Side ini bercerita tentang kejadian sebelum Kris mengajak Ana berkencan di pantai. Ini awal mula Kris mendekati Ana. Aku ingin kasih tahu bagaimana perasaan Kris yang sebenarnya sama Ana, dan bagaimana awal mula dia terobsesi ngejar Ana.
Kris POV.
Bisik-bisik itu walau tidak ingin kudengar, mengganggu konsentrasiku saat menikmati sepotong sandwich. Aku menunduk menaruh kembali roti isi yang tak jadi kumakan, kali ini aku meraih gelas dan menyesap espressoku.
"Kau ditampar? Hahahahaha. Rasakan! Sudah kuperingatkan untuk tidak macam-macam dengannya. Aku hanya menyuruhmu untuk merayunya, bukan menciumnya."
Aku memasang telinga, salah pria-pria sembrono itu berbicara dengan suara besar. Mereka tepat dibelakangku, tentu aku bisa mendengar dengan jelas.
"Dia menolakku dengan keras. Dia sombong sekali!" Suara pria kedua membela diri.
"Lantas, memaksakan diri padanya adalah cara yang tepat?"
Si pria kedua terdiam, ada jeda, sepertinya dia memikirkan perkataan si pria satu.
"Sudahlah, aku menyerah! Aku kalah!"
"Ana memang tidak bisa ditaklukan. Kau pria sekian-kesekian yang ditolaknya. Wanita itu memang sangat cantik, tidak kaya tapi memiliki harga diri yang tinggi. Dia selalu menolak pria-pria yang mengejarnya. Tidak kecuali kau!!! Rasakan! " pria satu terkekeh, terdengar puas mengejek pria dua.
"Kukira dia hanya jual mahal. Aku tidak mengerti kenapa dia menolakku! Aku menawarinya berbagai macam kemewahan, lalu bukannya menerima pemujaan, aku dihina habis-habisan. Kau sengaja kan, memilih dia sebagai bahan taruhan kali ini?"
"Ana itu populer. Dia masuk dalam daftar setiap taruhan pria dikampus kita. Jadi yah, nasibmu saja terkena giliran. Semua pria dikampus kita berusaha memenangkannya. Banyak yang menjadikannya bahan taruhan, dan tidak sedikit yang benar-benar serius, dan semua pria-pria malang itu tidak memiliki kesempatan. Tidak ada satupun yang diterimanya. Bahkan Annie tidak banyak membantu. Dia melindungi sahabatnya dengan ketat. Kau tidak bisa mencari informasi apapun dari dia."
"Dia memang cantik, seksi, dan ya Tuhan, auranya membuatku bernafsu. Tapi aku menyerah! Aku tidak suka wanita yang tidak bisa kutundukkan. Aku terbiasa dengan wanita-wanita penurut yang mau melakukan apa saja untukku. Baru kali ini aku ditampar wanita. Biasanya mereka rela berkelahi demi mendapat ciuman dariku, tapi Ana yang terkenal itu malah menghadiahiku sebuah tamparan begitu aku memajukan wajahku untuk menciumnya."
Dasar pria banci!
Si pria pertama tertawa terbahak-bahak, puas akan nasib sial si pria satu.
Aku menghabiskan isi gelasku dan menutup telinga dari pembicaraan mereka. Pertukaran jual beli sedang berlangsung. Si pria dua menyerahkan uang kepada di pria satu.
Ana?
Aku tidak pernah mendengar nama itu! Apa dia juniorku yang berbeda fakultas?
"Eric..."
Aku mencondongkan tubuh.
"Kau masih berpacaran dengan Annie?" tanyaku mencoba terlihat bosan.
"Kenapa kau bertanya tentang dia?" tanyanya waspada. Pacar yang posesif, sahabat baikku berubah menjadi seperti ini semenjak wanita pendek montok itu menjadi kekasihnya.
"Aku ingin tahu tentang sahabatnya, Ana."
Bahunya terkulai lega. Dia sekarang menyeringai disudut gelas yang disesapnya. "Jadi kau sudah tahu tentangnya? Dan kau juga penasaran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. TAMPAN [END]
Novela JuvenilSi angkuh tampan ini mungkin tidak pernah ditolak. Yah, benar. Si angkuh ini belum pernah ditolak. Dia super tampan dan dia kaya raya, tapi yang benar saja, dia tipe pria yang paling tidak kusuka!!!!! Kencan dengannya? Well, silahkan dia bermimpi. T...