🌱'13

354 48 55
                                    

Baby we go wild.


Eh bentar napas dulu.

Tarik napas ya. Part ini panjang banget 2x dari part biasanya. Dan banyak drama.




Maafin nay kalo mengecewakan, Nay ga sanggup baca ulang. Kalo ada Typo kasi tau ya. 😣



Happy Reading 🌱




"Jadi lo sama Jeno tinggal serumah?" Anggi menutup mulutnya kaget.

Ayu hanya menggaruk hidungnya salah tingkah.

Saat ini mereka berdua duduk di kursi depan kamar rawat Mark yang sudah di pindah. Dan mau tak mau Ayu harus menjelaskan semuanya dari awal pada Anggi, agar tidak ada kesalah pahaman di antara mereka.

"Tolong jangan bilang bilang yang Lain ya Gi." Ayu menatap Anggi memohon.

"Yakali Gua cerita sama mereka, heboh ntar yang ada. Aman kok, gue gak bakal bilang bilang." Anggi menampilkan senyuman lebarnya.

"Uhu sayang Anggi." Ayu membawa Anggi kedalam pelukannya.

"Ekhem!"

Seketika pelukan mereka terlepas.

"Eh sorry ganggu kalian." Jeno mengusap tengkuknya salah tingkah.

"Eh I-iya gak papa kok." Anggi mengangguk canggung.

"Makasih ya udah nolongin temen gue." Jeno tersenyum tulus.

Anggi menahan napas. Pertama kali dia melihat senyuman dari seorang Jeno dan hebatnya ini untuknya.

"Eh i-iya Jeno sama sama." kesadaran Anggi kembali setelah mendapat tendangan kecil di kakinya dari Ayu.

"Lah lo tau nama gue? Gue nggak tau nama lo." Jeno mengulurkan tangannya pada Anggi.

Dengan gugup Anggi membalas uluran tangan Jeno.

"Jeanno, panggil aja Jeno." Tak lupa dengan senyum bulan sabit khasnya.

"Eh, Anggi Lia. Panggil aja Anggi." Buru buru ia melepas jabat tangannya dengan Jeno.

"Ayu kamu kalo mau pulang sama anggi juga gapapa, besok aku jemput." Jeno beralih pada Ayu yang berdiri di sebelah Anggi.

"Eh nggak, biar aku ikutan nginep di sini aja, yakali kamu sendirian." Ayu mengerti, Jeno tidak mungkin memberi kabar teman temannya di tengah malam begini.

"Bang Alif kemana?" Jeno menanyakan Abang Anggi yang turut menyelamatkan Mark tadi.

"Eoh Abang  masih beli kopi ke kantin, takut ngantuk pas nyetir katanya." Jeno hanya menganggukkan kepalanya paham.

Hingga tak lama kemudian sosok abang Anggi datang, dan langsung pamit pulang, karena di cari oleh ibu kontrakan mereka yang kebetulan terbangun tengah malam dan menemukan mereka menghilang.

Jeno dan Ayu mengantarkan hingga depan pagar batas ruang VIP. Mereka langsung pulang setelah Jeno mengucapkan terimakasih berkali kali.

Mereka berdua kembali ke ruang rawat mark dengan keadaan hening, apalagi sepanjang koridor hanya ada mereka berdua. Serasa jalan milik berdua.

"Kamu tidur di sofa aja Yu." Jeno langsung mendudukkan tubuhnya ke kursi di samping brankar Mark.

"Lah terus kamu?" Ayu mengangkat sebelah alisnya.

Jeno tersenyum, "Gue di sini aja. Khawatir Mark sadar, biar lebih dekat."

"O iyaudah." Ayu mengangguk pasrah, lalu merebahkan tumbuhnya ke sofa panjang. Kemejanya ia lepas menjadi selimut dadakan.

You 🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang