2. Oleh-oleh

4K 646 44
                                    

Terdengar helaan napas panjang, sangat panjang dan terdengar lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdengar helaan napas panjang, sangat panjang dan terdengar lelah.

Yang sejujurnya juga terdengar sangat dramatis.

"Gue gak nyangka, ini semua diluar perkiraan." Lirihan disertai gelengan kepala dari Haechan membuat mereka semua berpandangan lalu mengangguk dengan lesu.

"Gue gak percaya mereka ngelakuin ini." Jeno menyahut, menopang dagu dengan sorot mata kesedihan yang begitu kentara.

Jaemin menekan sebelah pipinya pada meja, bibir tipisnya maju beberapa senti. "Gue jadi pengen ngelaporin mereka atas tindakan penipuan kejam dan membuat orang-orang terperangkap dalam tipu dayanya yang licik nan sadis."

Helaan napas lagi-lagi terdengar yang sejujurnya Renjun sudah bosan mendengar itu dari beberapa saat yang lalu. Tapi tak apa, untuk kali ini ia tak akan memprotes atau bahkan terganggu.

Memasukkan kripik kentang kedalam mulut, Renjun menatap para adik idiotnya yang duduk melingkar diatas lantai mengelilingi meja dengan geli.

Oh, sungguh pemandangan yang menghibur hati.

"Bang, kita berubah jadi miskin ya?" Chenle merengek, menggoyangkan lengan Haechan disebelahnya yang hanya menghela napas dengan dramatis.

"Ini pasti gara-gara Papa gak becus kerja karena ngurusin burungnya mulu. Gak bisa dibiarin!" Si bungsu menggebrak meja. Jisung terlihat kesal namun juga menahan tangis terlihat dari matanya yang berkaca-kaca.

Renjun mendengus, mengunyah kripik dengan santai. Kenapa pula adik bungsunya itu sangat cengeng? Sangat tidak sinkron dengan tubuhnya yang bongsor. Oh, jika boleh jujur adik-adik idiotnya sangat tidak sinkron dengan kapasitas otak dan paras mereka.

"Mama juga pasti bangkrut karena lebih fokus godain om-om ganteng dikomplek."

Haechan.

"Gue gak mau jadi gelandangan! Ntar gue gak ganteng lagi. Percuma titid gue gede kalo gue miskin."

Jeno.

"Ih kalo kita miskin, gue gak bisa beli boneka Ryan sama jajan cilor dong."

Jaemin.

"Lele gak mau miskin! Maunya kaya aja biar bisa sombong ke orang-orang."

Chenle.

Renjun menatap adiknya yang terakhir, yang sedang mengusap ingusnya dengan dramatis dan wajah tertekuk yang sangat minta dikasihani, yang jujur saja Jisung sangat lucu dimatanya sekarang. Menjilat jari-jarinya yang terkena bumbu, Renjun terkekeh, menunggu teriakan adiknya yang beberapa saat lagi pasti memenuhi rumah.

"HUEEE MAMAAAA KOK OLEH-OLEH BUAT KITA CUMA IKAN CUPANG?!"

Realita yang menyedihkan.

Atau sang Mama saja yang terlalu pelit dengan mengatasnamakan hemat untuk dijadikan kambing hitam.

Renjun terbahak, menatap adik-adik idiotnya yang mengelilingi meja dengan satu ikan cupang didalam aquarium kecil ditengah-tengah mereka.

Ah, sungguh hari yang indah.

Karena Renjun sudah sering menderita karena mereka, maka penderitaan mereka adalah kebahagiaan bagi Renjun, lol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena Renjun sudah sering menderita karena mereka, maka penderitaan mereka adalah kebahagiaan bagi Renjun, lol.

Bogor, 5 Februari 2020

AbsurdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang