Chapter [2]

5.1K 409 65
                                    

Hari yang Xiao Zhan benci pun akhirnya tiba, sebab anak teman ibunya akan datang pada hari ini juga. Karna hal itu pula Xiao Zhan tidak diperbolehkan untuk keluar rumah oleh sang ibu, padahalkan dia ingin pergi ke minimarket untuk membeli ice cream.

"Ma, Xiao Zhan pengen keluar beli ice cream. Boleh ya? Bentar aja, please~".

"Ngga, mama ngga ijinin kak. Kalo anak temen mama dateng gimana? Kan kasian udah ajuh jauh dateng taunya dirumah ngga ada orang".

"Tapi ma--".

"Udah deh kak, nurut aja apa kata mama. Nanti pas pulang dari toko mama beliin deh, kalo perlu beli 5 cup gede buat kamu".

"Ngga mau ih, aku kan pengen makannya sekarang bukan ntar sore".

"Ya ampun kak, dengerin mama deh kali ini aja. Yaudah ya mama berangkat ke toko dulu, udah ditungguin sama tante Mei Mei nih. Bye kakak, hati hati dirumah ya".

Ucap wanita paruh baya itu kemudian pergi meninggalkan anaknya seorang diri dirumah, tega tak tega sebenarnya. Mau bagaimana lagi, anak temannya akan datang hari ini. Lebih tidak enak lagi jika membiarkan rumah kosong bukan? Jadi jalan satu satunya ia harus meninggalkan Xiao Zhan disini.

"Ck, mama nyebelin banget deh. Aku kan pengen makan ice cream, masa harus nunggu ntar sore. Ngga bisa diginiin gue tuh, mendingan gue pergi sekarang aja. Siapa tau anak temenya mama dateng nanti sore, kalo bisa mah ngga usah dateng aja sekalian".

Ucap Xiao Zhan seorang diri, sedikit menakutkan memang tapi itulah kira kira ungkapan kekesalan Xiao Zhan saat ini. Jadi tanpa sadar ocehanya keluar begitu saja.

"Mending gue jalan sekarang daripada gue ngiler. Okelah, say hello for ice cream~".

Xiao Zhan berjalan keluar rumah dengan memakai kupluknya, hari ini lumayan panas jadi ia harus melindungi kulitnya dari sinar matahari. Mana tahan jika Xiao Zhan harus berjalan dibawah sinar UV tanpa pelindung apapun, seperti hoodie misalnya.

"Ini aja kak?".

"Iya mba".

"Kita lagi ada promo loh kak, beli 2 gratis satu. Atau mau tebus murah juga bisa, itu barangnya ada disebelah sana".

"Em, saya ambil yang dua gratis satu deh mba".

"Oke deh kak, silahkan diambil".

Xiao Zhan mengambil ice cream gratisnya yang berukuran sedikit lebih kecil dari yang ia ambil sebelumnya, setelah itu memberikannya pada si penjaga kasir.

Ditempat lain, tepatnya di rumah Xiao Zhan. Sedang berdiri sesosok pria tampan sambil memegang koper warna hitam miliknya, sudah berkali kali ia menekan bell namun tidak ada satu orang pun yang keluar.

"Ampun deh, pada kemana sih ini orang? Rumah segede gini ngga ada yang jagain apa ya? Atau gue salah rumah? Tapi ngga mungkin sih, soalnya alamat yang dikasih sama nyokap sama persis kaya yang ada ditembok itu. Tapi--".

"Siapa lo? Ngapain ada disini? Lo mau maling ya?".

Pria berparas tampan itu hanya mengerutkan alisnya bingung, ia juga tak habis fikir. Wajah setampan dia masa dikatai maling, yang benar saja.

"Apa lo bilang? Lo ngatain gue maling? Eh denger ya mba, gue ini temen anaknya yang punya rumah ini. Jadi jangan asal ngomong deh".

"Mba jidat lo lebar, gue cowok bukan cewek! Lagian kalo bukan mau maling, terus ngapain lo ada disini?".

"Cantik cantik budeg juga ya mba ini, kan gue udah bilang kalo gue ini anak temenya yang punya rumah ini mba".

"Mba mbe mba mbe, gue ini cowok bukan cewek! Dan gue ngga perduli lo itu siapa, jadi minggir gue mau masuk".

Oh My Pretty Boy [YiZhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang