[3]

3.9K 393 64
                                    

Berita mengenai kembalinya putri Hyuga yang menghilang, masih bertahan selama sebulan dalam peringkat 10 besar pencarian artikel teratas. Tentu saja berkat eksistensinya sebagai aktris, semua orang semakin bertanya-tanya. Seperti apa aktris yang sebenarnya putri konglomerat itu?

Tentu saja tidak semua berita terdengar positif. Ada juga berita negatif yang menyudutkan Hinata dengan membawa masa lalunya. Apa lagi kalau bukan penipuan publik terhadap identitasnya saat debut dulu, juga rumor bahwa ia memberikan upah tutup mulut untuk tidak membongkar sekolah dan latar pendidikannya.

Untuk menangani keributan tersebut, Hinata merilis permohonan maaf bertulis tangan dan diposting di akun media sosialnya. Ia sebenarnya bisa menuliskan alasan 'permasalahan keluarga', agar masyarakat dapat memakluminya. Itulah yang disarankan Hiashi. Namun Hinata tak ingin Hyuga dipersalahkan. Jadi, ia tak menjelaskan alasan apapun dan cukup menuliskan permohonan maaf saja.

Untuk rumor bahwa ia menyuap untuk menyembunyikan identitasnya, memang benar. Namun, entah mengapa orang-orang yang ia suap dulu, dengan mudah menunjukkan bukti tentang rekam jejaknya di sekolah pada media. Termasuk prestasi-prestasinya. Hinata tidak masuk sekolah elit, tapi berkat prestasinya, ia mendapat beasiswa di Universitas Tokyo dan berkuliah di Jurusan Ekonomi.

Hinata jadi heran. Apakah dulu saat ia menyuap mereka, data-data itu tidak dihapus? Yang lebih aneh adalah, namanya dalam data tersebut sudah berubah menjadi Hyuga. Seharusnya ia menggunakan marga ibunya, Kanoe.

"Orang kaya memang hebat." Komentar Ino. "Tidak salah aku mengikutimu." Kata Ino masih dengan tangan dan mata terfokus pada kuku jari Hinata. Ia mewarnai kuku-kuku Hinata dan menghiasnya. Sementara Sai membuat desert. Hinata tidur terlentang membiarkan kuku-kuku jarinya dihias sementara wajahnya berbalut masker putih tipis. Ia harus tampil sempurna untuk acara penting nanti malam.

"Saat anak kalian lahir, aku akan memberikan kalian hadiah. Sebagai gantinya, kau harus menyerahkan anak itu padaku. Ia harus mengabdi padaku."

Ino terhenyak sesaat. Perkataan Hinata sedikit rancu. Ia menghentikan aktivitasnya, lalu memandangi Hinata yang sedang terpejam dengan tatapan heran.

"Aku senang mendengar kata hadiah darimu, tapi... kenapa aku harus menyerahkan anakku?"

"Anak? Anak apanya?" Sai datang, dengan semangkuk salad buah lalu duduk di samping Hinata sembari menyuapkan gadis itu buah sepotong demi sepotong. "Kau hamil, Ino?"

"Tidak."

Mendengar jawaban Ino, iris perak Hinata yang terpejam mendadak terbuka. Ia beringsut dari posisinya, melepas masker dan duduk bersila menatap kedua sahabatnya.

"Kau tidak hamil, lalu kenapa kalian tiba-tiba menikah?"

Sai memilih tidak menjawab pertanyaan itu. Ia meninggalkan mangkuk salad buahnya pada Hinata, lalu pergi untuk mengambil es krim. Kini tinggal Ino saja di tempat itu yang harus menjelaskan semuanya pada Hinata.

"Tidakkah kau merasa telah merepotkan kami akhir-akhir ini? Sai sangat kesal melihatmu bertengkar dengan ayahmu, jadi ia mencari penghiburan."

Alasan yang dibuat Ino semakin tidak meyakinkan. Hinata mengernyitkan dahinya.

"... penghiburan kalian, dengan menikah?"

Ino menanggukkan kepalanya dengan mantap. Hinata makin tidak percaya.

"Apa kau tidak tahu, betapa setres-nya kami setiap kau terlibat masalah dan skandal?" Ino lalu berbisik. "Setiap kali kau membuat masalah, Sai merasa kesal karena hanya bisa memasak saja. Jadi, setiap kau berulah ia pasti memaksaku untuk melakukan @^%^&%^$#&* dengan sangat (**^&%%*^$%#. Lalu puncaknya pada saat kau bertemu ayahmu dua minggu yang lalu."

A Perfect ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang