3. Ajakan Fahri

330 113 471
                                    

"Dia Cantik"

Alvi dan Fahri menoleh menatap Yuna. Lalu keduanya berdeham.

"Ya begitulah," kata Alvi secara tak sadar membenarkan ucapan Yuna.

Fahri memilih diam cuek, melanjutkan langkahnya yang sempat berhenti karena ucapan Yuna.

"Gue pengen kenal sama dia, kapan-kapan lo berdua kenalin gue sama Keyra ya!" Tukas Yuna penuh semangat lalu berlari kecil dan merangkul kedua cowok di depannya.

Keyra mengenal Yuna karena gosip yang beredar mengenai Yuna dan Fahri, sementara Yuna sendiri tidak sama sekali mengenal Keyra, dan baru tau saat ini.

***

Pintu kelas terbuka lebar, Keyra berjalan masuk dengan langkah besar menarik bangkunya lalu duduk. Dibenamkan wajahnya pada kedua tangannya yang bertumpu di meja. Ia menghentakkan kakinya tidak sabar menunggu bel pulang berbunyi. Jantungnya berdetak sangat cepat, masa lalu yang kelam kembali menyelimuti ingatannya.

Billa dan Sindy yang baru sampai menyusul Keyra berlari mendekatinya.

Saat kejadian dikantin tadi, setelah Alvi pergi. Keyra mendapat tatapan sinis dari Siswi yang menganggapnya caper ke cowok itu. Padahal tidak sama sekali.

Sindy mengelus rambut Keyra yang terurai bebas, mencoba menenangkan gadis itu.

"Sabar Key." Hanya itu yang dapat diucapkan oleh kedua sahabatnya.

Keyra menghela napas berat, selalu sabar yang sering dikatakan Mereka. Padahal gak semua masalah harus ditempuh dengan bersabar ada juga yang harus dilalui dengan tindakan, menurut Keyra. Sabar juga ada batasnya.

Lagi pula kedua temannya tidak ada yang tau tentang kejadian suram nya, karena tidak ada yang satu sekolah dengan Keyra kala itu.

Tetttttt...

Akhirnya bel pulang yang ditunggu-tunggu tiba. Keyra bangkit dan beranjak pergi dari kelasnya.

Saat berjalan dikoridor, masih ada beberapa yang melihatnya dengan tatapan yang tak Keyra inginkan. Ada juga yang berbisik, namun masih terdengar olehnya. Keyra hanya bisa menunduk, berjalan menutup mata dan telinganya.

Keyra takut jika kejadian tiga tahun yang lalu terulang lagi disini.

Ketika hendak menuruni anak tangga terakhir, entah bagaimana Keyra hampir saja terjatuh jika saja seseorang tidak segera menarik tangannya.

"Hati-hati kalo jalan," Katanya. Suara yang sangat tak asing untuk Keyra.

"Maaf kak," ujar Keyra. Sadar jika tangannya masih digenggam cowok itu ia pun dengan berat hati melepasnya.

Cowok itu tersenyum sembari menggaruk tengkuk belakang kepalanya. Mulutnya berucap kata 'maaf' yang begitu lembut didengar Keyra.

"Ayo sekalian bareng keluarnya," ajaknya dengan senang hati Keyra mengangguk setuju.

"Kalo belum dijemput, sama gue aja. Daripada menunggu terus"

"Iya, seperti menunggu hati kakak" Keyra langsung menutup mulutnya, membulatkan matanya melirik Fahri yang berjalan sejajar dengannya.

"Bicara apa tadi? Bisa ulang?" pintanya, tangan kanannya menyentuh bahu Keyra agar berhenti berjalan.

"Gak, lupakan." Keyra berusaha bersikap sebiasa mungkin menyembunyikan kegugupannya. Menyesal-menyesal dan menyesal, mulutnya ini memang susah dikontrol.

"Gak bisa dilupakan, udah gue pin diotak"

"Bye world, i'm die" batin Keyra.

LOOK AT ME (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang