In Silence (1) (edited)

21.4K 304 1
                                    

Keyla & Rio

Keyla Namira, anak SMA 21, salah satu anak kelas sebelas IPA 1 yang paling disenangi teman- temannya, kenapa? Keyla orang yang periang, senang membantu teman dalam kesulitan dan banyak sikap baiknya yang selalu disenangi teman-temannya walaupun kadang wajah juteknya selalu membuat orang berfikir ia sombong. "Key temenin pengen pipis!" Panggil Cinta sambil menggoyang - goyangkan tangan Keyla Keyla hanga terkekeh dan mengangguk, mereka pun berjalan menyusuri koridor sekolah eh Keyla sih yang jalan Cinta lari-lari kecil karna udah kebelet.

"Bentar ya Key" ucap Cinta saat sudah didalam kamar mandi dan memasuki salah satu bilik, Keyla pun mengangguk dan membalikan tubuhnya menghadap cermin didepan wastafel. Ia tersenyum melihat pantulan wajahnya didepan cermin, memandang rambut hitamnya yang mencapai pinggangnya yang terlihat kontras dengan kulit cerah sawo matangnya. Namun senyum itu perlahan menghilang saat ia menarik sedikit lengan jaketnya dan melihat bekas goresan silet yang masih ada di bagian tengah lengannya, luka itu masih terlihat baru. Ia pun menggeleng dan menurunkan kembali lengan jaketnya sambil menyunggingkan senyum kembali.

"Key lo tau ngga, Bayu ternyata suka juga sama gue, yaampun rasanya gue mau terbang pas dia cium gue kemarin yaampun!!" Oceh Cinta yang menceritakan kaka kelas yang ia incar selama ini akhirnya membalas cintanya kepada Keyla, Keyla pun hanya terkekeh melihan Cinta bercerita sambil melompat-lompat kecil saat mereka hendak kembali kekelas setelah urusan Cinta selesai tadi di kamar mandi. "Oh ya btw Key lo cari pacar dong biar kita double date gitu" ucap Cinta sambil menyenggol-nyenggol bahu Keyla, "ah males gue nyari pacar, lagian gue lagi mau fokus buat ikut lomba fotografi"

"Yaampun Key moto tuh gampang, cari pemandangan bagus, anglenya pas udah deh foto lo pasti juara" balas Cinta kesal pada temannya yang satu ini, Keyla terkekeh mendengar Cinta yang menganggap remeh lomba forografi yang dia ikuti, "heh lombanya itu bukan disuruh foto pemandangan, itu tuh disuruh foto sebuah peristiwa yang bisa dibilang punya banyak arti di belakangnnya. Judulnya aja Pictures that speak louder than words" jawab Keyla sambil menekan tiap kata saat mengatakan tema lobanya kali ini, "Ahh tau ah terserah lo deh Key" Cinta pun menyerah untuk membujuk teman atau lebih tepat sahabatnya yang satu ini untuk mencari gebetan, selalu bermacam-macam alasan Keyla saat ditanya teman-temannya kenapa dia tidak mau punya pacar, dan sebenarnya hanya satu alasannya yang tak ada satu orang pun tau.
PRANG!!

Terdengar pecahan piring dari dapur rumah diikuti oleh suara teriakan ibunya, Key berlari menuju dapur. Mendapat ibu dan ayahnya saling membentak didapur, ini sudah setiap hari menjadi pemandangan rumah Keyla. Ayah dan ibunya bertengkar tak karuan,

PLAK...

Terdengar tamparan sang ayah yang melayang di pipi ibu Keyla, "Berani-beraninya kamu tampar saya! Saya ini istri kamu!" Teriak ibu Keyla suaranya melengking, "Kamu sebut diri kamu ini istri! Heh karna kamu rumah tangga ini rusak!" balas sang ayah dengan suara lantang. Tanpa kedua orang tuanya sadari Keyla dari tadi mendengar dan melihat semua perkelahian mereka dengan tatapan kosong, Keyla hanya memejamkan matanya dan mengerutkan keningnya berusaha agar ia tak menangis.

Ia berbalik menuju kamar dan menggunakan headset, berusaha agar dirinya tak lagi mendengar perkelahian antar dua orang itu. Ia mencoba tidur tapi tak bisa, masih terdengar jelas teriakan-teriakan dari dapur, ia tak tahan. isakan mulai terdengar keluar dari mulutnya beberapa bulir air mata lolos keluar dan membasahi pipinya,

Cukup

Ia tak tahan lagi, Keyla berdiri dan menuju laci meja belajarnya, diambilnya sebuah kotak persegi panjang, didalamnya ada sebuah sapu tangan dan beberapa silet berjejer rapih. Keyla mengambil sapu tangan itu dan menaru ya diantara gigi, ia kembali melakukan kebiasaanya saat hati nya tak tahan lagi menahan pedih sakit mendengar pertengkaran keluarganya. Inilah dampak berat yang Keyla tanggung sendiri, mentalnya terganggu karena atmosfir keluarganya yang buruk. Inilah yang Keyla takutkan bila ia menjalin hubungan asmara, kekerasan, paksaan semua yang ia lihat sejak kecil telah menjadi trauma baginya. Ia tak pernah ke guru konseling, ke psikiater atau curhat ke siapapun mengenai apa yang terjadi dirumah. Keluarganya adalah keluarga yang terpandang, perceraian bukanlah pilihan tapi anak yang muncul akibat pernikahan atas dorongan bisnis dan bukan cinta itu sekarang menjadi korban yang menanggung semua beban dalam diam.

Next Morning

Keyla beberapa kali mengedipkan matanya berusaha untuk bangun sepenuhnya, matanya bengkak akibat menangis semalam, dan beberapa sayatan baru terlihat kembali di tangannya. Keyla beranjak ke kamar mandi dan memulai harinya, seperti biasa ia mengenakan jaket untuk ke sekolah agar menutupi akbiat kesakitan yang ia alami, "Key pergi dulu ma pa" senyum Keyla kepada ibu dan ayahnya lalu beranjak pergi, meninggalkan ibu dan ayahnya di meja makan. Orang tuanya tak pernah tau dia selalu mendengar dan tak tau kalau hatinya selalu sesak, mereka selalu mencoba terlihat baik-baik saja didepannya walau anak itu hadir tidak berdasarkan cinta mereka tetap menyayangi Keyla, mereka tidak tau saja kalau dia sudah lama menanggung semua sendiri.

Keyla memarkirkan mobilnya di halaman sekolah, sebelum turun ia kembali mengecek tampilannya didepan kaca yang deganggamnya. Ia tersenyum saat melihat concealer yang ia pakai berhasil menutup mata sembapnya.

"Pagi cantik" terdengar rayuan yang hampir setiap pagi Keyla dengar menyapanya lagi, Juno cowok tengil yang selalu saja merayu Keyla walau Keyla tak pernah menanggapi. Keyla hanya tersenyum dan perlahan menuju kelasnya yang tepat berada disamping kelas Juno, "Heh! Lo tu kalo mau nge rayu nggausah sama cewek yang sok jual mahal kayak gitu, buang-buang waktu aja!" Terdengar suara Rio, teman sekelas Juno berbicara datar tapi terdengar sarkas, Keyla yang badannya baru setengah memasuki kelas terhenti mendengar ejekan itu, sungguh bukan itu maksudnya ia hanya tak mau berurusan dengan hal apapun yang berbau asmara, teringat lagi olehnya perkelahian yang tiap hari ia dengar.

Saat jam pelajaran Biologi Keyla izin untuk ke UKS, mengatakan pada buk Ines kalau perutnya sakit, tapi yang Keyla lakukan bukanlah pergi ke UKS melainkan menuju toilet wanita, memasuki salah satu bilik dan kembali terisak mengingat apa yang harus ia lalui hampir setiap hari, walau orangtuanya menyayanginya tapi karena pekerjaan, mereka juga jarang membagi waktu untuk Keyla, tak pernah ada liburan keluarga, foto harmonis yang terpajang di ruang tamu dan akhir pekan yang dihabiskan untuk family time, semua itu seakan hanya mitos belaka dirumahnya, yang ada Keyla hanya di hadiai dengan pertengkaran tak berujung. Isakan Keyla mulai reda, hanya beberapa sesenggukan yang terdengar. Ia keluar dari toilet dan menatap kaca didepannya, di poles kembali concealer dibawah matanya dan ia kembali mengunggingkan senyuman hangat sebelum ia keluar, berusaha terlihat tegar.
20 menit setelah bel pulang berbunyi

"Cengeng lu" terdengar suara seorang lelaki seperti mengejek diarahkan kepada Keyla yang hendak pergi pulang meninggalkan kelas, Keyla pun berbalik dan mendapat Rio menatapnya datar, "baru dibilang gitu aja nangis, dasar cengeng" tambah Rio. Rio tadi yang mau ke toilet cowok untuk buang air sempat melihat Keyla berlari menuju kamar mandi disampingnya, matanya terlihat berkaca-kaca dan dia menunduk. "Lo ngomong sama siapa sih?" jawab Keyla bingung tak mengerti, Rio pun hanya menatapnya sinis dan berlalu pergi. "Dasar cowo aneh" ucap Keyla pelan agar tak terdengar,

Rio sebenarnya sudah lama suka pada Keyla tapi karna melihat cewek itu jutek dan selalu menolak ajakan kencan taman-temannya, ia jadi mengurungkan niatnya untuk melakukan hal yang sama. ia bahkan mengikuti komunitas fotografi di sekolahnya karena Keyla, tapi tak pernah berani mengajaknya bicara atau apapun, takut ditolak. Ia sekarang sebenarnya merasa bersalah karena dia mengira akbiat komentarnya tadi pagi Keyla menangis, renacanya ia ingin minta maaf ke cewek itu, tapi rencananya buyar saat berhadapan dengan wajah jutek Keyla. Sekarang ia malah merasa lebih bersalah karna mengatai Keyla cengeng.

Later that night

Keyla sedang menggambar didepan meja belajar, kebiasaanya saat bosan, tak bisa tidur dan bila hatinya sedang tenang. Tak lama kembali terdengar teriakan-teriakan antara dua orang itu yang baru saja pulang kantor, ini sudah jam 22:00, Keyla yang awalnya tak mendengar sekarang menghentikan kegiatannya suara itu terdengar kebih keras, tak tau apalagi yang dipertengkarkan kedua orang itu, ia hanya memejamkan mata membiarkan air mata membanjiri pipinya. 'Kenapa sih aku ngga bisa dengar kalian harmonis sekali aja, aku pengen punya keluarga yang bahagia juga...' benaknya

Perlahan Keyla pun tertidur dalam isakannya sendiri.

Heyooo readerss aku ngedit beberapa typo di cerita ini yaaa, dan ngerapiin beberapa bagian doang.

Thankyou for reading
💛💛💛💛💛💛💛💛

ConditionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang