Hari Ulang Tahunku

2.6K 341 21
                                    

16 Juni baru berganti 1 menit yang lalu. Kakiku yang awalnya asal bergerak karena gugup lama lama tenang sendiri. Mereda tidak lagi excited. Mungkin dia lupa. Atau sedang ketiduran. Atau sedang sibuk. Atau sedang yang lain. Tunggu 5 menit deh, kalau nggak ada pesan aku tidur. Padahal aku udah ngantuk banget dari tadi. 

Belum lima menit tapi aku sudah mengecek handphone serasa ribuan kali. Tetapi nggak ada tanda-tanda pesan masuk darinya. Apa aku perlu menunggu 5 menit lagi?

Tapi bahkan setelah aku menguap berkali-kali, pesan yang kuharapkan tidak muncul juga. Oke aku akan tidur.

Sudah berbaring pun masih kepikiran. Eh apa aku tanya Bhiyan atau Kevin aja? Aku buka chatroom Kevin. Dan huh? Isinya cuma aku nanya mereka lagi dimana? Selama ini aku cuma nanyain itu aja?? Dan berulang?? Nggak pernah gitu nanyain kabar Kevin sendiri??

Aku mencoba membuka chatroom dengan Bhiyan. Lah sama aja, isinya percakapan pendek aku bertanya lagi apa dibalas Bhiyan lagi latihan, berulang seperti di copy paste cuma ganti tanggal. Bisa bisanya.

Aku tuh... se-egois itu ya?

Aku jadi memilih mematikan handphone dan berbaring. Mungkin tidur saja. Mungkin merenung saja. Selama ini memangnya sudah ngapain aja ke orang lain? Sudah bantuin apa? Sudah jadi manusia bermanfaat seperti apa? Aku jadi rendah diri. Sudah setua ini masih saja gini gini.

Paginya hp berdering saat kunyalakan. Bukan dari dia tapi telepon dari adek aku.

"Haloo kakak tua selamat ulang tahuun." Berani-beraninya.

"Iye." Kujawab gitu aja karena lagi bete.

"Dih sinis banget. Pms?"

"Enggak ya."

"Oh tau nih, lagi nggak dibales pesannya?" Emang adek aku tuh suka tau hal-hal kaya gini ya kalo pulang dan ketemu, paling-paling cerita gituan kan. Dia mah enak sama pacarnya beda kantor doang tiap hari antar jemput makan bareng udah hampir kaya tiap minggu ngedate.

"Enggak ih dibilang, sotau."

"Hahahaha."

"Udah ya aku buru-buru mau mandi, mau ngantor." Klik. Nggak sampe nunggu dia ngomong udah aku matiin. Paling juga cuma nggodain lagi yang bisa-bisa memperpanjang badmood-ku. Hari ini kan hari baruku, harusnya diisi dengan hal-hal yang baik dan berguna.

Selesai mandi dan saat bersiap-siap aku mengecek ponselku lagi. Ternyata ada missed call beberapa kali. Adekku lagi. Tidak kuhiraukan sampai aku tiba di kantor. 

"Apa lagi?"

"Hiiiih. Susah banget dihubungin. Gitu marah-marah kalau kak Arsya susah dihubungin orang situ sama aja." Kan bawa bawa.

"Kenapa? Kan mbak udah bilang lagi siap siap ini baru longgar pas nyampe kantor jadi diangkat," jawabku dengan tenang.

"Padahal ngangkat tuh nggak butuh waktu lama tau disempetin bisa."

"Udah kan ini udah diangkat. Mau bilang apa lagi sih?"

"Itu, aku ngirim hadiah ke Mbak. Tapi pake alamat kantor soalnya takut kalo ke rumah gaada orang malah delay. Harusnya nyampe hari ini jadi nanti jangan lupa tanya ke resepsionis ya, Mbak." Klik. Dia yang nutup.

Oh. Aku jadi tersenyum. Bapak ibu belum nelepon sih paling nanti malem, lebih sering nunggu aku senggang kalo mereka.

Siang-siang ada kue besar dateng ke kantor. Dari Aya. Bener-bener, tadi pagi ketemu aku di rumah juga sok cuek sok sok nggak inget. Langsung aku telpon anaknya.

"Nggak lucu tau surprise-nyaa."

"Emang lagi nggak ngelucu." Iya juga ya.

"Ini gede banget, Ya."

Dari JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang