Dunia akan suram tanpa cinta. Sama sepertiku. Hidup ku gelap, jika belum mendapatkan hatimu.
~Kenzo Melviano Alteno~🍁🍁🍁
Suasana perpustakaan identik dengan kesunyian. Hanya seorang kutu buku yang sanggup bertahan cukup lama di ruang yang penuh dengan buku-buku itu.
Namun tidak dengan tiga orang yang saat ini berada di pojok perpustakaan. Bukan karena fokus membaca, melainkan fokus menyambung mimpi. Mimpi di alam lain.
Seseorang datang, lantas menendang bokong salah satu tiga orang itu.
"Aduhhhh!!" berteriak menahan kesakitan sambil memegang bokong yang tak berdosa
Lantas Azka langsung terbangun memaki orang yang telah menendang bokongnya tersebut. "Lo punya otak gak sih? bokong gue yang tak berdosa lo tendang seenak jidat lo!"
"Gue?" menunjuk diri sendiri tanpa merasa bersalah.
"Hanya lo yang berdiri disekitar sini!" Sambil menunjuk lawan bicaranya dengan emosi.
Gak mau kalah, kenzo pun menyuarakan suaranya "Emang lo punya bukti kalau gue yang nendang bokong lo?"
"Terbukti kalau kaki lo yang busuk itu mendarat pas di dekat bokong gue." Sambil menunjuk kaki lawan bicara nya.
Kenzo pun melihat keberadaan kaki nya yang sangat pas berada dekat bokong sahabatnya sendiri. Kenzo kesal dengan kebodohan sendiri, ia lupa mengangkat kaki sebelahnya agar sejajar dengan kaki yang satunya.
Mendengar keributan, siswa yang lain pun merasa terganggu dengan perdebatan yang tidak berfaedah, termasuk kedua temannya terbangun dari alam mimpi yang indah.
Melihat kedua sahabatnya saling tatapan sengit, salah satu diantara mereka angkat bicara dengan keributan yang mereka buat "Lo berdua gak sadar diri dengan umur yang semakin tua tapi kelakuan masih kayak bocah!"
"Berisik!" ucap mereka berdua dengan serentak.
Tanpa mereka sadari, guru penjaga perpustakaan datang dan menjewer telinga mereka berdua.
"Aduhhhh buk...!!! Jangan ditarik telinga saya buk" ucap Azka menahan kesakitan.
"Kalau telinga kami putus bisa berabe buk, emang ibuk mau ganti telinga kami berdua?" ucap kenzo merasa kesal dengan guru disamping nya.
"Biarin, saya tidak peduli kalau telinga kalian putus. Kalian berdua telah berbuat keributan di perpustakaan ini. Jadi kalian harus terima resikonya kalau telinga kalian hilang tanpa jejak!"
"Kenzo tuh buk, dia nendang bokong saya buk." Sambil menunjuk lawannya
"Lo sendiri ngapain tidur di perpustakaan, tidur tuh dirumah bukan di perpustakaan makanya gue nendang bokong lo."
"Bukan hanya gue yang tidur di perpustakaan, tapi dua tengil tu juga." Sambil menunjuk dua tersangka yang lain.
Delvin angkat bicara, ia gak suka kalau namanya dan Azka dibawak dalam masalah yang gak berfaedah sama sekali. "Ehh, napa lo bawak kami berdua dalam permasalahan ini?
"Betul tuh, kan lo sendiri yang buat keributan bukan kami berdua." Sambung Azka
"Tapi intinya kalian berdua juga tidur di perpustakaan kan?" ucap Aksa sambil memainkan sebelah alisnya.
Guru penjaga perpustakaan pun menghela napas, masalah ini gak bakal kelar kalau salah satu mereka mau mengalah.
"Sama sala..." Ucapan Kenzo terpotong.
"Diam!!" ucap guru penjaga perpustakaan sambil sedikit berteriak. Seisi ruangan perpustakaan bergema oleh suara guru penjaga perpustakaan. Membuat siswa/siswi lainnya ketakutan.
"Kalian berempat udah dewasa, jadi tolong sifat kekanak-kanakan kalian dihilangkan. Setelah jam pelajaran terakhir kalian berempat bersihkan perpustakaan ini tanpa membantah" Menatap muridnya satu persatu.
Guru penjaga perpustakaan pun melongos pergi begitu saja tanpa mengucapkan kata selamat tinggal. Mereka berempat hanya melihat kepergian guru penjaga perpustakaan dengan nanar. Harapan untuk protes hanyalah angan-angan semata, ini semua harus dilakukan dengan lapang dada.
Mereka berempat saling menatap satu persatu tanpa ada mengeluarkan suara sedikit pun. Kejadian tadi masih terngiang dipikirin mereka. Belum ada satu pun dari mereka yang berniat membuka suasana ekstrim ini.
Kenzo keluar ruangan perpustakaan tanpa mengucapkan kata-kata. Tanpa menoleh ke tiga temannya yang hanya menatap kepergian dirinya tanpa mengeluarkan kalimat sepatah kata pun.
"Tu anak ngapa yaa? ada masalah keluarga kah atau masalah hati?" Tanya Arka. Melihat kepergian Kenzo yang masih tanda tanya.
"Kalau dilihat sih masalah hati, tapi menurut gue selama ini Kenzo nggak pernah merasakan hangatnya cinta, hati nya gelap tanpa warna sedikit pun." sambung Azka
Delvin hanya diam mencermati kalimat yang terlontar dari mulut sahabat nya, ia tidak habis pikir bagaimana perasaan sahabat nya yang tidak pernah merasakan hangatnya cinta dari seorang gadis.
Delvin termasuk salah satu teman dekat Kenzo dari sejak kecil, ia tidak pernah mengira selama ini kenzo menyimpan rahasia hatinya, sejak masa kecil mereka hanya bermain tanpa memikirkan apa itu cinta.
Pikiran nya masih berkelana, ia memikirkan hal yang aneh. Apakah kenzo normal atau tidak?
***
Hai, ini cerita pertamaku. Mohon tinggalkan vote dan komen ya :")
Aku harap kalian suka.
Salam Hangat 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Vain
Teen FictionKenzo lelaki dengan sejuta kelebihan fisik yang dimilikinya, terlahir hampir mendekati kata sempurna. Namun sayang, seumur hidup ia tak pernah merasakan hangatnya cinta. Pernah jatuh, namun belum cinta. Itulah yang ia rasakan. Mengejar namun tak per...