12. Kode-Kode Berhadiah

115 23 211
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!1!1!1 😠❤️

***

Setelah memikirkan hal yang beberapa waktu lalu mengusik pikirannya. Alvi memutuskan untuk mengalah saja. Tindakan yang amat bodoh bukan? Haha, Alvi akui itu. Parahnya lagi ia berniat merancang rencana untuk Fahri menembak Keyra.

Rencana yang ia susun adalah rencananya dikemudian hari jikalau menyatakan cintanya pada gadis itu. Tapi dengan mengalah seperti ini dia jadi mengorbankannya.

Daffa datang ke rumah di langit yang sudah sangat gelap, tidak habis pikir dengan jalan pikir Daffa yang hanya datang karena ingin mengembalikan bingkisan berisi komik-komik milik Alvi yang sudah habis dibaca olehnya.

"Totalnya 500 ribu," sahut Alvi bercanda sehabis menghitung jumlah komik yang dipinjamkannya bertotal dua puluh. Alvi memang kolektor buku terutama komik.

"Eh, Seriusan? parah lo!" Daffa memasang ekspresi kagetnya. mulut terbuka kedua mata melebar sempurna sangat memancing gelak tawa.

"Gampang diculik lo Daf," cetus Alvi.

Daffa terkekeh. "Woi, gue pen curhat nih."

Cowok yang dipanggil sekedar menjawab dengan sebelah alis yang terangkat satu, sibuk menyusun komik-komik sebelum di kembalikan ke rak buku.

"Gue lagi suka sama cewek dan gue nembak dia tapi dia gak mau nerima gue. Curiga dia cewek yang mandang fisik, secara kan gue buluk Vi. Cuma curiga sih gue," tutur Daffa tak bertenaga.

"Apa sih, lo ganteng bego!" Alvi membantah keras ucapan Daffa. Sedangkan cowok itu kian menunduk takut mendengar omelan Alvi.

"Lagian, cewek kan suka gitu Vi"

"Gak semuanya kali"

"Tapi 80% iya kan?" Daffa merungkupkan kepalanya di meja menatap Alvi hingga mengeluarkan puppy eyesnya agar Alvi membenarkan ucapannya.

Diluar dugaannya, Alvi malah mendorong kepalanya supaya menjauh dari hadapannya. Teramat menjijikan ditatap seperti itu oleh sesama jenis.

"Gue juga pengen curhat, tapi liat muka lo yang kek curut itu jadi enggan gue." Alvi memasang wajah geli membayangkan lagi wajah Daffa sebelumnya.

"Kan kannn, gue jadi insecure nih." Daffa mengibas-ngibaskan tangannya kearah mata layaknya menahan tangis.

"Alay lo ah, cowok bukan?" Sahut Alvi tajam sangat menuhuk.

"Oke, kita beralih sama cerita lo. Kenapa?" Tanya Daffa dengan cepatnya merubah ekspresi mukanya dalam hitungan detik, melipat kedua tangannya di meja menatap Alvi lekat.

"Gue dan Fahri bersaing untuk dapetin Keyra. Tapi gue mikir-mikir lagi, rupanya gue memang harus mengalah, jadi salah gak gue?"

Tepukan kencang berasal dari tangan Daffa meruak di dalam ruangan persegi yang hanya diisi oleh dua orang lelaki itu. Kepalanya mengeleng serta mimik mukanya datar. Seperkian detik kemudian tangannya berubah mengepal dan memukul meja dengan keras sampai Alvi mengerjap kaget.

"Bego! Tolol! Pengecut! Itulah elo!" tekannya diakhir kata, telunjuknya menunjuk tepat mendarat di mata Alvi yang kontan langsung terpejam.

"Gimana sih? Berjuang dikit kek lo! Rendahan banget mengalah-ngalah. Udah usaha belom? Cepat amat nyerah gitu doang. Lebih alay lo daripada gue, iw!"

Seakan menerima serangan bertubi-tubi. Alvi benar-benar tertampar keras, dia tidak bisa berkata-kata apapun.

"Cowok bukan!?" Daffa ikut menirukan suara dan ucapan Alvi padanya beberapa menit yang lalu dengan lebih lantang.

LOOK AT ME (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang