14

20 1 0
                                    

Suara langkah kaki Alya terdengar oleh Bi Ijah yang waktu itu sedang merapikan ruang depan. Bi Ijah segera berlari membukakan pintunya. Ia melihat sosok gadis manis dengan kaus oblong dipadu dengan rambut yang dikucir kuda. Penampilannya sederhana, namun bagi Bi Ijah Alya adalah gadis baik dan sangat cantik.

"Astaga, non Alya itu udah ditungguin sama nyonya" kata Bi Ijah

"Mamahnya Ale di rumah bi ?"

"Iya non, non Alya tadi kesini naik apa ?"

"Hehe saya naik sepeda bi, tapi sepeda saya lagi bocor saya tinggal di bengkel deket perumahan, saya jalan ke sini"

"ASTAGA NON, KENAPA NGGAK TELPON DEN ALE ?"

"Nggak papa kok bi, lagian juga deket"

Bi Ijah mengantarkan Alya menuju ruang keluarga biasanya Ale dan Alya belajar. Meskipun rumah itu ramai dengan karyawan tetapi menurut Alya saking besarnya rumah, rumah bernuansa putih itu tetap terlihat sepi.

"KAK ALYAAAAAAAAAAAAA" Amel, gadis kecil itu yang awalnya memakan snack segera berhambur ke pelukan Alya

"Hai sayang" Alya mencium kening Amel dengan lembut

"Kak Alya kemana aja ? Amel kangeeen banget"

"Baru aja kemarin kakak nggak kesini" kata Alya dengan tersenyum

"LEBAY LO DEK" Ale keluar dari kamar dengan rambut acak-acakan

Amel tak menggubris usikan kakaknya. Ia hanya mengerucutkan mulutnya.

Amel menarik lembut jemari Alya "Kak ayoo aku kenalin ke mama"

"Iya-iya"

Sesampainya di dapur, Alya kaget melihat wanita paruh baya dengan paras yang cantik luar biasa bak dewi. Matanya masih tak berkedip melihat kecantikan mamahnya Ale.

"Hallo tante, Assalamu'alaikum"

"I-ya ? ALYA ya ? Walaikumsalam"

Alya mencium tangan Natasha dengan lembut, Natasha sedikit terkaget melihat tingkah Alya yang sopan dan mencium punggung tangannya. Natasha tak pernah menemui anak sesopan itu, bahkan ia sering bertemu dengan anak dari teman-temannya  yang bahkan tak peduli dengan orang. Bagi Natsha, Alya berbeda.

"Tante lagi ngapain ?" tanya Alya dengan lembut

"Ini tante lagi buat kue"

"Saya boleh bantu te ?" kata Alya dan tersenyum

"Kamu bisa ?" tanya Natasha lagi

"InsyaAllah bisa tante"

Iya, kemampuan Alya dalam membuat kue memang tak perlu diragukan. Ia suka membut kue dari dia duduk dibangku SMP. Tangan Alya yang lihai membuat Natasha kagum. Alya juga lihai dalam hal menata meja makan. Tak hanya kue, Alya juga lihai dalam memasak apapun. Yang kali ini ia memasak nasi goreng.

"ALEEEEE, AMELLLL MAKAN YUK" Teriak mamanya

"Yey asyiiiik, kita makan sama kak Alya ya mah ?"

"Iya, sayang" kata Natasya

Alya menyipkan dengan sepenuh hati, ia duduk di samping Ale. Alya menuangkan nasi goreng buatannya ke piring Ale, Amel, dan Natasha.

"Udah Al, biar tante aja kamu makan aja ya"

"Mah, kok rasanya beda ?" Tanya Ale di sela-sela makannya

"Kenapa ? Nggak enak ya ?" Tanya Natasha

"INI ENAK BANGET MAH" Kata Ale dengan nasi yang tersumpal di mulutnya

"Tuhkan apa kata tante bilang, masakan kamu enak" kata Natasha kepada Alya

AleyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang