ANA POV.
Apa yang tidak kusukai darinya?
“Dia kaya.” Jawabku santai.
Annie melongo memandangiku, kuraba kepalaku dengan tangan, apa ada tanduk iblis disana? Dari cara dia memandangku seakan ada bagian tubuh yang aneh yang kukembangbiakkan diatas kepalaku. Kukibaskan tangan didepan wajahnya. Kucondongkan tubuhku, menaruh telunjuk dibawah dagunya dan perlahan menutup bibirnya yang terbuka, sungguh tidak feminim melihatnya seperti itu, Eric bisa mendepaknya.
“Kau gila.” Katanya takjub.
“Tidak. Kau yang gila! Apa kau dibayar? Kenapa hari ini kau berkampanye mengagung-agungkan Kris didepanku? Aku tidak tahu kau masuk kedalam tim suksesnya Annie, kau membuatku kecewa.” Cibirku
Dia tampak salah tingkah dan berakhir kesal.
“Dengar! Aku tidak dibayar, aku tidak disuruh, aku tidak dipaksa melakukan ini. Aku secara suka rela membelanya Ana. Kau menolaknya dengan alasan yang tidak masuk akal. Kaya???? Hanya kau wanita yang mengatakan kekayaan adalah sebuah kesalahan yang harus tidak disukai.”
Kuputar mataku dan kembali membaca komik diatas mejaku.
“Hei, dengar ketika aku berbicara!”
Aku berdecak jengah, kukacak rambutku karena frustasi.
“Aku punya masalah dengan pria kaya Annie. Kau tahu itu. Aku tidak suka dengan spesies mereka,”
“Yah, kau suka dengan spesies pria tua dengan rambut yang hampir habis.” Ejeknya tanpa belas asih. Aku mengangkat bahuku.
“Well, itulah aku Annie. Lebih baik aku berpasangan dengan para pria yang seperti itu ketimbang dengan pria kaya yang menganggap diri mereka segalanya. Lintah sombong.” Kataku getir
“Apa kau punya pengalaman pahit dengan pria kaya? Ah, pasti kau pernah dipermainkan mereka. Pasti ini adalah penyakit traumatis blaaa blaaa tis tis, iyah kan? Tebakanku pasti benar. Astaga Ana, hanya karena satu pria kau tidak boleh menuduh semua pria seperti itu. Tidak adil kawan. Itu sangat tidak adil.”
Sampai sekarang Annie masih tidak pantas untuk bersikap bijak. Perutku bergejolak melihatnya menutup mata dengan mimik khusuk seperti memanjatkan doa sembari membelai dada atasnya mistis.
“Apa katamu saja Annie, please bisakah kau meninggalkanku. Ada komik yang harus kubaca sebelum masuk kelas.” Kuangkat komik berkover hitam didepan wajahnya. Dia mendengus dan meraih keatas untuk menjauhkan komik itu.
“Kau dan selera anehmu.” Katanya lalu berdiri dan mengibas rambut kebelakang bahu. Oh~ dia mulai berlagak seperti ratu.
Aku hampir berlonjak gembira melihatnya menjauh dan melenggokkan pantat kekanan dan kekiri.
Aku menggeleng ngeri, Annie dan feminimistististisnya.
Aku kembali melanjutkan bacaku yang tertunda.
Sedang asik-asiknya aku membalik halaman dan hanyut dalam cerita yang membuat penasaran. Kursi didepanku ditarik kebelakang. Perlahan susunan tubuh terpampang. Aku bahkan tidak memiliki niat untuk melihatnya.
“Kata Annie kau sudah tidak bisa disembuhkan?”
Suara si angkuh.
Aku membalik halaman berikutnya.
“Apa lebih baik kau kuserang saja sekarang?” Tanyanya, yang kutahu usaha untuk menarik perhatianku. Kuakui dia mendapatkannya.
Aku menutup komikku dengan kesal. Kulipat tangan diatas meja. Kutiup poniku dengan gaya seperti difilm-film yang kutonton. Dan menyeringai meremehkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. TAMPAN [END]
JugendliteraturSi angkuh tampan ini mungkin tidak pernah ditolak. Yah, benar. Si angkuh ini belum pernah ditolak. Dia super tampan dan dia kaya raya, tapi yang benar saja, dia tipe pria yang paling tidak kusuka!!!!! Kencan dengannya? Well, silahkan dia bermimpi. T...