akan pernah membatalkan rencanaku! Hubungi dia dan bilang jika si pemilik perusahaan tak mau bertemu dengannya." potong Taehyung yang langsung membuat nyali Seo Jung Hyu menciut.
"Tapi bagaimana jika dia membatalkan kerja samanya dengan perusahaan kita?"
"Satu kegagalan tak akan berdampak besar bagi bisnis-bisnisku, Jung Hyu!" desis Taehyung tajam.
"Ta-tapi-"
"Kau ingin kujadikan sasaran peluruku lagi, huh?!" seru Taehyung marah.
Seo Jung Hyu meneguk ludahnya dengan susah payah ketika Taehyung menatapnya tajam. Dirinya seperti dikuliti hidup-hidup oleh bosnya. Seo Jung Hyu akhirnya memilih beranjak pergi, meninggalkan Taehyung sebelum Taehyung benar-benar meledak dan berakhir menjadi malaikat pencabut nyawa.
Taehyung menghela nafas kasar. Dia memilih memainkan laptopnya dan mengotak-atiknya dengan sangat cepat.
Taehyung terlihat sangat fokus pada laptop tersebut. Dilayar itu ia dapat melihat diagram penghasilan serta pegeluaran seluruh perusahaannya selama akhir-akhir ini. Taehyung tersenyum samar. Dia merasa senang karena penghasilan perusahaannya lebih besar dari pada pengeluaran. Namun senyuman itu tidak bertahan lama tak kala terdapat suatu hal dimana kemarahan Taehyung langsung terpancing keluar.
"JUNG HYU!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Prometheus
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA] "I'm in hell and heaven." lirih Taehyung diiringi air mata yang menetes bak hujan turun. Taehyung bingung. Segala cara sudah ia coba, tetapi semuanya sia-sia. Dia tetap tidak bisa melenyapkan sisi tergelap yang ada pada diriny...