7. Sakit

219 73 316
                                    

Lima tahun sebelumnya.

"Hai, nama gue Dwi Fahrian Putra. Boleh kenalan?"

Cowok berkulit sawo matang dengan perawakan paling tinggi di kelas mendekati seorang gadis yang sedang sibuk memakan bekalnya.

Tak ada sahutan dari cewek berkuncir kuda itu, ia masih asik menghabiskan makan siangnya. Menganggap seolah kehadiran Fahri tidak ada.

"Hai, nama gue Dwi Fahrian Putra. Boleh kenalan?"

Ulangnya sekali lagi dengan suara yang lebih lantang, dan lagi tak ada jawaban darinya.

"Lo denger gue gak sih?"

Fahri kecil mulai gemas dengan sikap lawan bicaranya kemudian ditarik lah ikat rambut cewek itu sampai terlepas dari surai rambutnya barulah dia menoleh ke Fahri menunjukkan mimik kesalnya.

Fahri mengerutkan dahi bersamaan dengan satu tarikan alis terangkat, sesuatu yang aneh muncul di kedua pipi gadis berambut cokelat itu, Fahri yang tidak tahu apa yang terjadi padanya saat itu memandangnya dengan raut wajah bingung.

"Kok pipinya merah?" Ujar Fahri polos.

"Diam!" Akhirnya Dia mengeluarkan suara. Diraihlah ikat rambut miliknya dari tangan Fahri dengan paksa. Secepatnya ia berlari menjauh dari Cowok menyebalkan itu.

"Padahal cuma mau kenalan." Fahri memanyunkan bibirnya. Matanya mengikuti perginya gadis itu yang berlari keluar kelas. Suasana di dalam kini hanya tersisa dia seorang.

Keesokan harinya, tak ada kata menyerah untuk Fahri mengenal dia, si gadis berkacamata.

Setelah bel Istirahat berbunyi, Fahri segera mendekat ke meja paling depan dan kali ini dengan membawa kotak bekal ia duduk di sampingnya.

"Gue bawa bekal." Fahri dengan sombong memamerkan kotak bekal bergambar Spongebob.

"Gak nanya" ketusnya.

"Gue boleh makan disini kan?" Lanjut Fahri tak merespon tanggapan dingin dia.

"Gak boleh"

"Kenapa?" Nada suara Fahri memelas.

"Boleh deh"

Senyum Fahri melebar memamerkan deretan giginya, merasa bangga akhirnya cewek dingin di kelasnya ini mau berbicara dengannya meski memang masih terasa judes.

"Nama gue Yuna"

Fahri tersedak di sela-sela makan siangnya tak kala mendengar gadis itu memperkenalkan diri tanpa perlu disuruh!! Oh tuhan, Fahri tidak bisa menyembunyikan kesenangannya ini. Berkali-kali pun ia menampar pipinya
memastikan yang dilihatnya sekarang bukanlah mimpi.

"Jangan dipukul mulu pipinya," Ujar Yuna memberi sebotol air pada Fahri yang tanpa pikir panjang langsung diminumnya.

"Lo orangnya tertutup ya?" Tebak Fahri.

"Iya"

LOOK AT ME (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang