9. Mimpi

174 42 256
                                    

Selekas bel istirahat selesai, kira perempuan itu semua akan berjalan seperti biasa, dia akan berjalan masuk kekelas dan kembali melanjutkan pelajaran. Rupanya tidak. Dia diseret oleh segerombol siswi berjumlah enam orang yang membawanya ke taman belakang sekolah.

Tubuhnya didorong dengan sengaja, begitu sudah sampai di taman itu.

Untungnya Keyra hanya menghantam tembok, ya tapi tidak membohongi rasa sakit di punggungnya sekarang.

Mata Keyra fokus pada salah seorang perempuan yang menjadi ketua dikelompok itu. Mia, namanya, kakak kelas yang terkenal karena suka menindas juniornya.

Keyra menunduk sambil meremas rok berwarna biru tua, pasti sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. Ia tidak dapat kabur karena posisinya sekarang terkepung dan Keyra pun hanya bisa terpejam pasrah.

Benar, Mia maju mendekat kepada Keyra. Dua tamparan keras mendarat ke pipi gadis malang itu. Dagu Keyra ditarik untuk menghadap pada cewek bermata tajam yang memandangnya penuh kebencian.

"Lo tau gue ngelakuin hal ini, kenapa?" Tanyanya, dengan nada suara yang sok lembut.

Keyra menggeleng kaku, cengkraman di dagunya yang tadi hanya sebatas jari kini berganti menjadi kuku yang menusuk di dagu hingga Keyra mulai meronta kesakitan.

"LO ITU HAUS AKAN PERHATIAN!DAN YANG PALING GUE BENCI DARI LO ADALAH..." Mia menjeda ucapannya melepas cengramannya dengan kasar yang meninggalkan bekas didagu Keyra. Sebuah botol air yang dipegang dari kawannya diberikan pada Mia, cewek itu memutar tutup botol tersebut pelan. Bau tidak sedap mulai tercium, air tersebut berasal dari parit.

Dua orang lainnya dengan sigap memegang tangan Keyra agar tidak memberontak. Ketika botol sudah terbuka diarahkan lah benda itu di kepala Keyra.

"KARENA LO, HENDRA DI KELUARKAN DARI SEKOLAH! PADAHAL GUE YAKIN DIA GAK SALAH DAN YANG HARUSNYA DIKELUARKAN ITU ELO, KEYRA."

Cewek itu menumpahkan cairan berbau busuk di kepala Keyra dengan rasa puas.

"Lo pantes mendapatkannya."

Keyra tersungkur ditanah karena tendangan pada perutnya yang dilakukan oleh seniornya ini, beberapa dari mereka melemparkan terigu dan sisanya menyoraki Keyra dengan kata-kata kasar.

Semua itu masih belum cukup bagi perempuan itu, dia menjambak rambut Keyra menghantamnya ke tembok berkali-kali tanpa rasa iba.

Pandangan Keyra mulai mengabur, kepalanya sudah pusing dan sakit. Belum lagi dagunya yang berbekas tusukan kuku yang mulai menimbulkan luka.

"Maaf, Keyra minta maaf. Keyra salah, dan Keyra akui itu. Tolong, jangan ganggu Keyra lagi," lirihnya.

"Ini baru permulaan sayang..." Ucapnya. Setelah itu melenggang pergi meninggalkan Keyra yang terungkup lemas.

Keyra membuang napasnya berkali-kali terus menggigit bibir bawahnya berusaha kuat dengan yang dialaminya barusan, tapi pada akhirnya tetes air mata yang ditahan-tahannya berhasil jatuh ditangannya yang mengepal erat, kemudian semua menjadi gelap.

***

"Key? Keyra?"

Seseorang mengusap rambut Keyra pelan, membangunkan gadis itu dari tidurnya.

Seperkian detik kemudian, Keyra menghembuskan napasnya, beranjak dari posisinya yang tersandar dibahu Fahri.

"So-sorry Kak," ujar Keyra lemas masih mengumpulkan nyawa. Keyra sempat melamun sebentar memikirkan mimpinya tadi yang teramat terasa nyata.

LOOK AT ME (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang