12. a better life

530 77 1
                                    

Vote yaa❤️

Nasib baik yang harus Rara syukuri adalah dia jatuh pas hari Jum'at, jadi ga perlu izin buat ga masuk sekolah. Dia bisa istirahat 2 hari di rumah.

Di rumah pun Rara beneran ngga bisa ngapa-ngapain. Beneran cuma goleran doang di kasur. Dan Alhamdulillah, buat sholat kakinya ngga terlalu sakit. Tapi kalo jalan, beneran harus rambatan di tembok biar ngga sakit-sakit amat.

Tok tok

Rara yang lagi nontonin Youtube liat Arwananya Om Irfan itu noleh ke arah pintu kemudian masuklah seorang Ardiansyah Seungwoo ke kamar Rara sambil bawa martabak manis keju kesukaan Rara.

"Gimana kakinya Qi?" Tanyanya begitu duduk di kasur Rara

"Ya gitu mas"

"Cepetan dimakan ya, keburu dingin. Oiya motormu udah Mas bawa ke bengkel sama Mingyu tadi. Udah diganti juga selebor depannya" jelasnya yang cuma diangguki sama Rara.

Perasaan Seungwoo sekarang campur aduk. Antara mau peluk adeknya saking khawatirnya liat keadaan Rara kaya tadi, tapi masih canggung karna masalah sejak seminggu yang lalu belum juga usai. Hingga akhirnya Seungwoo mutusin buat keluar dari kamar Rara.

"Mas" Rara manggil

"Hmm? Kenapa?"

"Mau bicara dulu?" Tanyanya sedikit menahan air mata yang sedari tadi ingin keluar.

Seungwoo balik lagi duduk di samping adeknya.

"Maaf" ujarnya lirih. Tapi berhasil bikin Seungwoo jadi tambah sedih dan ngerasa bersalah.

"Maaf kenapa?"

"Selama ini, Mas udah sesayang ini sama aku, perhatian, care sama aku. Tapi sampe sekarang ngga ada yang bisa aku lakuin sebagai adek mas. Ngga ada yang bisa mas banggain karna punya adek kayak aku" banjir semua kamar Rara.

Baik Rara ataupun Seungwoo keduanya berusaha keras buat ngga memperburuk keadaan, keduanya berusaha buat nahan air mata masing-masing, keduanya berusaha buat nunjukin kalo mereka baik-baik aja hingga ngga perlu dikhawatirin.

Tapi semua itu runtuh ketika melihat air mata satu sama lain. Bener-bener sesayang itu mereka.

"Jangan bilang gitu Qila sayang" ujar sang kakak sambil mengusap air mata yang membasahi pipi chubby adeknya itu.

"Maafin aku, yang selama ini cuma bisa ngekang mas. Ngga memahami kalo Mas juga punya dunia yang lebih luas dari yang aku punya. Mas punya rumah lain yang bisa dijadiin sandaran ketika aku, ayah, dan juga bunda terasa begitu jauh sama Mas.

Tapi mulai sekarang, aku janji sama diriku sendiri buat ngga ngekang Mas Seungwoo lagi. Karna sekarang adekmu ini udah faham Mas. Aku cuma berharap, kalo wanita yang sekarang jadi rumah kedua Mas Seungwoo adalah wanita luar biasa yang mampu melengkapi kekurangan Mas ku ini" Rara nangis sambil senyum.

"Maafin aku ya Mas" air matanya semakin menjadi, membuat Seungwoo rasanya ingin selalu mendekap adek kesayangannya itu.

Dipeluklah Rara, diusap kepalanya pelan, kemudian dicium sayang oleh Seungwoo.

"Qila ku sayang, Mas faham selama ini kamu bersikap gitu karna sayang sama Mas. Karna takut Mas bakalan sakit hati nantinya. Mas faham itu semua, tapi tolong jangan nyalahin diri kamu sendiri. Maafin mas ya"

Seungwoo kembali elus elus kepala adeknya. Seberuntung itu Rara punya kakak kayak Seungwoo :)

"Cepetan dimakan gih, Mas sholat Isya' dulu ya" yang diangguki segera sama Rara.

"Mas, bisa tolong aku buat bikin Mas Seungyoun balik ke jalan yang bener?"

"Seungyoun?"

--

Sekarang, semuanya ngerasa lega. Baik Rara, Seungwoo, ayah dan bundanya, termasuk Mingyu yang dari kemaren ikutan khawatir kalo seorang Aqilla udah marah.

Hari ini, Mingyu dateng ke rumah bawa cemilan buanyak banget kaya mau kemah. Bawa ps an juga. Udah tau adeknya masih sakit semua badannya udah heboh mau diajak main.

Tapi ya inilah Mingyu, ini salah satu cara Mingyu buat menghibur orang yang dia sayang.

"Mas mingyu"

"Hmm" jawabnya selagi fokus main ps sama Seungwoo.

"Bantuin aku dong"

"Bantuin apa?"

"Bikin Mas Seungyoun balik ke jalan yang bener kaya dulu lagi"

Mingyu auto berhenti dari aktivitas main ps nya sama Seungwoo.

Semalem, Seungwoo bilang buat bahas masalah ini bareng sama Mingyu juga. Akhirnya mumpung hari ini Mingyu juga main ke rumah, Rara langsung aja gas.

"Ceritain dulu, kenapa Mas Seungyoun bisa kaya sekarang?"

"Mas" Mingyu malah nyuruh Seungwoo buat ngomong.

"Seungyoun dulu anaknya baik banget, bahkan meskipun sekarang dia kayak gini sisi baiknya ngga pernah ilang dari dia. Kita juga ga tau penyebabnya apa. Yang jelas, Seungyoun yang baik berontak. Ngga ada yang bisa ngehentiin dia. Termasuk aku sama Mingyu"

"Dan gue rasa, adek kita yang tersayang ini bakalan jadi satu satunya orang yang bisa ngubah sikap Seungyoun jadi lebih baik. Ya nggak mas?" Tanya Mingyu sambil rangkul pundak Seungwoo, kemudian menatap manis adek satu-satunya itu.

"Coba dulu, deketin dia baik-baik. Cari apa yang jadi penyebab Seungyoun jadi kayak sekarang. Terus kamu bujuk dia lewat cara yang bisa dia terima. Jangan maksain, karna dia bisa tambah berontak juga Qi" jelas Seungwoo

"Mas Seungyoun udah baik kok. Cuma memang ada beberapa hal yang perlu dia ubah"

"Mas Mingyu sendiri kenapa kemaren-kemaren marah kalo liat aku deket-deket sama Mas Seungyoun?"

"Lah, rumasamu nyapo aku ngonoi?"
(Lah, menurutmu kenapa aku gitu?)

"Mas Mingyu khawatir?

"Ra, Mas tau kok Seungyoun ngga sejahat itu. Tapi alangkah lebih baik buat kamu ngga deket-deket sama dia waktu itu. Tapi waktu ngeliat sikap Seungyoun ke kamu kemaren, Mas yakin aja kalo Seungyoun gabakalan ngapa-ngapain kamu"

"Kita juga berharap kalo Seungyoun bisa ngumpul bareng sama kita nantinya. Mengingat betapa care nya dia dulu sama sahabat, sahabatnya. Betapa baiknya dia yang selaku ngeduluin orang lain daripada dirinya sendiri"

"Mas Seungyoun, pasti bisa kok. Aku bakal bantuin dia"

---

Aku nangis sendiri nulis chap ini 😭

Oiya bwt buat yang nggak ngerti slebor, slebor itu spakbor ya, hehe. Maklum aku orang Jawa.

Mas SeungyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang