Malam hari yang begitu dingin, Catline berjalan di atas trotoar seraya berusaha menahan isakan tangisnya. Dia sedih melihat Taehyung seperti itu. Taehyung nampak berbeda dengan sebelumnya.
Hari ini hujan turun begitu deras. Tubuh Catline yang hanya terbalut baju biasa pun sudah basah akibat guyuran hujan. Dingin, itulah yang Catline rasakan.
Tin! Tin!
Catline menoleh ke belakang. Dia terkejut ketika melihat Taehyung mengikutinya menggunakan mobil.
Taehyung turun dari mobilnya. Dia menerobos hujan begitu saja. Pria itu menghampiri Catline yang berada tak jauh darinya.
"Ayo," ujar Taehyung seraya menarik pergelangan tangan Catline.
"Kenapa?" tanya Catline seraya menahan isakan tangisnya.
Taehyung terdiam. Dia berbalik badan dan menatap Catline yang juga menatapnya dengan mata sembab.
"Kau bilang jika kau salah karena telah menampungku. Kau ingin aku pergi, aku tahu itu. Tapi kenapa? Kenapa sekarang kau ingin membawaku kembali?" tanya Catline dengan derai air mata yang sudah bercampur dengan air hujan.
"Taehyung," panggil Catline karena Taehyung mengabaikan ucapannya.
"Kau tahu namaku?" tanya Taehyung mencoba untuk mengalihkam pembicaraan.
"Taehyung,"
"Mari pulang," ajak Taehyung yang membuat Catline menggeleng beberapa kali.
"Aku takut jika kau akan menyuruhku pergi lagi." ucap Catline yang membuat Taehyung mengepalkan tangannya.
"Kenapa kau berlebihan?" tanya Taehyung dingin.
Catline melepaskan tautan tangannya dengan tangan Taehyung. Dia lantas mengusap air matanya dan pergi meninggalkan Taehyung begitu saja.
Taehyung menatap kepergian Catline dengan raut wajah datar. Pria berhati dingin itu tetap diam tanpa berniat mengejar Catline.
Taehyung tersenyum getir. Dia pun memilih masuk ke mobilnya dan kembali ke rumah.
Dibawah guyuran air hujan, semuanya sama-sama terjadi. Dia yang pernah ada dikehidupan Taehyung pergi, dan Catline yang baru saja hadir pun juga pergi. Apakah salah jika dia menikmati masa-masa hujan dengan penuh kebahagiaan? Sepertinya kata Tuhan salah.
"Mianhae, aku takut terjatuh lagi."
(Translate: Maaf)※※※
Di bawah terik matahari, Taehyung berjalan bersama seekor anjingnya. Pria itu mengenakan kaca mata dengan baju santai yang jauh dari kata formal.
Taehyung pergi ke sebuah pantai yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Seperti biasa, jika dia sedang berada di Yunani, ia pasti akan berkunjung ke tempat ini.
Porto Rafti Beach. Tempat dimana kehidupan Taehyung berubah 180 derajat dari yang aslinya. Disini semuanya menjadi saksi masa-masa kelam seorang pebisnis muda bernama Kim Taehyung.
Taehyung menghembuskan nafas setelah duduk diatas pasir yang menghadap lautan biru. Dipangkunya tubuh anjing peliharannya dengan hati-hati. Ia lantas mengusap bulu-bulu halus anjing itu seraya tersenyum tipis.
"Geuga dol-a ogil balae." ujar Taehyung pelan.
(Translate: Aku harap dia kembali)"Nuga?" sahut seseorang dari arah belakang Taehyung.
(Translate: Siapa?)Taehyung menoleh ke belakang. Dia lantas tersenyum kecil usai melihat seseorang yang selalu menemaninya saat ia sedang berada disini.
"Ajumma, apa kabar?" tanya Taehyung seraya membantu bibi itu duduk disebelahnya. (Translate: Bibi)
"Aku baik-baik saja. Bagaimana kabarmu? Sudah lama kau tidak kemari." ujar Bibi itu diakhiri tawa.
"Aku juga baik-baik saja." jawab Taehyung.
"Bagaimana pekerjaanmu? Kudengar kau sudah berhasil mendapatkan proyek itu."
"Aku tidak hanya mendapat proyeknya, tapi juga perusahaannya. Itu sangat menguntungkanku." balas Taehyung dengan sedikit tersenyum.
Bibi itu menggeleng melihat Taehyung. Dia seperti tidak habis pikir dengan lelaki muda yang ada di depannya.
"Apa kau lega sekarang?" tanya Bibi itu lagi.
"Mungkin,"
Bibi itu menggeleng lagi. Dia gemas dengan tingkah laku Taehyung. "Kau seharusnya tidak seambisius ini dalam bekerja. Kau juga perlu istirahat dan mencari wanita untuk menemanimu di masa tua kelak." ujar Bibi itu yang hanya membuat Taehyung menggeleng dan tersenyum tipis.
"Aku masih menunggunya." ucap Taehyung tiba-tiba.
"Apa dia belum kembali?" Taehyung menggeleng menjawab pertanyaan Bibinya.
Taehyung tersenyum getir dengan arah pandang lurus ke lautan. "Aku mencintainya lebih dari hidupku. Itu sebabnya aku sulit untuk melupakannya. Dia... sangat berharga bagiku." ujar Taehyung.
"Jika kau berusaha, kau pasti bisa melupakannya. Cobalah, aku yakin kau belum mencoba untuk melupakannya. Jika sudah kau coba, aku yakin kau bisa melupakannya."
Taehyung tersenyum menanggapi ucapan Bibinya. Mungkin apa yang Bibi katakan benar. Ia harus mencobanya. Apapun hasilnya, bagaimanpun akhirnya, seperti apa endingnya, itu adalah urusan terakhir.
"Aku besok akan kembali ke Seoul. Apa Bibi tidak ingin ikut?" tanya Taehyung.
"Tidak. Bibi, sudah nyaman berada disini."
※※※
Ea, udah 200 readers aja dong😭
Kuy gercep. Kalo udah 300 readers aku bakal update lagi, hehehe...Masih bingung sama alur ceritanya? Yaudah ikutin aja update'an The Prometheus💜
Jangan lupa votemment yoo gengs...
See you next time💜

KAMU SEDANG MEMBACA
The Prometheus
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA] "I'm in hell and heaven." lirih Taehyung diiringi air mata yang menetes bak hujan turun. Taehyung bingung. Segala cara sudah ia coba, tetapi semuanya sia-sia. Dia tetap tidak bisa melenyapkan sisi tergelap yang ada pada diriny...