98. sepakat

14 5 0
                                    

Setelah membaca surat-surat itu,
rasanya aneh bila sadar,
perihal surat-surat yang terkemas rapi,
namun tidak pernah sampai tuju.

Tentang bagaimana aku setuju
bahwa aku hanya sedikit kagum.
Namun, entah bagaimana caranya,
rasa kagum itu berubah namanya.

Tentang aku dan kamu yang masih kuno,
mau bicara saja harus pakai lembar kertas.
Bersua tak bersuara, ada tapi tiada.
Bukan tanpa alasan, bukan banyak alasan.

Tentang harap gila yang memaksa
kesabaran untuk tetap bertahan.
Juga pertanyaan-pertanyaan
tanpa jawaban kala itu.

Bagian tersulitnya, ketika masa dan jarak
bekerja sama untuk membuat aku dan kamu
sadar perihal di mana aku dan kamu kala itu.

Dan akhirnya, aku dan kamu berakhir juga.
Bukan sepihak, tapi karena sepakat.

—Ayn.


8 Februari 2019.

kata orang biasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang