121. tujuanku satu nama

13 5 0
                                    

Kata Citrakara di pinggir jalan itu,
Caya asmara yang bain itu perlu.
Belum sempat kutanya mengapa,
Ia berkata, jangan bramawisata.

Aku belum paham, sebenarnya.
Bodohnya, tak berani bertanya.
Akhirnya, aku hanya astunkara.
Membawa pulang tanda tanya.

Dunia ini astula. Loka yang kirana.
Mengapa tidak kujelajahi semua?
Atau, aku salah prasangka?
Bukan dunia. Tapi, dia.

Ingin sekali kutanya pada manusia itu,
"Bolehkah diri ini menetap di hatimu?
Tak perlu tepian. Tak apa tenggelam."

Dia bukan bahar. Tapi, aku hanyut.
Biar rasa jadi pelaut yang melaut.
Yang tak perlu bahtera untuk pergi.
Dengan tuju hanya satu nama; dia.

—Ayn.

27 Maret 2019.

kata orang biasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang