C6

26 5 0
                                    

Fikha melepas helm nya, ia sudah sampai di depan rumah Hani. Ia melihat jam tangannya, sekarang jam 8:07. Fikha sesaat mengerutkan dahinya. Entah apa tujuannya ia bisa sampai disini sepagi ini. Fikha juga gak tau.

Tapi berhubung udah sampai sini, sebaiknya ia menghubungi Hani. Ia mengambil hpnya dan langsung menghubungi Hani.

"Halo kak.."

"Kamu dirumah?"

"Iya, hari ini gak ada kelas. Kenapa kak?"

Fikha bingung mau jawab apa sebaiknya. Masak ia langsung bilang jika ia di depan rumahnya?

Saat Fikha sedang berbingung ria, Hani yang memang tengah di suruh belanja ke warung membuka pagar dan ..

"Lho Kak Fikha?!"  Hani terkejut bukan main. Fikha juga sama terkejutnya, ia sama sekali tak menyangka jika Hani akan membuka pagarnya lebih dulu. Ia sampai tak bisa berkata kata saking terkejutnya.

"Kak Fikha ngapain sampe sini?" Tanya Hani.

"Ah.. itu aku...gatau." ucap Fikha bingung. Ia benar benar tak tau kenapa ia bisa sampai kesini.
Hani terkekeh. Mendengarnya.

"Mau ke Dufan?" Ucap Fikha langsung. Hani mengeryitkan dahinya.

"Hng? Kan kita ke Dufannya nanti pas tanggal 3, hari terakhir kita."

"Umm... Ya gak papa, nanti pas hari terakhir kita ketempat lain yang kau ingin kan.."

"Gimana kalo hari ini ke taman mini aja.."

"Oke.." putus Fikha. Karena dia memang belum pernah kesana.

"Tapi Hani masih lama ni siap siapnya. Mau belanja di warung dulu. Kak Fikha tunggu di rumah?" Tanya Hani. Fikha berpikir sebentar.

"Aku ikut kamu aja gimana?"
"Yakin kak?"tanya Hani ragu, tapi Fikha menganggukan kepalanya. Ya sudah.

"Kakak masukin aja dulu motornya" Hani membuka lebar pagarnya dan Fikha langsung memarkirkan motornya di dalam.

Hani mengambil tas milik Fikha dan menaruhnya di ruang tamu. Berat beratin aja..

Mereka jalan beriringan. Diam saja tanpa ada pembicaraan yang berarti. Untung warungnya deket, hanya melewati 6 rumah dari rumah Hani.

"Mang, garam 1 sama lada bubuknya 5." Pesan Hani pada mamang yang jaga warung.
Ia lalu mengalihkan pandangannya ke Fikha yang melihat semua jajanan warung yang sudah di tata.

"Kak Fikha mau jajan?" Tanya Hani. Fikha menggelengkan kepalannya.

"Siapa neng? Pacar?" Tanya si mamang sambil ngasih belanjaan Hani. Hani menerima belanjaannya dengan Wajah  yang memerah, ia malu. Fikha melihat wajah Hani yang menahan malu. Dan itu membuat Fikha tersenyum.

"Iya mang. Nemenin belanja. Takut di culik." Sahut Fikha jahil. Hani memukul pelan lengan Fikha. Membuat Fikha terkekeh geli. Seru juga ngerjain Hani kayak gini batinnya.

"Ni mang duitnya" Hani menyerahkan uangnya dan lari dari warung meninggalkan Fikha, ia juga lupa ngambil kembaliannya.

"Tong.. ni kembalian nya ketinggalan."

"Ah iya, makasih ya mang.." ucap Fikha. Ia berjalan pelan menuju rumah Hani.

Fikha melihat punggung Hani yang sudah lebih dulu masuk ke rumahnya, ia tiba tiba mengingat berapa lama hubungan ini akan berlangsung. Ia membuka kalender di hp nya.

"1 Minggu lagi ya.." Fikha menyentuh dadanya.

"Tapi Bagaimana dengan perasaan ku pada Hani?" Tanya nya pada dirinya sendiri.

[END] Be My Boyfriend for One MonthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang