Dua atau Tiga

2.8K 348 15
                                    

"Udah lama nunggunya?"

"Enggak kok, bentar." Aku berbohong sedikit.

Malam itu aku ikut rombongan Arsyaka and the band, The Vidays, and the staff, yang sedang menyelenggarakan tour konser di Bangkok. Arsyaka yang bayarin tiketnya, hehe katanya hadiah ulang tahun yang delay. Namun kami berangkat dengan pesawat yang berbeda. Aku yang berangkat dengan pesawat yang lebih dulu sudah tiba di bandara dan sudah 2 jam lebih menunggu mereka karena pesawat mereka delay landing-nya.

Bodohnya ya kenapa sebelum berangkat aku tadi nggak bertanya aja sih di mana Arsyaka pesan hotelnya. Kan aku bisa naik taksi duluan daripada nunggu di sini. 

Untungnya ketika mereka dateng aku langsung disuruh masuk mobil duluan sama Mas Pram sama Mas Oky, manajernya yang lain. Arsyaka ada di mobil yang lain dan kita bertemu di hotel.

"Yan, tukeran kamar dong," Arsyaka melobi Bhiyan untuk bertukar kamar. Aku mengernyit sedikit heran. Memang mamar Bhiyan yang hadap-hadapan sama kamar aku, tapi emangnya buat apa tukar kamar? Kan kami juga bakal tidur di kamar masing-masing. 

"Nggak mau ya, Bang, gue udah ngincer view ini dari lama." Bhiyan ternyata nggak mau ngalah. 

"Dih pelit." Emang kenapa sih? Bikin apa kalau kamarnya depanan sama kamarku?

"Sama, Bang Kevin aja tuh. Sebelah-sebelahan pas." Arsyaka kemudian berganti menatap Kevin.

"Nggak. Emang apa faedahnya sih deket-deketan kamar?" Aku juga bertanya-tanya. Aneh banget lagian Arsyaka ini.

"Ya kalo ada apa apa kan aku bisa langsung tahu." Padahal kamar kami tuh cuma sebelah-sebelahan semua sama anggota member lain. Sama staff juga banyak di lantai ini. 

"Enggak ya! Yang ada kalian tuh harus dijauh-jauhin. Ini tuh bukan agenda honeymoon ya Arsya!" Kevin menolak mentah-mentah.

 Aku hampir terbatuk-batuk keselek. Untung bisa berhenti nggak berapa lama. Lagian Arsyaka emang ada-ada aja kenapa jadi dia yang clingy gini sih?!

Kami masuk kamar masing-masing. Aku cuma sempat berdadah kecil ke Arsyaka. Tidak sempat mengobrol banyak. Setelah aku mandi dan bersihin make up, Arsyaka mengirim pesan. Minta dibukain pintu. Beneran nggak mau ngetuk pintu kamar karena takut ketahuan nanti digorok sama Kevin.

"Kamu udah bisa tidur kalau habis aku cium?" Pertanyaannya macam apa ini tiba-tiba diucapkan begitu dia masuk.

"Kalau udah emang kenapa?"

Dia lalu mendekatkan bibirnya dan itu terjadi lagi. Another scene of kissing with Arsyaka. The slow kisses and fast heartbeats.

"Kenapa tiba tiba kamu.." aku tuh belum beres ngomongnya udah dibungkam lagi.

"Kangen. Banget." Kita emang udah 3 bulan nggak ketemu. Aku diangkatnya dengan masih belum melepas tautan bibir itu untuk kemudian dia duduk di kursi. Untung nggak di kasur.

"Ayaka?"

"Mm?"

Jeda yang lama sebelum aku bisa menyelesaikan kalimat ini. Mulut kami sibuk melahap satu sama lain jadi sulit untuk berbicara. "Timeline rencana kamu sebenarnya gimana, sih?" Aku akhirnya bisa bertanya.

Arsyaka belum menjawab malah kemudian mencondongkan wajahnya lagi. Dia tuh lagi ngetes apa gimana sih? Ini bisa tahan berapa lama ciuman gitu? Ini udah lama banget rasanya jantung aku udah aneh banget ritmenya tapi dia belum mau berhenti.

"Tau ga, Na. World's longest kissing tuh 58 jam." Ujarnya absurd.

"TRUS KAMU MAU CIUMAN DUA HARI GITU?"

Dari JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang