Part 11 Genderuwo Penghuni Rumah

4.4K 49 1
                                    

Sarapan pagi terhidang, mereka makan lalu pergi untuk urusan nya masing-masing. Hanya Suci yang tidak kemana-mana. Dia adalah istri yang tidak pernah membangkang pada ucapan sang suami. Dia jaga rumah walaupun dia takut. Dia telah mendengar Raka diganggu suara hantu, dia mendengar Mira juga diganggu suara hantu, dan malam tadi Puri pulang ketakutan.

Puri tetap menyapu, mengepel, dan mencuci pakaian. Tapi kali ini dia tidak masuk ke kamar kosong. Saat Suci mencuci piring di dapur, dia mendengar suara nafas panjang seorang pria dari arah kamar kosong.

hhhrrrrrmmm... Suara itu besar, dan serak menyeramkan. Suara itu membuat bulu kuduk Suci berdiri. Tapi dia hanya terdiam sebentar, dan terus mencuci piring. Lagi pula suara itu hanya sesaat.

Ketika ia hendak menonton TV, pintu rumah diketuk orang. Dia tak langsung membuka pintu, dia intip dari dalam melalui jendela rumah, ada nenek berpakaian lusuh diluar. Nenek itu tersenyum dan menunjuk Suci.

Lalu Suci membuka pintu, tapi nenek itu dilihatmya sudah tak ada. Makin merindinglah Suci. Dia Pergi ke kamarnya, dengan cepat dia memasukkan HP, dompet, ke tas gandeng miliknya, lalu leluar rumah. Dia Kunci rumah dan pergi menjauhi rumah barunya.

Tak jauh berjalam dari rumah dia menemukan sebuah warung kopi. Warung yang sebenarnya dia lihat waktu pertamakali ke rumah itu dan waktu pindahan.

Dia pikir mungkin pemilik warung itu mengetahui sesuatu mengenai rumah itu. Tapi dia tak langsung bertanya, dia memesan kopi hitam dan rokok kretek lantas duduk terlebih dahulu di bale yang ada di warung itu.

Kopi hitam sudah di depan mata, rokok sedang diisapnya. Dia duduk macam wanita nakal berusia muda. Dia ambil telepon genggamnya, lalu menelpon suami nya.

Ketika stress, Suci memang selalu menghisap rokok. Dan ini adalah rokok pertamanya setelah berhenti sejak setaun yang lalu.

"halo" Kata Hendrik
"Ayah, sedang apa?"
"ayah sedang kerja,"
"tadi ayah bilang mau ke mbah Parman?"
"Sepulang kerja ayah kesana, itu juga kalo ayah ga lembur, kalo terlalu malam, mungkin besok lagi ayah kesana"
"aku digangguin hantu, makanya sekarang kamu harus ke si mbah"
"diganggu bagaimana?"
"nanti aku cerita, kalo kamu sudah di rumah"
"ayah usahakan ya,"
"harus ayah. aku sedang di warkop dekat rumah. Aku takit dirumah."
"waduh, aku telepon Yeni yah, biar dia temani kamu."

Suci menutup telepon nya dan menghampiri pemilik warung, "pak ini berapa harganya?"

"Tujuh ribu neng," Kata pemilok warung.

Suci membayar jajanan nya lalu bertanya perijal rumah. "pak, saya baru pindah ke rumah itu, beli dari pak Seno. Bapak kenal pak Seno?"

"ngga neng, bapak ga kenal," kata bapak itu sambil memberikan kembalian.

"Yang bapak tau, dia baru beli rumah itu. Mungkin baru setaunan. Datamg juga jarang banget."

"Terus kenapa dijual,"

"Wah ngga tau neng, neng sendiri kenapa mau beli rumah itu?"

"Yah, rumah nya bagus pak."

"Rumah itu dulu nya milik Ni Erus, dia itu paranormal. Saya sempat diobati disana waktu sakit mencret."

"mencret? ga kedokter pak?

"ke dokter ga sembuh-sembuh, tapi ke dia saya sembuh. Padahal cuma dikasih pepaya, yah pelaya yang dojampiin sih."

"oh ya, terus Ni Erus kamana?

"Sudah wafat, rumornya sih waktu sembuhin orang yang kena santet. Dia obatin malah balik ke dia."

"Apa ada yang bilang di rumah itu ada hantu nya? seperti genderuwo."

"kalo jenis hantu saya ga pernah tau neng, tapi tiap malam dal seminggu pasti ada yanh mati kecelakaan persis di jalan depan rumah itu. Biasa nya motor. Dan yang kecelakaan pasti meninggal."

"Yaudah pak, terimakasih." lalu Suci melanjutkan meminum kopinya, dan menghisap rokoknya uang tersisa.

Genderuwo Penghuni RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang