2. Gawat!

397 133 658
                                    

Mobil hitam milik Alvi melaju begitu cepat menerobos jalanan yang sepi pengendara. Keyra yang duduk di samping pun sepanjang perjalanan menutup matanya sambil terus memegang sabuk mobil dengan erat. Berharap agar sampai di rumah dengan selamat.

Karena hujan, jalanan menjadi sepi. Hal ini membuat Alvi senang berkendara saat hujan, ia bisa leluasa mengatur laju kecepatannya. meski tau berbahaya.

"Kak pelan-pelan," Kata Keyra yang sejak tadi diam menahan rasa takut.

Beberapa menit kemudian laju mobil berubah menjadi pelan sesuai yang dikatakan Keyra.

"Kenapa gue gak bilang daritadi, dasar bodoh"

"Rumahmu kemana lagi?" tanya Alvi, mobilnya berhenti dipertigaan jalan.

"Ke kanan kak," ucap Keyra lembut.

"Kamu jadi sopan begini, apa hanya perasaan saya saja?"

"Berbeda sekali dengan awal kita bertemu," lanjutnya. Tercetak seringai tipis dari bibir Alvi memandang ke arah Keyra selama beberapa detik sebelum kembali berfokus pada jalan.

"Gue, eh. Aku emang sopan orangnya" sergahnya.

"Kalo sama saya santai aja, mau kamu panggil saya lo, Alvi, kamu, kakak, sayang. Terserah asal kamu nyaman"

Keyra tersedak meski tak ada apapun yang masuk ke tenggorokan.

"Bercanda," Seru Alvi cepat sebelum suasana menjadi canggung karena dirinya.

"Lo juga kenapa ngomongnya formal banget, kak? Kek orang lagi di depan guru aja." Keyra terkekeh.

"Gak tau, saya memang begini"

Keyra hanya ber oh ria menanggapi penjelasan Alvi. Beralih pada ponselnya, mengechat Bima agar tak usah menjemputnya.

Mobil yang dikendarai akhirnya sampai di rumah Keyra dengan selamat.

"Thank," kata Keyra seraya menutup pintu mobil.

Kaca mobil terbuka, memperlihatkan wajah sang pemilik yang berubah murung.

Keyra menaikan sebelah alisnya, "Hum?"

"Saya belum ingin pulang kerumah, boleh saya disini sebentar saja?"

***

"Diminum tehnya." Keyra menaruh satu cangkir teh hangat di meja. Dengan terpaksa ia mengizinkan Alvi untuk berkunjung ke rumah.

"Maaf merepotkan"

"Memang merepotkan", "gak kok" ucapnya sambil tersenyum berbeda dengan kata hatinya.

Keyra duduk di sofa berhadapan dengan Alvi. Cukup lama keduanya hening sebelum Alvi memulai duluan topik obrolan.

"Kamu bilang, kamu menyukai Fahri. Sejak kapan?"

"Lama deh intinya, terus lo sendiri kapan pulang?"

Ah, Keyra memang tipe anak yang sering ceplas-ceplos tanpa memikirkan apa yang akan terjadi setelah ucapannya.

"Sorry"

"Yaudah, maaf juga tadi gue gak sopan, emang nih mulut minta di ruqyah".

"Untung saya baik, jadi saya maafkan." Alvi tersenyum meminum teh yang disiapkan Keyra.

Setelah hampir setengah jam berada di ruang tamu akhirnya Alvi pamit untuk pulang.

Keyra sempat lupa mengembalikan jaket Alvi yang masih setia dikenakan. "Untuk jaketnya makasih," ucap Keyra berdiri merunduk di depan kaca mobil Alvi yang terbuka lebar.

LOOK AT ME (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang