11.Heartbeat

15 5 0
                                    

*GALIH POV*


Gue sedang memantul-mantulkan bola voli ke lantai, tiba-tiba ada yang memanggil gue dari arah kanan lapangan.


"Captain"


Gue pun langsung menoleh ke sumber suara dan disana ada dua orang laki-laki,yaitu Pak Alfian selaku guru olahraga dan Pak Faizan selaku Pelatih Khusus Bola Voli di Sun Flower School ini.


Gue langsung mengambil langkah untuk menghampiri Pak Alfian dan Pak Faizan.

"Siyap ada apa pak?" Tanyaku pada keduanya


"Galih saya minta tolong sama kamu, hari ini saya ada mapel di kelas 11 IPA 2, tapi saya ada urusan mendadak, jadi tolong ajari voli anak kelas 11 ya"



Gue pun tercengang mendengar ucapan dari Pak Alfian "Kenapa harus saya Pak? Bukan kah lebih baik  ini diserahkan pada Pak Faizan selaku pelatih khusus bola voli disini"



Pak Faizan menepuk pundak gue "Galih,kamu kan kapten voli,jadi Pak Alfian ngga salah orang kan kalo pilih kamu untuk nglatih anak kelas 11an,  hari ini saya juga ada acara, jadi Pak Alfian nunjuk kamu karena kamu captain disini"


"Iya pak siyap"


Pak Faizan menepuk pundak gue lagi, sedangkan Pak Alfian mengacungkan jempolnya ke udara"



Gue pun segera menuju kelas,untungnya jam ini kosong,jadi gue ngga perlu minta izin untuk keluar buat ngajarin voli anak kelas 11.



Gue langsung ke kelas 11 IPA 2.

"Assalamu'alaikum" salam gue

"Wa'alaikum salam"


Setelah salam gue di jawab,gue mengedarkan pandangan keseluruh ruang kelas itu,dan ahhhh sial ini kelasnya si bocil.



"11 IPA 2,jam ini latian voli bareng gue,ditunggu di lapangan 5 menit lagi"

Gue langsung keluar dan pandangan gue sempet tabrakan sama tuh bocil.






Gue menuju kelas,dan memberitahu teman sekelas bahwa gue ditugasi buat ngelatih voli anak kelas 11.







*Di lapangan*



"Okey udah kumpul semua,kita pemanasan lebih dulu"


"Khem,lo yang pendek,mimpin pemanasan" Lanjut gue


Gue sekilas melihat raut terkejut di wajahnya.
"Maaf Kak,lo nunjuk gue?" Kata dia sambil natap tajam ke arah gue.

Gue sedikit mengulum senyum melihat ekspresinya yang ahhh bener-bener imut nggemesin

Ehhh apa? Gemes?

Gue bener-bener udah gila bilang tuh bocil gemesin.


*Author POV*

Bella memimpin pemanasan dengan sangat terpaksa,dengan wajah yang cemberut.

"Napa harus gue sii" Kata Bella dengan suara pelan


Sekitar 10 menit mereka melakukan pemanasan,lalu mereka mulai berlatih dasar-dasar voli.



Galih lalu mengambil bola voli dan menyuruh  anak kelas 11 untuk baris dengan rapi.

"Kalian pasti sudah tau kan teknik dasar bola voli?"Galih bertanya dengan suara lantangnya


"Coba Lo yang pendek,apa aja teknik bola voli?" Lanjutnya


Bella menghela nafasnya sebentar "Passing,service,block,smash atau spike"



Galih tersenyum "Oke dengan satu jawaban benar dari salah satu teman kalian, berarti gue rasa kalian dah tau tentang bola voli"


Galih mencoba melakukan smash ke arah net,setelahnya suara tepuk tangan menggelegar di lapangan


"Gue ngga akan ngajarin kalian cara passing segala macem,karena itu udah dasar banget,pasti di SMP juga udah pernah diajarin" Kata Galih


"Gue pingin langsung strategi main aja" Lanjutnya


Galih mengacungkan jempolnya "oke kalian bikin team dan langsung main"


"Maaf Kak,gue juga masih perlu belajar dulu kali,masa iya langsung main" Kata Bella dengan nada tinggi


Galih mengangkat alisnya,kemudian tersenyum miring "Oke,khusus lo,belajar dulu bareng gue, yang lain ayo lanjut main"




Bella membelagakan matanya,namun dia hanya pasrah dan mengikuti galih untuk menepi ke pinggir lapangan.



Galih mengambil bola voli lalu melempar ke arah Bella.Bella yang tak siap menangkap langsung terkejut.



"Ishh reseh banget si" Kata Bella misuh-misuh.



"Lo si apa-apa ngga bisa,balik lagi ke SMP aja sono,udah pendek,pantes lah dibilang anak SMP"


Bella maju selangkah ke arah Galih,jarak keduanya begitu dekat,membuat 2 insan tersebut terlihat begitu mencolok karena tinggi badan mereka yang begitu jomplang.

"Maksudnya apa Lo bilang gue kaya anak SMP ha,Lo tuh udah kurus terus  menjulang tinggi lagi,udah kaya gedung pencakar langit"Jawab Bella tak mau kalah


Galih menyentil kening Bella "Lo tuh harusnya tumbuh keatas bukan ke samping"

Bella melipat tangannya lalu melihat ke arab lain.Galih yang melihat itu langsung mengulum senyumnya


"Udah lah cepet belajarnya,biar cepet-cepet gue ngga bareng lo" Kata Bella



Galih mengambil bola volinya " Jadi cara melakukan passing bawah itu berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lutut direndahkan hingga berat badan tertumpu pada kedua ujung kaki di bagian depan.
Rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan hingga kedua ibu jari sejajar"



Bella mengangguk paham lalu melakukannya berulang-ulang.
Saat Bella melalukan kesalahan,dia disuruh push up sama Galih.



"Udahlah Kak Gaga cape tau" Kata Bella menyerah


"Heleh baru segitu aja dah ngeluh,tadi lo bilang apa,Gaga?Lo buatin panggilan sayang buat gue?"



Bella mendelikan matanya "Idih panggilan Sayang apaan coba,lo lupa?Gaga itu kan Galih galak"


Galih tertawa lalu mengacak rambut Bella dengan pelan "Iya iya gue masih inget,tadi gue cuma bercanda"


Bella mematung sejenak "apaan coba kak Galih usap kepala gue,napa gue deg-degan ya" Katanya dalam hati


Galih memberikan sebotol air mineral pada Bella,tanpa basa-basi Bella langsung menerimanya.

"Makasih" Ucap Bella sambil tersenyum kikuk



"Lo manis juga kalo kalem" Kata Galih dengan entengnya dan tak memikirkan debaran jantung Bella yang sudah meledak-ledak


Bella seperti orang linglung "Kak Galih apaan si,jantung gue ya ampun lemah banget,jangan blushing,ngga boleh,ini kak Galih bukan Gara Bella" Katanya dalam hati


Bella hanya tersenyum dan berusaha mentetralkan debaran jantungnya.



Salam Manis

Laeli Fitriana

5/2/2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAKURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang