C8

26 4 0
                                    

Sudah empat hari semenjak Fikha pergi dari rumah Hani. Hari itu juga kali terakhir ia melihat pujaan hatinya. Teman teman gondrongnya juga tidak tahu keberadaan Fikha saat Hani bertanya pada mereka beberapa hari lalu.

Dan sekarang ia duduk di kantin. Sedang menunggu batagor dan seblak ceker pesanannya.

"Oi.. " Indah datang mengageti Hani dari belakangnya. Tapi respon Hani mengecewakan.

"Apa.." ucap Hani yang sama sekali gak ada kaget kagetnya.

"Gak usah galau gitu... Nanti pas kak Fikha kembali pasti dia bakal jelasin sejelas jelasnya kok. Tenang aja.."

" Kangen kak Fikha.. pengen liat rambut indahnya berkibar lagi pas main basket.." rengek Hani.

Mamang batagor yang lagi nganter pesenam Hani aja sampe senyum senyum sambil gelengin kepala.
"Ini neng batagornya" ucap si mamang langsung pergi. Dan tak lama ibu ibu yang jual seblak juga Dateng nganterin seblak ceker pesanannya.

"Seblak ceker 1, makasih non"

Indah melihat 2 jenis makanan dihadapannya melongo. Ini bener Hani yang pesan? Apa mata ku lagi halusinasi? Batinnya.

"Ini, mataku gak salah liat kau pesan 2 porsi gini?"

"Lagi pengen aja..."

"Jangan sampe kau menyesal terus nangis-nangis sama aku, pas kau udah habiskan semuanya!"

"Tidak akan." Sergah Hani. Indah menganggukan kepalanya. Lalu ia pergi ke tempat nasi campur langganannya untuk memesan makanan.

Dhimas yang baru saja memasuki area kantin, ia lantas menuju meja Hani yang tengah sibuk makan.

"Halo Hani.." Hani mendongak melihat pria berambut hitam panjang ini di depannya.

"Aku duduk sini boleh?" Hani mengangguk. Ia masih mengunyah batagornya jadi ia tak bicara.

"Fikha lagi ketemu bokapnya di Surabaya. Jadi dia belum kasih kabar ke kamu."

Hani menautkan alisnya. Ia cepat cepat mengunyah batagornya, lalu minum.

"Terus kapan kak Fikha balik?"
"Umm.. ituu.. aku belom di kasih tau sih. Kamu tunggu aja. Dia punya alasan sendiri kenapa gak kasih tau kamu. Dan sebenarnya dia gak enak cuman read chat mu. Katanya enakan ngasih tau langsung." Jelas Dimas. Hani menganggukan kepalanya paham.

"Terima kasih ya infonya.. kak dim" ucap Hani tersenyum. Dimas membalas senyum Hani.

"Gitu aja, aku pesen makan dulu lah.. laper bet ni.." Dimas pergi. Hani terkekeh.

"Ngape lu ketawa sendiri?" Indah hadir dengan membawa piring nasi dan segelas es teh jumbo.

"Kak Dimas Dateng tadi.."
"Terus?"
"Katanya kak Fikha di Surabaya."

Klunting~ phonsel Hani berbunyi menampilkan pop up notifikasi instagram. Fikha_ membuat postingan baru.

Hani langsung membukanya nya.

Hani langsung membukanya nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[END] Be My Boyfriend for One MonthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang