24. Kebohongan 1

737 23 2
                                    

"Var, ayo kita pulang!" Ajak Risa kepada Varo yang kini berada di parkiran motor.

"Aku ga bisa nganter kamu." Jawab Varo tanpa mengalihkan pandangannya dari handphonenya itu.

"Kenapa?"

"Bunda." Satu jawaban yang membuat Risa ber-oh ria.

"Yaudah kamu hati hati, salam dari aku buat bunda ya. Aku pulang." Ucapnya lalu berlalu dari hadapan Varo yang meresponnya dengan anggukan saja.

Saat ini Risa sedang duduk di bangku halte dekat sekolah. Kepalanya menunduk menatap kedua kakinya. Sebenarnya ia tidak begitu percaya kepada Varo. Entah mengapa.

Firasatnya Varo tengah berbohong, tapi Risa tidak mau berfikiran negative thinking terhadap Varo. Ia yakin Varo hanya menjemput bundanya.

Ditengah lamunannya, seseorang tiba tiba menepuk pundak Risa. Menyadarkannya dari lamunan panjang tentang Varo itu.

"Eh dimas, Lo ada di sini?" Tanya Risa menatap orang yang kini duduk disebelahnya.

"Lo ngelamunin apa sih ris? Ngelamunin Varo?" Tanya nya mengalihkan pembicaraan

"Engga kok" elak Risa sambil menatap ke jalanan.

"Bohong." Ucap dimas tiba tiba yang langsung membuat Risa menoleh ke arahnya.

"Ayo! Kita pulang sekalian mampir kemana aja gitu. Gue gak mau ngeliat sahabat gue suntuk kayak gini" sergahnya sambil beranjak menaiki motor.

"Tapi.."

"Tenang aja, Varo ga bakal marah kok."

Salah satu dari Kalian pasti menanyakan tentang Dimas kan? Dimas masih tetap di Bandung kok. Meskipun Dimas merasa bahwa ia sudah melupakan perasaannya terhadap Risa, tapi perasaan tidak bisa dipaksakan bukan? Perasaan Dimas terhadap Risa tidak akan berubah dan masih tetap sama seperti dahulu.

Dimas tidak bisa melupakan Risa begitu mudahnya.
Tapi ia berusaha, meskipun hubungan mereka akhir akhir ini tidak dekat, tapi Dimas mengawasi Risa dari kejauhan. Ia tidak mau melihat Risa kecewa dan menangis.

Jika ia sudah melihat Risa sudah bahagia dengan laki laki yang dianggapnya pantas, maka dari situ lah perjuangan Dimas kepada Risa sudah sepatutnya berakhir. Dimas akan pulang ke Jakarta jika ia bisa melihat laki laki yang pantas membahagiakan Risa nantinya.

****

"Varo kemana ris?" Tanya Dimas memecah keheningan yang sedari tadi melanda mereka dalam perjalan entah kemana tujuannya.

"Katanya ada perlu sama bundanya" ucap Risa sambil memperhatikan lalu lintas kota Bandung yang lumayan padat ini. Jawaban Risa hanya dihadiahi anggukan dari sang pengendara motor sport itu.

Tiba tiba motor sport milik Dimas berhenti disalah satu pusat perbelanjaan di kota Bandung. Entah mau diajak kemana Risa, tapi ia mengikuti saja. Toh ia percaya kepada sahabatnya itu.

"Kedai es krim?" Tanya Risa kepada Dimas yang ada di sampingnya

"Gue gak pernah lupa, kalo sahabat gue yang satu ini juga suka es krim" jawabnya sambil dengan cepat memesan satu es krim vanilla dan satu es krim rasa coklat.

"Makasih ya dim" Dimas hanya mengangguk sebagai jawaban.

Mereka berdua duduk di salah satu bangku pink yang disediakan kedai es krim tersebut sambil tertawa terbahak-bahak karena mendengar lelucon dari Dimas.

Cold Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang