Chapter [19]

1.8K 183 2
                                    

Yibo dan Xao Lung telah sampai dirumah sakit dan segera menuju ke ruang jenazah, mereka akan memastikan jika yang berada disana bukanlah Magdalena.

"Permisi suster saya Wang Yibo keluarga dari pasien yang bernama Magdalena Cho".

"Oh anda sudah datang, mari ikut saya".

Perawat itu membawa Yibo dan Xao Lung ke tempat dimana orang yang diperkiraan bernama Magdalena itu berada, dengan tubuh bergetar Yibo mencoba untuk tetap menguatkan diri dan memastikan jika itu bukanlah Magdalena yang ia maksud.

"Ini tuan silahkan anda pastikan sendiri, berhubung jam kerja saya akan segera berakhir maka saya akan undur diri, tapi anda tenang saja perawat yang lain akan segera datang. Kalau begitu saya permisi".

Yibo tak menjawab ucapan perawat tersebut, fokusnya kini hanya tertuju pada satu sosok yang kini telah terbujur kaku diatas ranjang rumah sakit.

"Perlu gue bantu?".

Xao Lung menawarkan diri untuk membantu Yibo namun pria ini menggelengkan kepalanya dan menjulurkan tangan kanan untuk membuka kain penutup itu, dengan kekuatan yang tersisa Yibo menarik kain tersebut dan terpampang dengan jelas sosok dengan wajah yang sangat familiar baginya.

Seperti jeli yang lunak Yibo terjatuh begitu saja diatas dinginnya lantai rumah sakit, membuat Xao Lung terkejut namun ia tak lantas membantunya. Dia juga sama terkejutnya dengan Yibo saat ini, ternyata yang mereka takutkan benar benar terjadi.

Suara isakan mulai keluar dari bibir Yibo, dengan perlahan ia mulai bangkit dan kembali mendekati jasad sang kakak ipar.

"Kenapa lo lakuin ini ke gue? Bahkan lo ngga bilang apa apa! Lo ngga bisa lakuin ini, ngga, NGGA BISA!! ARRGHHH... SIAL! GUE BAHKAN BELUM BISA BIKIN KALIAN BAHAGIA!! LO HARUS BANGUN! LO NGGA BOLEH NINGGALIN MEREKA GITU AJA!! CEPET BANGUN!!".

'Bugh! Bugh! Bugh'

Yibo kembali meluapkan emosinya dengan cara meninju ranjang rumah sakit yang diatasnya terdapat jasad Magdalena, sekuat tenaga Xao Lung meraih tubuh Yibo dan menghentikan aksi brutal teman satu sekolahnya dulu.

"Ngga usah nyakitin diri lo sendiri, meskipun lo ancurin tangan lo dia ngga akan bisa balik lagi. Lebih baik lo pikirin cara supaya anak anak jangan sampai tau, dan kita harus segera urus pemakamannya sekarang juga".

"Hah gampang buat lo ngomong kaya gitu, KARNA LO NGGA RASAIN APA YANG GUE RASAIN BRENGSEK!! BAHKAN DIA NGGA BILANG APA APA SAMA GUE! DIA NGGA KASIH SALAM PERPISAHAN BUAT MEREKA! DAN LO NGGA TAU APA YANG BAKAL TERJADI SAMA ANAK ANAK KALO SAMPE MEREKA TAU SOAL INI!".

'Brak!!'

Xao Lung menghempaskan tubuh Yibo dengan kuat hingga membentur tembok dibelakangnya, hanya dengan cara itu pria bermarga Wang ini bisa sadar jika emosi tak akan menjadi solusi bagi masalah mereka.

"Wang Yibo dengerin gue baik baik, mungkin gue ngga ngerti sama apa yang lo rasain karna emang gue bukan elo. Dan bullshit banget kalo gue bilang gue bisa rasain apa yang lo rasain, sebab yang tau semua itu cuma elo, tapi satu yang gue minta dari lo. Lo harus kuat buat anak anak, mungkin berat tapi gue yakin lo bisa lewatin ini semua. Jangan khawatir, kita selalu ada buat lo. Kita juga bakal bantu semampu yang kita bisa, jadi gue mohon jadilah Wang Yibo yang gue kenal, Wang Yibo yang tangguh".

Setelah mengucapakan kata kata tersebut Xao Lung pergi meninggalkan Yibo, sebab ada panggilan masuk di ponselnya dan itu dari Ye In.

"Halo".

"........"

"Ya kita udah pastiin dan memang bener itu dia".

"........"

Oh My Pretty Boy [YiZhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang