P R O L O G U E

11.7K 948 6
                                    

Happy Reading!

"Apa yang kau inginkan sebagai tanda terima kasihku karena telah menyelamatkan nyawaku, Nak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kau inginkan sebagai tanda terima kasihku karena telah menyelamatkan nyawaku, Nak?"

Gadis bermata emerald itu mendongak menatap sang Kaisar, ia mengerjapkan matanya pelan. "Apakah anda akan mengabulkan apapun permintaan yang saya inginkan, Yang Mulia?" tanya sang gadis sembari kembali menunduk.

"Ya. Apapun yang kau minta, Anakku. Selagi aku bisa menurutinya." Jawab sang Kaisar mantap.

Gadis itu tersenyum kecil, "Baik. setelah saya mengucapkan permintaan saya ini, anda harus benar-benar mengabulkannya untuk saya, Yang Mulia."

"Katakan saja, Nak. Kau membuatku gugup." kekeh sang Kaisar.

Sang gadis kembali mendongak menatap sang Kaisar, "Saya ingin membatalkan pernikahan saya dengan Pangeran mahkota, Yang Mulia." ucap gadis itu mantap.

Sontak Para petinggi Kerajaan yang berada disana terkejut mendengar penuturan sang Putri. Sungguh, mereka begitu tidak percaya akan apa yang didengar mereka saat ini.

Sang Putri, yang selama ini dikenal begitu sangat mencintai sang Pangeran Mahkota dan begitu kekeuh ingin menikah dengannya, berkata ingin membatalkan pernikahannya.

Suara riuh begitu menggema di aula istana itu, masih benar-benar tidak percaya dengan penuturan Sang Putri.

Sang Kaisar masih terdiam tak berniat menjawab, ia mengernyitkan dahi bingung. Memandang sang gadis, memastikan apakah yang diucapkan gadis itu benar adanya.

"Apakah kau benar-benar menginginkan ini, Nak? Karena yang kutahu kau begitu mencintai Pangeran. Aku benar-benar tak percaya dengan ini."

"Ya, Yang mulia." Jawab gadis itu dengan nada tegas. Membuktikan jika permintaan-nya yang ia ucapkan tadi benar adanya.

"Nak, Kau ..."

"Apa yang kau katakan, Elle?!" Potong Seorang pria yang tak lain adalah Pangeran Mahkota yang menyela ucapan sang Kaisar.

Gadis itu bahkan tak berniat menoleh dan menjawab, dia hanya kembali mendongak menatap sang Kaisar, "Anda sudah berjanji akan mengabulkan permintaan saya, Yang Mulia." ucap gadis itu sembari tersenyum manis kepada sang Kaisar.

Sang Pangeran yang telah diabaikan menggeram marah, "Kau!-"

"Bukankah ini yang anda inginkan, Pangeran? Terbebas dari gadis menjijikkan seperti saya?" Gadis itu menyela ucapan sang Pangeran, juga menatap Pangeran dengan dinginnya.

Sang Pangeran terdiam. Hatinya berdenyut nyeri melihat tatapan sang Putri, mata yang dulunya menatapnya dengan binar penuh cinta dan kehangatan, kini hanya tatapan penuh kebencian yang terpancar pada sang Pangeran.

"Nak, jangan berbicara seperti itu. aku tidak suka mendengar kau merendahkan dirimu sendiri." ucap Sang Kaisar.

Gadis itu hanya tersenyum sebagai jawaban, "Saya benar-benar berharap anda dapat menepati janji anda, Ayah." ucap sang gadis sembari menekan kata terakhir.

"Nak ... "

"Kalau begitu saya permisi, Yang Mulia. Saya akan menunggu jawaban dari anda." gadis itu kembali menyela sang Kaisar, menunduk hormat lalu berlalu meninggalkan singgasana sang Kaisar.

Ia berjalan dengan tenang, sangat-sangat tenang. mengabaikan suara gemuruh dan tatapan penuh dengan ketidakpercayaan yang kembali menggema didalam aula istana itu.

 mengabaikan suara gemuruh dan tatapan penuh dengan ketidakpercayaan yang kembali menggema didalam aula istana itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



A Princess Changes || REVISI BERJALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang