C11.

52 6 7
                                    


Hani dan Fikha sudah masuk ke Dufan. Hani melihat wahana wahana yang tersedia dengan mata berbinar. Fikha tersenyum puas.

"Kamu mau ke wahana apa?" Tanya Fikha. Hani menimang satu satu apa yang akan ia Naiki pertama. Matanya fokus meihat setiap wahana. Dan ia memilih wahana ekstrim lebih dahulu.

Sembari tersenyum Hani menunjuk ke salah satu wahana yang menyumbangkan suara jeritan yang membuat adrenalin Hani meningkat.

Fikha mengangguk setuju.
"Oke"

Mereka mengantri untuk menaiki wahana tornado. Tapi bukan rasa takut yang terpasang di wajah keduanya, melainkan rasa ingin menaiki yang sangat tinggi, sangat antusias.

"Dulu Hani terakhir kesini kelas 1 SMP. Sama bunda gak boleh. Cuman kak Nanda sama ayah yang naik. Makanya Hani pengen banget naik ini." Tutur Hani. Fikha mengangguk.
.
.
.
.
A few minute letter ~
.
.
.
.
.

Hani duduk pot pohon besar dalam keadaan lemas. Fikha duduk di sampingnya mengelus punggungnya. Sedikit khawatir dengan Hani. Di tengah menuju akhir mereka menaiki  wahana itu, Hani yang tadinya enjoy, tiba-tiba menutup mata dan menutup mulutnya dengan tangan. Tentu saja ia tau kenapa. Tapi ia tidak bisa bertindak banyak. Dan hanya memperhatikan Hani.

"Rasanya tidak semenyenangkan itu. Hani hampir muntah." Keluh Hani. Fikha tersenyum, Hani sudah bicara.

"Kita naik wahana yang tenang saja ya.. naik wahana extrem lainnya kalo kamu udah baikan." Ujar Fikha membujuk, ia takut kalau naik wahana extrem lagi Hani bakal muntah di atas.

"Naik kora kora?"
"Tidak, jangan dulu."
"Naik... Komidi putar?"
"Oke yuk.." Fikha menggandeng tangan Hani dan menariknya menuju wahana Komidi putar.

Dan mereka cukup senang karena gak begitu lama mengantre untuk naik wahana itu. Ya, karena kapasitasnya banyak, jadi tak lama ia mengantre ia langsung bisa naik.

Hani tertawa riang. Kayak anak kecil yang belum pernah naik memang, tapi bagi Hani ini menyenangkan. Seperti kembali saat dulu pertama kali ia naikin.

Fikha beberapa kali memotret Hani yang terlalu senang, sampai hani tak terasa kalau di foto oleh Fikha yang duduk di kuda belakang.

Dan setelah menaiki Komidi putar mereka mencoba menaiki wahana lain seperti kora kora dan Niagara. Hari ini mereka benar-benar terlihat seperti orang berkencan layaknya sepasang kekasih. Tanpa memikirkan apa yang akan terjadi dengan hubungan mereka. Khususnya Hani, ia benar benar sangat menikmati hari ini.

Setelah turun dari wahana Niagara yang baru saja ia naiki, mereka merapikan rambut dan baju mereka. Untung mereka duduk di kursi nomor dua, Jadi gak terlalu basah haha.

Fikha sekilas melihat jam tangannya. Jam setengah 4. Waktu berlalu cepat sekali. Padahal mereka baru main di 4 wahana.

"Kita kesana yuk.." Fikha menunjukan wahana yang seperti kincir air di berita berita inspirasi. Yup bianglala.

Hani berbinar melihatnya. Ia tadinya menyisakan wahana itu untuk di Naikin terakhir. Tapi karena kak Fikha yang minta.. apa boleh buat.

"Ayuk.." mereka berjalan cepat menuju antrean. Antrean lagi lagi tak begitu lama. Karena ini weekday.

Saat giliran mereka, mereka langsung saja naik. Bahkan Fikha menuntun Hani naik, agak berlebihan kah? Terserah kalian mau anggap apa. Tapi sepertinya Hani sudah mulai terbiasa dengan itu, jadi gak seheboh dulu saat pertama kali mereka nonton berdua.

"Bagus ya kak.."
"Hmm.." ucap Fika setuju.

Mereka lagi liat pemandangan sekitar dengan langit sore.

[END] Be My Boyfriend for One MonthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang