A Hug A Day Keeps The Doctor Away

3.1K 388 12
                                    

Aku baru sampai kantor saat Aya memberikan pesan P berkali-kali. Padahal kita hidup di zaman blackberry messenger udah nggak ada tapi kenapa kebiasaan ping ini masih kebawa?

Kenapa?

Udah lihat berita belum?

Berita apa?

Arsya kena skandal sama artis cewek.

Meski tidak menyebut nama lengkap aku sudah tahu pasti siapa Arsya yang dimaksud Aya. 

Sampai situ aku cuma menatap nanar layar handphoneku. Ada bingung yang bertumpuk-tumpuk. Kemudian aku cari di google dan memang jadi trending topik di berbagai situs berita. Padahal berita pertama baru rilis sejam yang lalu tapi sudah jadi sebanyak ini?

Aku pergi dari mejaku untuk ke toilet. Pengen nelfon. Dua kali aku menghubungi Arsyaka tidak diangkat. Yang pertama direject. Yang kedua panggilan sibuk. Mungkin dia juga sedang kalut. Aku kirim chat ke Bhiyan untuk bertanya perihal kebenaran berita itu, tetapi hampir 5 menit juga tidak dibalas. Aku ganti mengirim pesan ke Kevin. Ternyata direspon.

Dari apa pesan yang kutangkap intinya artis perempuan ini merupakan model buat MV terbaru mereka. Kan memang mereka ada rencana rilis lagu baru bulan depan. Tapi malah jadi berita kaya gini.

Aku kembali ke mejaku karena nggak enak ninggalin kerjaan lama lama. Meski di jam-jam selanjutnya aku berusaha fokus, tetep saja hampir tiap jam aku break untuk ngecek perkembangan beritanya di situs berita. Nanti lah kalau dari pihak Arsyaka kan aku bisa tanya mereka langsung. Udah sampe klarifikasi. Tapi peremuan ini mengindikasikan seolah-olah mereka ada hubungan. Gatel banget sih? Aku jadi gemas.

Sore sebelum pulang aku chat Arsyaka. Bertanya apakah ia ada waktu untuk menelpon. Tetapi pesanku tidak dibalas, dibaca aja masih dnggak. Yang bikin aku mikir yang enggak enggak.... kalau ternyata..... mmmm kenapa dia nggak mau bahas ini sama aku....sih? Gimana kalau sebenernya itu.... mmm bene...r..an. Hiks.

Apa aku pernah cemburu? Jawabannya pasti. Pernah. Bagaimanapun yang namanya artis pasti lebih perawatan dan lebih cantik daripada aku. Meskipun aku masih merasa aku nggak jelek-jelek amat, tetapi ya rasanya tetap masih kalah bening dengan mereka. Gimana kalau ternyata Arsyaka udah bosan sama aku trus nyari yang lain? Aku merengut. Kok rasanya ada suara retak-retak dari dalam hatiku. Meski aku juga sudah siap sedari awal kalau hubunganku ini bisa berujung tidak jadi apa apa.

 Aku bengong dan masih berpikir melebar kemana-mana di ruang tamu sampai Aya pulang dari kantor. Ia langsung duduk dan mentowel pundakku. "Gimana?" tanyanya.

Aku menggeleng pelan. Aku ceritakan kabar yang aku dapat tadi pagi. Belum dapet kabar terbaru sore ini ya karena mereka jadi nggak respon mungkin karena masih rapat rapat gitu nyari penanganan, kan nggak enak mau ngebombardir juga.

Hei, maaf baru bales. Baru nyampe apart.
Akhirnya balasan pesan dari Bhiyan.

Oh udah pulang? Udah selesai masalahnya?

Kitanya udah, Arsya belum. Masih ngobrol banyak sama agensi.

Tapi nanti pulang?

Iya kata dia.

Aku boleh ke sana?

Entah apa yang menyebabkan aku impulsif bertanya itu. Aku hanya merasa perlu berbicara dengan Arsyaka. Akhirnya malam itu pergi ke apartment mereka. Aku udah bilang Mas Pram juga niatnya cuma pengen bicara sama Arsyaka, dan kata beliau boleh. Aneh banget tapi bagaimana pun hubunganku memanh nggak sederhana, karena dia artis sih ya. Perlu izin setidaknya manajernya tahu kalau misal ada apa-apa bisa klarifikasi.

Dari JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang