Ana POV.
Gosip, senjata mematikan.
Tempat strategis untuk mendapatkannya adalah toilet wanita. Kalian akan merasa takjub mengetahui didalam ruangan itu kalian bisa mendapatkan rahasia apapun dari bibir-bibir yang tidak bertanggung jawab. Itulah dimana aku mendapatkan informasi tentang Kris.
Wanita seperti lebah mengincarnya.
Mengerumuninya seperti semut.
Semua ucapan wanita-wanita itu tersaring tanpa tersisa,di mulai dari betapa sempurnanya dia hingga betapa kotornya dia.
Aku harus mempersiapkan diri sebelum pergi berperang, harus tahu apa yang akan kuhadapai dan bagaimana cara paling terbaik untuk mengatasinya. Kencan kali ini pasti akan berakhir dengan aku yang kehilangan keperawanan. Mendengar dari para wanita itu, Kris termasuk pria dengan hasrat yang besar. Menurut penuturan wanita-wanita itu –lagi- mereka semua sudah pernah tidur dengannya. Pernah merasakan belaian serta keintiman darinya. Aku merasa jengkel karena harus menjadi salah satu dari mereka. AKU MARAH.
Lemah seperti ini, tidak ada yang bisa kulakukan selain menerima nasib itu dengan mengesalkan, aku ingin menangis. Ini tidak bisa kuhindari. Satu-satunya caraku agar lepas dari penderitaan ini adalah dengan memberikan apa yang Kris inginkan, lalu setelah itu aku akan terbebas, hidup dengan kedamaian. Aku tahu dia hanya penasaran dan tertantang, dan dia akan pergi jika rasa penasaran itu sudah di penuhi, dan dia akan bosan.
Aku harus merelakan tubuhku, demi kebahagiaan hakiki yang akan datang. Seperti sebuah sesajen yang wajib kuserahkan sebelum mendapat restu ilahi mengecap manisnya kehidupan. Pria brengsek yang menyebalkan. Jika dengan pria lain aku berhasil keluar dengan selamat, tidak dengannya. Dia keras kepala sialan. Tidak berhenti sebelum puas, tidak akan meninggalkanku sebelum bosan.
Tidak ada yang bisa kulakukan.
Gosip-gosip itu seribu persen akurat, wanita-wanita itu semua mengatakan jika tak seorangpun yang pernah kencan dengan Kris tanpa berakhir tidur dengannya. Yang lebih menggelikan, semua dari wanita itu mengaku terpuaskan, dengan bangga membanding-bandingkan pengalaman mereka dengan suara yang kudengar bercampur kebahagiaan murni. Mereka gila, tidak jijik karena pernah tidur dengan pria yang sama malah merasa terhormat. Dunia sudah miring.
Nasibku. Oh-nasibku akan seperti mereka. Disetubuhi, ditinggalkan, dibuang seperti sampah, seperti barang bekas pakai.
Orang kaya menyebalkan! Kejam brengsek! Keras kepala sialan! Tampan kurang ajar!!!!
Aku berdiri, mematut tampilanku didepan cermin seukuran tubuh dengan bingkai kayu yang sudah agak terkelupas catnya. Aku seperti tawanan siap mati, hanya mengenakan t-shirt polos serta jins belel. Rambut tergerai sengaja tak kusisir, wajahku kusam. Aku sengaja meminum kopi dan bergadang semalam, kantung mataku mengerikan. Bibirku pucat seperti mayat. Aku tampil sempurna. Tampilan seperti ini yang ingin kuperlihatkan pada Kris. Jika dia masih bernapsu padaku setelah melihatku hari ini, er- memang ada yang salah dengan saraf nafsunya. Atau memang pikiranku picik dan terlalu polos, apa kau lupa Ana? Bagaimana kau bisa lupa? Semua pria hanya memikirkan lubang diantara selangkangan seorang wanita tanpa memerdulikan bagaimana tampilan mereka. Benar! Pria memang seperti itu!
“Huh…”
Aku meraih tas diatas ranjang, mengecek note, hp, kaca kecil, sisir, serta semprotan nyamuk berukuran 60ml, siapa tahu aku membutuhkan senjata untuk hal-hal tidak diinginkan. Seperti pemerkosaan yang mengerikan. Aku berjalan pelan seperti mayat, membuka pintu lalu menuruni tangga, ada ibuku dibawah sana dengan senyum lebarnya, dan setelah melihatku senyum itu menghilang sama cepatnya dengan datangnya. Dia sekarang terlihat marah, matanya memicing menyorotiku dari ujung rambut ke kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. TAMPAN [END]
Подростковая литератураSi angkuh tampan ini mungkin tidak pernah ditolak. Yah, benar. Si angkuh ini belum pernah ditolak. Dia super tampan dan dia kaya raya, tapi yang benar saja, dia tipe pria yang paling tidak kusuka!!!!! Kencan dengannya? Well, silahkan dia bermimpi. T...