6

36 2 0
                                    

Laki-laki tampan itu kini tengah berada disebuah koridor sekolah yang sepi. Ia berjalan tanpa ditemani kedua temannya. Bajunya basah kuyup dengan keringat. Sembari membawa bola basket ditangannya ia meneguk air putih yang tadi ia beli. Matanya melihat sosok gadis yang tengah menuntun sepeda keluar dari gerbang. Namun, terhenti oleh beberapa cewek yang tak lain sekumpulan cewek hitz dan kaya bernama The Girl's. Gadis itu sesekali berani untuk menjawab pertnyaan mereka.

"Dasar miskin aja sok-sokan di sekolah elit" kata Cece yang merupakan ketua geng The Girl's

"Maaf, gue sekolah disini tidak pakai biaya"

"Oooh bieasiswa, pantesan cupu"

"Mending lo sekolah di sekolah yang khusus orang miskin aja deh" ujar Cece sembari menumpahkan minumannya di sepeda Alya

"Ups, gue ngga sengaja"

"Yuk girls, kita pergi aja, kita nggak level sama dia" ujarnya seraya pergi meninggalkan Alya.

Laki-laki yang sedari tadi memperhatikan kejadian tersebut, tersenyum. Ternyata mental cewek yang menjadi incarannya cukup sulit ditaklukkan.

***

Dentingan suara sendok dan garpu bertautan di ruang makan yang megah. Ale menyantap masakan Bi Ijah dengan lahap. Di temani Amel adiknya yang sedang di suapi Bi Ijah.

"De, makan sendiri napa, manja"

"Biarin, mulut mulut Amel" ujar Amel kesal

"Bi jangan bi, manja dia nanti"

"Gapapa den, namanya juga masih kecil"

"Papa sama Mama mana bi ? kok nggak ikut makan malam ?" tanya Ale

"Oh itu tadi katanya Tuan ada meeting, Trus Nyonya juga ada acara di butik"

"Ck, mereka sibuk banget, sesekali nggak kerja nggak bakal buat duit mereka abis" kata Ale sembari meninggalkan meja makan

"Den, mau kemana ? makannya belum abis den" ujar Bi Ijah

"Ngga papa bi, udah kenyang"

Ale menuju garasi rumahnya dan segera mengeluarkan mobil mewahnya. Sesekali Ale bersenandung mengikuti alunan musik yang diputar di mobil. Mobil mewah miliknya melenggang di tengah keramaian kota Jakarta. Kini mobil mewah tersebut terparkin di sebuah taman. Ale membawa skateboardnya menuju taman.

"Wiiiiih gile, gue tungguin dari tadi" Kata Nathan yang sudah lebih dulu datang bersama Bima

"Tumben banget muka kusut, kenapa le ?" tanya Bima

Ale hanya menggelengkan kepalanya dan segera memainkan skateboard.

Tak jauh dari tempat mereka nongkrong, ada dua gadis dan satu laki-laki yang tengah tertawa riang sembari mengerjakan sebuah tugas. Alya, Citra, dan Ridho tengah berbincang mengenai tugas Biologi yang membuat mereka tertawa karena soal yang diberikan Pak Mahfud bisa dibilang lucu.

"Bagaimana cara sel sperma membuahi sel telur ?" Alya membaca sola tersebut

"Haduh itu mah gampang banget, tinggal aja perskosa udah deh, ribet" Kata Citra yang disusul gelak tawa Ridho dan Alya

"Eh eh masak ada soal kek gini Kenapa ayam sama musang bermusuhan ? Sumpah Pak Mahfud ngaco parah sih ini" Kata Citra yang notabenya punya mulut yang ceplas-ceplos

"WOY BRISIK" Teriak lelaki yang tak jauh dari tempat mereka.

"Apaan sih lo, terserah kita lah" Jawab Alya

"BRANI LO SAMA GUE ?" kata Ale yang terusik dengan gelak tawa mereka

"Brani ! Ayok sini kalo mau berantem" kata Citra

"Ooh jadi lo sekarang sudah resmi jadi gengnya anak anak cupu itu Cit ?" kata Bima

"Emang kenapa ? mereka baik, nggak kayak lo semua yang suka nindas kalangan bawah" kata Citra

"Udah yuk, pergi aja" Ridho menengahi peedebatan mereka.

"Cih takut lo ? Main pergi aja " Kata Ale

Ridho, Alya dan Citra tak menanggapi celotehan geng RIMBA. Iya mereka bertiga di kenal dengan nama itu. Tak ada yang berani menatap mata tajam geng Rimba. Sekumpulan laki-lali tampan dan penerus perusahaan keluarga masing masing.

***

Suasana desa yang begitu sejuk. Burung terdengar berkicauan berterbarangan si sekitar sawah. Laki laki tampan tersenyum sembari menghirup udara pedesaan tersebut. Ale tengah duduk bersama seorang laki-laki tua yang tak lain adalah kakeknya, Prabu Caraka. Di sebuah paviliun yang megah milik Caraka Group yang juga merupakan tempat tinggal kakeknya Ale.

"Kek"

"Ya ?"

"Kakek kenapa nggak tinggal sama kita aja ?"

Ale sangat dekat dengan kakeknya, dibanding kedua orang tuanya. Jika Ale suntuk atau bermasalah Ale lebih memilih untuk datang di paviliun kakeknya.

Prabu tertawa mendengar pertanyaan Ale
"Kakek sudah lama tinggal di Jakarta, membangun perusahaan hingga akhirnya bisa sesukses sekarang"

Prabu menghela nafas panjang "Sekarang tinggal kamu sebagai penerus perusahaan yang harus berjuang untuk mengembangkan perusahaan"

"Tapi kek, Ale bingung sama mamah papah yang jarang banget pulang, pasti kalau ada kakek, rumah pasti rame" Kata Ale lirih

"Kan ada kakek, papah sama mamahmu kerja juga buat kamu dan Amel"

"Sudah kamu mandi sana trus pulang, besuk kamu harus sekolah"

Ale mengangguk dan beranjak pergi meninggalkan kakenya yang sedang meminum kopi.

"Ale tunggu nak"

"Ya kek ?"

"Kakek denger, katanya kamu sekelas dengan 2 siswa yang selama ini kakek incar"

"HAH ? Siapa kek ?"

"Aduh kakek lupa namanya, bentar kakek liatkan fotonya"

Prabu merogoh sakunya dan menscroll galerinya dan menemukan 1 perempuan dan 1 laki-laki.

"Oh iya. Namanya Alya sama Ridho kek"

"Nah mereka kan siswa berprestasi sebaiknya kamu dekati mereka"

"Apaan ? ALE NGGAK MAU KEK"

"Kenapa ?"

"Mereka sudah jadi target Ale, lagian mereka cupu banget buat jadi temen Ale"

"Ale"

Ale terdiam ketika kakeknya sudah mulai serius

"Mereka itu bisa jadi aset perusahaan buat bantu kamu nanti"

"Pokoknya Ale nggak mau temenan sama mereka"

Ale segera beranjak pergi meninggalkan Kakeknya. Prabu menghela napas panjang. Ia sedikit memijat kepalanya. Prabu bingung dengan tingkah laku cucunya yang ajaib. Namun, ia tak memungkirinya karena dulu karena Ale mewarisi sikap Candra, putra semata wayangnya.

***

Hallo guys ! Trimakasih ya sudah baca, maaf banget lamaaaaaaaa upnya. Tapi insyaAllah akan aku lanjutin secepatnya. Setidaknya aku up seminggu 1/2 kali. Love you, jangan lupa comment vote yaaaaaa❤

AleyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang