41. Galaksi Angkatan ke-7

926 26 0
                                    

Pagi ini kedua laki laki itu tengah berbicara serius. Pembicaraan yang dikontrol oleh waktu dan pembicaraan dipenjengukan tahanan. Ya, Varo tengah berbicara dengan Andra, hanya dengan Andra.

Kevin dan Ciko juga ditahan, tapi urusan kali ini Varo hanya bisa membicarakannya dengan Andra saja.

"Gue lega, akhirnya lo bisa kesini untuk terakhir kalinya. Gue mau minta maaf sama lo, Varo." perkataan Andra langsung dihadiahi oleh senyuman sinis milik Alvaro Dirgantara.

"Minta maaf? Apa gue gak salah dengar, Andra Kaisar?" sinis Varo.

"Maaf, maaf atas semuanya. Maaf atas pemitnahan yang udah gue lakukan ke lo dan geng Galaksi. Maaf udah buat bokap lo meninggal karena gue, gue pantes dihukum karena itu. Maaf, gue minta maaf." Ucap Andra dengan mata memerah dan tangan terkepal dibawah meja.

"Apa tujuan lo buat fitnah gue atas kematian Erlangga?" tanyanya dingin.

"G-gue, gue saat itu pengen melenyapkan Erlangga agar gue bisa ngegantiin posisinya jadi ketua. Dan gue fitnah lo, agar galaksi bubar dan agar bisa balas dendam."

Rahang Varo semakin mengeras tatkala ia mendengarnya. "Lalu apa tujuan lo melenyapkan bokap gue yang gak tau apa apa?"

"G-gue hanya ingin orang disekitar lo satu satu menghilang."

Jawaban itu, jawaban yang semakin membuat Varo murka ditempatnya.

"ANJING LO ANDRA!" Teriak Varo meletup letup. Laki laki itu sedang mencoba menahan amarah yang akan meledak, kali ini.

"Maaf.."

"Lo udah ngelakuin banyak banget kesalahan, memaafkan lo nggak semudah yang lo kira, bahkan kata maaf lo nggak bisa bikin bokap gue balik lagi! Lo udah jadi pelenyap." Balas Varo dengan tatapan tajam dan rahang yang mengeras.

"Ya gue tau.."

"Udahlah gue gak mau basa basi sama pembunuh kayak lo. Gue kesini cuma mau bikin Galaksi dan Bintang damai, dengan atau tanpa persetujuan lo." Varo hendak beranjak dengan amarah yang sudah sampai di ubun ubun, kalo saja saat ini Andra tidak menahannya.

"Itu juga keinginan terakhir gue Varo." ucap Andra

"Maksud lo?"

"Gue diancam hukuman mati."

Deg.

"Hukuman mati?"

"Gue emang pantas dapetin itu. Karena gue udah ngebunuh 2 orang, gue pembunuh. Gue benci diri gue sendiri. Untuk itu, tolong damaikan Bintang dan Galaksi. Itu permintaan gue." perkataan Andra membuat Varo bungkam ditempat.

"Tanpa lo berkata itu, gue akan melakukannya." akhirnya itulah yang keluar dari mulut Varo.

"Thanks Var." Andra menjulurkan tangannya, sementara Varo hanya menatap uluran tangan itu datar tanpa berniat membalas jabatan tangan Andra.

Andra yang peka pun langsung menurunkan tangannya,

"Ya, selamat menikmati hukuman lo!" jawaban singkat dan tajam itu sudah mewakili semuanya.

****

Gadis cantik itu kini tengah berdiri disamping motor sport besar milik Alvaro dirgantara.

"Lama nunggu?" Suara laki laki itu membuat gadis itu menoleh sambil memberikan senyumannya.

"nggak kok, gimana udah?" pertanyaannya langsung dihadiahi anggukan dari Varo.

Cold Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang