[6]

4.8K 450 101
                                    


Iris tosca Ino bergantian memicing menatap Sasuke dan Hinata dengan pandangan curiga. Ia tidak percaya Hinata, tapi ia lebih tidak mempercayai Sasuke. Pria itu berbahaya. Bahkan bernapas saja berbahaya, dan pria penjahat kelamin ini akan tinggal di rumah Hinata.

"Aku akan ijinkan, dengan syarat pria ini tidur di kandang Kong."

"Apa?" Sasuke hendak protes lebih keras lagi, tapi suaranya tertelan begitu saja ketika Sai datang dengan membawa rumah kayu cukup besar.

"Kau tenang saja, Kong anjing besar yang menggemaskan." Kata Ino. Wanita itu lalu menyuruh suaminya meletakkan kandang Kong ke sudut ruang keluarga, tepat di sebelah TV menghadap sofa panjang yang biasa digunakan Hinata untuk bersantai. Sasuke ingin protes lebih banyak lagi tapi ia membutuhkan bantuan. Ketika ia melirik Hinata, wanita itu justru melengos pergi ke dapur untuk mengambil es krim.

Terpaksa Sasuke berjuang mempertahankan tempat tidur nyamannya sendirian.

"Kau suruh aku tidur di sini? Ini menentang hak asasi manusia."

"Kau sebut dirimu anjing penjaga lalu mengatakan hak asasi manusia. Sebenarnya kau ini anjing atau manusia?"

Anjing yang berwujud manusia.

Sasuke akhirnya memilih diam. Ia memandangi rumah -kecil- barunya itu dengan pandangan miris memelas. Bahkan Sai telah mempersiapkan bantal empuk di sana. Ia lalu duduk bersila di bantal empuk itu.

"Baiklah, aku di sini. Puas?"

Sai langsung mengunci sebelah tangannya dengan rantai besi. Lalu secara tiba-tiba ia mengebor lantai Hinata dan menautkan baut baja agar rumah anjing itu menempel dengan lantai.

"Dengan begini ia tidak akan menyerang Hinata." Pria itu meniup mata bor-nya dengan onik memicing sinis.

Hinata yang menjadi pusat dari semua ini justru asyik menyantap es krim buatan Sai. Ia melihat semua itu dengan pandangan datar tidak peduli.

"Kau mengurung anjingmu?" Tanya Sasuke setengah berteriak. Ia tidak menyangka wanita ini begitu kejam pada pria tampan perkasa sepertinya.

"Masih untung aku tidak mengikat lehermu." Kata Hinata tidak peduli. Seketika Ino muncul di belakang Sasuke dan memasang ikat leher.

"Satu sentuhan lagi." Kata wanita itu lalu memasang bandana telinga anjing di kepala Sasuke. "Sempurna."

Sasuke speechless. Lebih tepatnya ia menyesal. Kabur ke Hinata bagai hidup di gubuk derita. Entah sejak kapan nama "KONG" di kandang anjing itu berubah menjadi "KONGSUKE" dengan huruf G yang dicoret.

KONSUKE.

Sasuke mulai berpikir, mungkin seharusnya ia menjadi manusia nomaden yang berpindah tempat dari wanita satu ke wanita lainnya, atau menjadi selingkuhan istri pejabat.

Sebenarnya yang menyebalkan di sini adalah Ino dan Sai, CEO dan asisten psikopat yang suka sekali menyiksanya. Entah mengapa Sasuke selalu merasa dua orang itu seakan punya dendam padanya. Tentunya yang paling psikopat dari semuanya tak lain adalah Hinata.

Masih dalam posisinya duduk bersila, ia memicingkan matanya pada sosok wanita yang dengan santainya menikmati es krim. Wanita itu santai sekali mengenakan hotpants ketat, walaupun ia mengenakan kaus oblong biasa. Rambut panjangnya digelung dan entah kenapa pakaian rumahan sederhana itu membuatnya terlihat seksi.

Bagaimanapun Hinata adalah seorang aktris. Ia pernah menjadi brand ambassador merek bikini dan pakaian dalam ternama. Sebelum bertemu dengan Hinata, Sasuke sering memelototi tubuh seksi Hinata dan bikini-nya. Seandainya ia bisa melihat tubuh indah itu secara langsung.

A Perfect ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang