{ 12 }

830 104 70
                                    

"Noona, bagaimana disana? Apa Noona bertemu dengan Appa dan Eomma?" Mason bertanya ketika mereka ada di tepi sebuah Danau dengan air yang terlihat seperti pelangi, bahkan pelangi di atas sana juga nampak meski hari sangat cerah.

"Eomma sangat sehat begitu pun Appa, mereka dan aku sering menghabiskan waktu bersama, aku juga sudah bertemu dengan sahabat-sahabatku, Mason." Ucap sosok muda yang Mason sayangi, siapa lagi jika bukan Pelukis Ham.

"Jinjja??? Aku senang mendengarnya. Noona aku ingin pergi dengan mu agar bisa berkumpul lagi, boleh kah?"

"Kami memang menunggu mu, Mason adikku. Kami sangat rindu padamu. Noona akan menjemput mu segera eoh."

"Apa sekarang ini kau menjemput ku?"

Sosok muda itu menggeleng lalu tersenyum pada Mason.

"Tidak sekarang Mason, uri dongsaeng. Sekarang Noona hanya ingin minta maaf, selama kita bersama Noona belum bisa menjadi kakak yang baik untukmu, Noona meninggalkan mu seorang diri, Noona benar-benar sosok yang tidak pantas disebut Kakak. Tapi yang perlu kau tahu, Noona selalu menjaga mu dari sana, jangan merasa sendiri. Kau pasti kuat berjuang, sekarang Noona ingin kau harus bangkit dari kondisi mu saat ini, eoh? Jika saatnya tiba Noona akan mengajak mu bertemu Appa dan Eomma, yang paling penting, kau berjuang lah demi dirimu dan kami bertiga. Noona pergi sekarang."

Satu tetes air jatuh dari ujung mata lelaki paruh baya itu. Taeyeon dan tim medis lain bernapas lega ketika dilakukan CPR detak jantung Mason kembali dan napas lelaki itu kembali terasa, denyut nadi pun muncul lagi. Sejak pagi Mason mengalami kondisi yang buruk, serangan pada jantung nya sangat mendadak, padahal lusa sudah dijadwalkan untuk operasi nya. Taeyeon bersyukur pagi ini berangkat lebih awal.

"Tuan Ham," Lirihnya, ia juga menghapus air mata yang menetes di ujung mata pasiennya. "Apapun yang anda lihat di alam bawah sadar, terima kasih sudah kembali." Ucapnya yang masih merasa gemetar sekujur tubuhnya, ini kali pertama Taeyeon mengalami ketakutan luar biasa, sebelumnya pada kondisi pasien yang buruk ia hanya pasrah namun terhadap Mason kenapa seolah pasiennya itu adalah keluarga baginya, lebih berharga dari Paman nya yang begitu bejat.

Taeyeon masih di ruangan Ham Mason seorang diri, ia meminta tim medis lainnya pergi lebih dulu.

"Tuan Ham, tahu kah anda bahwa aku sekarang mencemaskan mu melebihi cemas ku pada Appa ku sendiri? Dari kecil mereka selalu sibuk dengan urusan bisnis nya, namun bertemu dengan mu aku seperti menemukan sosok seorang Ayah, jadi aku mohon dengan sangat, mari kita berjuang bersama. Hem?"

Taeyeon keluar ruangan pasiennya, ia mencoba membiarkan hatinya tenang sejenak, saat ini pikirannya ada di dua orang, Jessica dan Ham Mason. Ia akan berusaha yang terbaik untuk keduanya, ia harus mencari tahu cara agar Jessica mendapatkan terapi rAAV nya lagi dan ia juga bisa fokus pada para pasien yang membutuhkannya. Entah kenapa ia terbesit tidak ingin memendam ini sendirian, Taeyeon hendak menemui seseorang yang mungkin akan bisa membantunya mengurangi beban walau sedikit.

Terlihat satu sahabatnya baru memasuki ruangan guna memeriksa satu persatu pasien yang sudah mengantri di Ruangan Saraf. Taeyeon tetap menunggu dengan setia satu sahabatnya itu.

"Waeyo? Ada hal penting kah sampai kau bersedia menunggu ku?" Dokter Saraf Choi memberikan satu cup kopi pada Taeyeon yang ada di luar ruangannya.

"Soo. Aku baru bisa mengatakan padamu, katakan pada Hyoyeon dan Yoona nanti saja, namun aku mohon jangan sampai Jessica tahu, Arra?" Taeyeon mulai menceritakan semua yang ia ketahui mengenai kebusukan sang Paman dan manajemen rumah sakit ini karena Dir. Song terlibat.

"Mwo??? Hal sepenting ini Jessica tidak tahu????"

"Aku mohon Soo, jangan beritahu dia, atau dia yang akan dalam bahaya. Sebisa mungkin Jessica akan naik menjadi Direktur jika bersikeras menerapkan terapi itu dan karir nya bisa hancur, aku tidak ingin dia mengalami hal itu. Kau tahu kan bagaimana cinta nya pada medis? Bagaimana inginnya menjadi seorang Dokter dan menyelamatkan pasien? Aku tidak bisa, saat ini aku hanya ada kalian bertiga dan mengandalkan kalian. Eoh?? Aku mohon jangan katakan hal ini pada Jessica."

BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang