IT Girl & Fotografer

2.4K 324 26
                                    

Happy Reading....





Tidak seperti biasanya, pagi ini hujan turun sangat deras dengan volume air yang cukup besar. Aku menatap itu semua sembari menikmati secangkir teh hangat yang baru saja dibuatkan oleh Mama dengan sepiring biskuet untuk menemani kegiatan ku membuat Web untuk fotografer terkenal itu.

Saat ini aku sedang mengerjakan bagian dari Front end developer atau halaman Web yang dapat dilihat oleh pengguna atau User, dibagian ini biasanya menggunakan HTLM, CSS dan JavaScript dengan kegunaannya masing-masing untuk menunjang tampilannya.

Sebagai Client pertama ku, aku tak ingin membuat Vano kecewa, aku ingin membuatnya merasa puas dengan hasil kerja ku dan dengan seperti itu aku berharap dia dapat merekomendasikan ku kepada teman-temannya.

Melepaskan kacamata yang bertengger dihidung ku, aku lantas mematikan laptop didepan ku setelah menyimpan hasil pekerjaanku. Aku masih belum terlalu mengerjakan lebih banyak lagi karena masih ada harus yang ku konsultasikan lagi kepada Vano.

"Kak, nanti kamu jadi ketemu Client mu itu?'' Aku mengangguk sembari menaruh laptopku didalam kamar.

"Kenapa emang Ma? Mama mau nitip apa?" Aku menghampiri Mama yang sedang sibuk menjahit pesanan dari tetangga-tetangga kami disini. Mama memang memiliki keahlian menjahit yang cukup mumpuni sehingga dia berani mengambil pesanan jahitan.

Mama menghentikan kegiatannya menjahit . "Kamu ngomong apa kak?"

Aku mengambil potongan biskuit yang berada disamping mesin jahit Mama dan mengunyahnya pelan.

"Kamu itu kak, punya Mama masih aja diambil." Aku meringis pelan yang menampilkan deretan gigi rapi ku, aku terlalu malas untuk mengambil biskuit ku yang masih berada di ruang tamu bersama teh yang bisa kupastikan sudah dingin.

"Punya ku didepan males ngambilnya. Tadi aku tanya Mama kenapa nanya emang ada yang mau Mama titipin?"

"Iya, itu nanti pas kamu keluar tolong kasihin jahitan ibu Yuna ya, yang rumahnya didepan komplek itu loh kak."

Aku berusaha mengingat-ngingat dimana rumah ibu Yuna yang mana yang Mama maksud tapi tetap saja aku tak tau dimana rumahnya.

"Yang depan komplek banget kak, yang rumahnya cat putih."

"Yaudah deh gampang ntar aku cari, aku mau mandi dulu ini takut telat ntar ketemu Client ku." Mama mengangguk dan kembali melanjutkan pekerjannya menjahit pesanan baju jahitannya.

**

Rupanya mencari rumah ibu Yuna tidak terlalu sulit, rumahnya terlalu mencolok diantara rumah lainnya. Rumah dengan suasana alami yang banyak ditanami bunga-bunga serta beberapa pohon terlihat sejuk dipandang.

Aku mengetuk pintu rumahnya beberapa kali sambil masih melirik halamannya yang luas. Suara knop pintu yang dibuka menyadarkan ku yang masih menatap halaman rumah ibu Yuna.

"Siapa yaa?" Seorang Pria dengan perawakan tubuh yang tinggi serta kulit putih yang hampir pucat itu membuka pintu dengah hanya mengenakan kaus hitam dan celana pendek khas rumahan.

"Oh aku anak ibu Dara, yang rumahnya diujung sana. Mau nganterin pesanan Ibu Yuna" Aku menyodorkan paperbag yang aku pegang sedaritadi yang berisi Jahitan ibu Yuna kepada laki-laki didepan ku ini. "Ini pesanan ibu Yuna."

"Ahh ya terima kasih, uangnya sudah atau belum ya?" Dia menerima paperbag itu tanpa mengeceknya.

"Sudah kok, kalau begitu permisi dulu yaa." Setelah mengatakan itu aku melangkah keluar dari rumah mewah tersebut dan melanjutkan perjalanan untuk menemui Vano.

Vsoo(One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang