Kata orang tertawa-tawa dulu baru menangis kemudian. So, here the drama....
=================================================
ANA POV.
"Serang saja,"
Matanya membulat, bibirnya membuka dan menutup. Dia pasti tidak menyangka reaksiku akan seperti ini.
"Kenapa? Tidak jadi?" Aku menantangnya menyuapi mulutku lagi, satu sendok penuh.
Kembali dari tujuan utamaku menerima kencan ini. Aku ingin dia meninggalkanku.
Dengan menyerahkan diri, tantangan dihatinya akan mereda dan dia akan pergi. Dan sepertinya aku diuntungkan karena dia membuatku bernapsu dengan fetish anehku.
"Apa kau keracunan ayamku?" Tanya Kris, menatap wajahku lalu piring yang hampir kosong. Aku sudah menyantap bagianku dengan suapan rakus, tidak bisa menyalahkanku, masakannya memang sangat enak.
"Apa kau menaruh racun didalamnya?"
"Tidak."
"Well, aku tidak keracunan."
Dia masih menatapku. Dia jelas sedang berpikir keras. Aku bisa melihat kerumitan diwajahnya.
"Kau serius?"
"Apa aku pernah bercanda?" aku menyendok penuh daging ayamku-lagi, menikmati tiap daging yang masuk kedalam mulutku. Bagianku habis. Piring Kris masih terisi penuh.
Selesaikan sekarang.
Mari kita berpikir serius.
Aku menghela nafas dan mengunci matanya. Menelusuri tiap-tiap aspek dalam diriku mengenainya, mencari jawaban dari tatapannya.
Jika ini berlanjut, aku bisa menghitung hari saat dia berhasil membuatku bertekuk lutut. Kris godaan terberat sepanjang hidupku. Dia pertama yang berhasil membuat dada brengsek ini berdebar. Bukan hanya karena dorongan fetishku. Dia sudah memesonaku. Mungkin saat dia mulai menyerangku secara fisik, dipantai, dia menyadarkanku bahwa dia ada, dia eksis, dia tampan, dia menarik, dia mempesona, dan dia adalah salah satu tipe pria kesukaanku. Dia pandai memasak, bonus memakai celemek. Dia bahkan menjadi lawan terberatku saat adu mulut. Dia bisa mengimbangiku, berarti dia punya otak. Aku tidak akan bisa menahannya lagi. Dinding dalam hatiku mulai retak, dia bisa menyusup dan mencurinya, lalu aku akan hidup menderita karena menginginkannya seumur hidupku.
Tidak ada yang sekeras ini mengejarku, tidak ada yang pernah seperti ini, dan tidak ada yang sesempurna dia.
Aku harus merelakan apapun demi membuat dia pergi. Keperawanan? Tidak jadi masalah daripada penderitaan tanpa akhir.
Obsesinya padaku harus kuakhiri. Jika tidak, bukan hanya ibuku saja yang terluka, dia bisa menyakitiku jika aku sudah menggunakan hatiku, dan dia sudah dekat untuk melakukannya.
"Ana, sekali lagi kutanya, kau serius? Apa kau menyerah? Apa aku berhasil membuatmu tertarik?"
"Banyak sekali pertanyaannya. Kau menjadi cerewet." Kataku kesal.
Pipinya memerah. dia salah tingkah. Oh, reaksi baru lainnya.
"Kau menolakku habis-habisan selama ini, tentu saja aku menjadi cerewet," mata sipitnya memicing, "Kau menjadi seperti ini bukan karena terangsang celemek ini kan?" Tanyanya menyelidik.
Sebagian iya, sebagian dia memang pria yang menggiurkan. Tapi alasan sepenuhnya aku melakukan ini karena aku ingin bebas dari dia. Aku tidak tahu cara lain untuk membuat dia pergi, satu-satunya harapanku adalah menyerahkan tubuh ini. Dan aku sedikit beruntung karena akan melakukannya dengan pria setampan dia, apa lagi aku memang memiliki hasrat padanya. Penyerahan diri ini tidak seburuk yang kukira, aku diuntungkan, terbebas dan mendapatkan pengalaman pertama dengan pria seperti dia. Wanita-wanita mengatakan dia adalah dewa sex. Dan, demi Tuhan, dia pria yang paling panas yang mengejarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. TAMPAN [END]
Teen FictionSi angkuh tampan ini mungkin tidak pernah ditolak. Yah, benar. Si angkuh ini belum pernah ditolak. Dia super tampan dan dia kaya raya, tapi yang benar saja, dia tipe pria yang paling tidak kusuka!!!!! Kencan dengannya? Well, silahkan dia bermimpi. T...