ANA POV.
"Oh my, kau menggangguku!" Aku berteriak.
Tanganku gatal ingin menampar.
"Ayolah Ana..."
"Tutup mulutmu, kau menjijikkan."
Aku menyenggol bahunya dengan keras. Dan dia tertawa, satu idiot baru lagi minggu ini. Dan pasti akan muncul idiot-idiot lainnya minggu depan.
Jika aku hidup di sebuah sekte perkumpulan Barbie doll life mungkin sekarang ini aku girang bukan kepalang. Wow, aku sangat populer, maksudku dengan memakai dua tanda kutip benar-benar populer. Para pria datang silih berganti, aku sampai tidak mengingat wajah-wajah mereka.
"Jangan mulai!" Aku membentak pria yang ingin menegurku. Dan berlari.
Aku harus pergi, mereka -kawanan lebah jantan- membuatku sinting. Kenapa halaman parkir kampus terasa jauh. Tadi pagi aku tidak harus berlari sejauh ini, apa mereka memindahkannya? Shit. Aku berubah idiot.
Annie duduk bersandar di atas kap mobilnya. Dia menahan geli, aku senang keadaanku membuatnya terhibur.
"Aku tidak tahu harus merasa iri atau kasihan padamu, Ana." Annie memutari mobil dan membuka pintu kemudi untuknya. Aku mencontohnya dan duduk di jok depan bersamanya.
"Kau tidak tahu betapa menyebalkannya semua ini. Kenapa kawanan mereka semakin banyak?"
Annie menyalakan mesin mobil.
"Itu jelas karena Kris, pamormu semakin naik setelah dia mengejarmu. Dan setelah dia juga tidak berhasil mendapatkamu, mereka semakin bernafsu untuk mendapatkanmu. Kau seperti piala world cup. Hahahahahaha."
"Sama sekali tidak lucu, Annie." Aku melemparnya dengan tisu yang baru saja kupakai untuk mengelap keringatku.
"Ana!! Jangan bawa sikap barbarmu padaku, kau wanita jorok!"
Dia menggeram dan membelokkan mobilnya kejalanan ramai, aku menunduk, menghindari, lambaian kawanan lebah dari balik kaca mobil.
"Kau idiot, mereka tidak bisa melihatmu. Kenapa kau selalu melakukannya?"
"Ugh, sistem otakku dalam frekuensi yang tidak benar minggu ini." Aku mengangkat wajahku.
"Salah, sejak sebulan ini. Akui saja, kau rusak semenjak Kris tidak ada."
Apa dia benar sahabatku? Kenapa dia selalu menabur garam diatas luka berdarahku. Aku ingin merobek mulutnya.
"Upss, sorry, perkataan tabu. Aku akan mengunci mulutku."
Aku menyilangkan tangan. "Kau tahu, aku jadi tidak mengerti. Disini kau sahabatku atau musuhku?"
"Jangan terlalu sensitif seperti itu, Ana. Aku hanya mencoba menghiburmu."
"Kau membuatku semakin merasa buruk."
"Sayang, tenanglah, aku membawa kabar baik untukmu."
"Oh ya? Dan apa kabar itu?" aku memicingkan mataku.
Annie melirikku sejenak kemudian kembali memandang ke depan jalan.
"Kris sudah kembali, Eric meneleponku. Si Mr. Tampanmu sudah kembali."
.
.
Sesampainya di rumah, aku berdiri di ambang pintu dan membeku ketika mencium aroma muffin blueberry.
Deg, Deg. Dadaku berdegup cepat.
Harapanku melambung tinggi.
Aku melangkah pelan, melewati ruang tamu dan menuju dapur. Aku menekan dadaku. Ada suara tawa renyah dari sana. Kikikan ibuku serta suara rendah yang membuat jantungku ingin melompat keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. TAMPAN [END]
Novela JuvenilSi angkuh tampan ini mungkin tidak pernah ditolak. Yah, benar. Si angkuh ini belum pernah ditolak. Dia super tampan dan dia kaya raya, tapi yang benar saja, dia tipe pria yang paling tidak kusuka!!!!! Kencan dengannya? Well, silahkan dia bermimpi. T...