'Apakah salah kalau aku mengkhawatirkanmu?!'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Blazar berjalan menuju lantai dua kastil, melewati ruang besar lainnya yang tampak seperti ruang keluarga. Ia lalu berbelok ke sudut sebelah kiri dimana tangga memutar ada disana. Menaiki beberapa undakan lalu kau bisa melihat pintu besar berganda berwarna cokelat yang terletak di salah satu menara milik kerajaan.
Tangan panglima Ecliptic itu mulai memasukkan sebuah kunci manual lalu memutar knopnya. “Ini kamar tuan Sideris. Tuan Hyades bisa mengikutiku untuk ke kamar lainnya.” ucap Blazar.
Sideris menggeleng menahan lengan temannya. “Kau sementara ini di kamarku dulu. Ada banyak hal yang harus kita bicarakan.”
“Baiklah.” Hyades mengedik.
“Kalau begitu aku pergi.” pamit Blazar.
Hyades merentangkan tangan kirinya menghalau Blazar yang bahkan sekarang sudah menaikkan alisnya sebelah menatap heran. “Ada lagi yang bisa ku bantu tuan?”
“Soal ucapanmu.. apa kau benar-benar tidak bisa menjelaskannya sekarang? Soal apa yang kau beritahukan pada Aphelion hyung?” tanya Hyades serius. Sideris yang lelah langsung saja melangkahkan kakinya ke dalam. Ia sedang tidak ingin berdebat kala seluruh pikirannya sudah kusut sejak pembicaraan dengan hyungnya tadi.
“Tidak bisa.” jawab Blazar tanpa basa-basi.
“Kalau kalian tidak berniat memberitahukan hal itu pada kami, kenapa kalian membicarakannya tadi?” kesal Hyades.
“Setidaknya kau akan mengerti kenapa Prince Aphelion tahu soal kedatanganmu dari masa depan tuan, yaitu karena aku yang telah memberitahunya.” Blazar menatap serius.
“Tapi apa kaitannya? Kenapa hyungku harus diberitahu bahwa aku akan datang?” tanya Hyades. Sebenarnya ia berharap bahwa Blazar secara tidak sengaja akan mengucapkan jawaban yang membuatnya penasaran.
“Karena kondisi Prince Equinox menyangkut tentangmu. Aku tidak bisa diam saja dan maka dari itu aku membiarkan Prince Aphelion tahu. Aku hanya berharap bahwa hyungmu bisa membantu menyelesaikan masalah tuanku setelah dia mempertaruhkan nyawanya untukmu.” Blazar membungkuk pamit lalu pergi. Hyades diam mematung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nebula {The Puzzle of Memory} [SUDAH TERBIT]
Fantasy⏳ Book 1 [end] Semua elemen itu harus hidup berdampingan. Namun apa jadinya jika para pemimpin Elemen saling memiliki dendam tersendiri? Lalu apakah itu memori kepingan semesta? Bisakah mereka 'para pemimpin Elemen' kembali bersatu demi damainya sel...