C4

49 7 2
                                    

Hani Menidurkan kepalanya lemas di atas meja. Indah yang sedari tadi duduk di samping Hani hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kenapa banyak sekali tugas dalam Minggu ini.... Padahal waktuku gak banyak."

"Siapa suruh mintanya cuman sebulan. Salah lu sendiri. Kebiasaan si lu ngomong gak di pikir dulu." Omel Indah. Gak habis pikir aja dia dari sekian banyak angka, kenapa dia cuma pilih 1 bulan doang

"Ais... Iya iya..." Hani ngegas. Selalu aja sahabatnya ini menyalahkannya.

Tapi memang ia yang salah sih... Hani menyembunyikan wajahnya pada lengannya.

"Aku harus bagai mana... Waktu seminggu berhargaku terbuang sia sia." Rengek Hani.

Indah menghela nafasnya malas.
"Eh Han.. liat gua." Hani menurut.
"Kalo misalnya Lu memang jodoh sama kak Fikha, kak Fikha pasti bakal balik lagi sama lu. Ngerti kagak lu." Jelas Indah dengan sabar. Hani menganggukkan kepalanya.

"Kalo lu memang jodoh kak Fikha, lu gak ngapa ngapain juga kak Fikha bakal lari ke lu. Jadi gak usah khawatir soal waktu seminggu lu yang ilang."

Hani menegak kan badannya semangat. Ya.. Hani memang kadang sangat gampang di pengaruhi. Seperti ini contohnya.

"Oke aku bakal ke kak Fikha sekarang. Doain aku Ndah.."

"Good.. semangat sahabatku.. doaku menyertaimu..." Indah ikutan menyemangati.
Hani mengangguk. Ia berdiri dan keluar dari kelasnya.

Indah tersenyum lega. Bosen juga denger Hani merengek terus. Tapi melihat Hani semangat mengejar cintanya jadi bikin dia senang juga.

"Semoga kamu dapet jodoh terbaik Han, Fikha maupun bukan"

∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆\

Hani berlari kecil menuju kelas Fikha. Akhirnya ia bisa melakukan ini lagi. Rasa nya sudah lama sekali gak melakukan ini.

Hani mengehentikan larinya sesaat setalah melihat  siluet orang yang ia sukai tengah membawa kardus di tangannya.

Hani mengehentikan larinya sesaat setalah melihat  siluet orang yang ia sukai tengah membawa kardus di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hani lantas kembali berlari kecil menuju Fikha.
"Kak Fikha!!" Teriak Hani

Fikha menoleh kan kepalanya entah kemana mencari siapa orang yang memanggilnya.

"Kita ketemu lagi kak Fikha.." Fikha terkejut, tak lama ia membalas dengan senyumannya.

"Kamu lari?" Fikha mengambil saputangan miliknya dan mengelap keringat yang berada di wajah Hani dengan satu tangannya.

Hani membeku. Hatinya senang sekali, ia sama sekali tak berharap langsung mendapat perlakuan seperti ini dari Fikha.

"Lain kali gak usah lari, jalan aja pelan pelan."

"Habis Hani kangen kak Fikha." Fikha tersenyum lagi.

"Kenapa? Kan ada banyak fotoku di hpmu. Masak gak cukup?" Goda Fikha. Ia sadar kok gadis di depannya ini gak pernah mengunjunginya lagi seminggu belakangan ini.

[END] Be My Boyfriend for One MonthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang