Silence
"Tidak menjemput tuan putri?"
"Kiba..."Shikamaru menatap Kiba, memohon untuk tidak memulai pertengkaran di pagi hari.
Hari ini Naruto sakit, tadi Minato menghubunginya dan mengabarinya. Jadi diwaktu ini dia bisa sedikit lebih bebas. Dia memutuskan untuk menjemput kekasihnya. Kiba.
"Ha'i, ha'i, pasti tuan putri sedang sakit hingga ksatria bisa bebas hari ini. Jadi. Ayo segera berangkat sebelum terlambat"Kiba segera masuk kedalam mobil Shikamaru tanpa menunggu Shikamaru mengucapkan penjelasannya.
***
"Naruto-sama hanya butuh istirahat, Minato-sama"ujar seorang pria berjas putih -dokter. "Pikirannya terlalu tertekan sehingga ia tidak bisa mengontrol emosinya."Tambahnya.
Minato mendengar penjelasan Kabuto, dokter pribadinya dengan diam. Ia menatap sang buah hati yang baru terlelap setelah beberapa menit yang lalu tampak kesakitan dalam tidurnya dengan peluh membanjiri seluruh tubuhnya, dan nafas yang tersengal-sengal.
"Ah, Orochimaru-san tadi menitip pesan. Anda disuruh bersiap. Karena 'mereka' sudah kembali bergerak"ucap Kabuto setelah selesai membereskan peralatannya. "Kalau begitu, saya permisi"
Minato mengeraskan kepalan tangannya.
"Keparat itu. Kali ini, dia tidak akan lolos"gumamnya.
"A.."suara kecil Naruto menyadarkan Minato yang berdiri tidak jauh dari ranjangnya.
"Selamat pagi sayang"ujar Minato segera merubah raut wajahnya dan menghampiri Naruto yang membuka matanya sedikit dan sepertinya mencari keberadaannya.
"Papa di sini.."Minato pun mendudukkan dirinya di ranjang Naruto, dan mengusap kening Naruto.
Melihat sang Ayah ada disampingnya, ia tersenyum tipis, kemudian Ia pun kembali memejamkan matanya dan tertidur lagi.
Minato mengusap kening Naruto dan menatapnya dengan sendu.
"Papa rindu suaramu, sayang"ucapnya mencium puncak kepala Naruto.
Naruto tidaklah bisu secara permanen. Dia hanya kehilangan suaranya karena terlalu shock. Dan ia masih bisa sedikit mengeluarkan suara meski yang terdengar hanya seperti erangan.
***
3 hari, Naruto tidak masuk sekolah 3 hari. Dan selama itu Naruto memohon pada Minato untuk membebaskan Shikamaru dari tugasnya.
"Kau pilih. Bersama bocah Nara itu, atau Papa siapakan bodyguard"ujar Minato pagi itu saat mereka sarapan.
Naruto dilema. Ia tidak ingin mengganggu Shikamaru lagi dan ingin Shikamaru dapat bebas bersama Kiba. Tapi kalau dia bersama bodyguard milik sang Ayah. Kegiatannya akan benar-benar terkekang.
'Tapi aku tidak boleh egois. Mungkin. Ini bisa memperbaiki hubunganku dan Kiba'batin Naruto. Akhirnya Naruto memutuskan untuk bersama dengan keputusan sang Ayah. Bersama bodyguardnya.
"Baiklah. Mungkin mereka baru bisa datang besok."Minato menepuk kepala Naruto. Ini akan menjadi kejutan untuk Naruto. Ia tidak akan tega mengganggu kegiatan sekolah sang anak hanya dengan menaruh beberapa bodyguard di sekolah tentu saja. Juga menakuti warga sekolah dengan pria pria berbaju serba hitam yang mengikuti Naruto kemana-mana bukan?
"Untuk hari ini, Naru hanya perlu diantar dan dijemput oleh Kotetsu. Okay?"
Naruto mengangguk mengiyakan. Pikirannya masih ada yang mengganjal.
Ia melepas Shikamaru. Berarti ia juga harus memutus segala hal yang berkaitan dengan Shikamaru. Itu konsekuensinya.
Perlu kalian ketahui. Namikaze selain berbisnis di dunia IT, mereka sebelumnya adalah kelompok Mafia jika tidak ingin dibilang Yakuza paling disegani di daerah Jepang. Bisa dikatakan mereka adalah yang paling ditakuti. Dan Nara. Mereka adalah keluarga yang turun temurun menjadi pelayan Namikaze. Lebih tepatnya 'penjaga' atau istilah kerennya ya bodyguard. Dan menjadi penjaga Namikaze berarti mereka harus memberikan kehidupan mereka diatur sepenuhnya oleh Namikaze. Jiwa dan raga mereka ada untuk Namikaze. Namikaze adalah prioritas hidup mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silence
FanficBluu ga pintar bikin summary, baca aja, kalo suka boleh di kasih vote nya, kalo ga ya gpp :) Oh iya, Naruto dkk bukan punya Bluu, punya om Masashi, Bluu pinjem aja chara si om ya Gambar cover bukan punya Bluu, punya sang artist yang udah gambar ya...