🌱'14

396 48 35
                                    

Let me introduce you some ~

Eh udah jangan nyanyi hehe.

Ciee fast up. Makanya jangan lupa spam komen dan klik vote ya 💚

Btw ini panjang ehhe.  Semoga suka.

Happy Reading 🌱














Ceklek!

"Gimana Dok kondisi Mark?" Haechan langsung menghampiri dokter yang baru saja membuka pintu.

"Pendarahan di tangannya sudah bisa di atasi. Mark pingsan karena kekurangan darah. Sebenarnya semalam Mark juga kehilangan banyak darah dan di tambah barusan juga banyak darahnya yang terbuang. Oleh karenanya kondisi Mark down."

Naya semakin mengeratkan pelukannya pada Jeno. Ayu tanpa sadar mengusap usap punggung Naya untuk Menengakan.

"Terus gimana Dok? Kira kira butuh transfusi darah nggak?" Tanya Xiaojun.

"Iya, perawat masih mengecek stok darah A apakah tersedia."

"Ambil darah saya saja Dokter." Xiaojun mantap.

"Darah saya juga A Dokter. Kalau darah Xiaojun kurang, bisa panggil saya." Jeno juga bersuara.

"Baiklah silahkan Mas mengikuti kakak perawat ini." Dokter menujuk perawat yang berdiri di belakangnya.

Xiaojun mengangguk.

"Mari Mas." Perawat berjalan mendahului pergi.

Xiaojun hendak mengikutinya, namun di tahan oleh Haechan.

"Gue temenin." Xiaojun menganggukkan kepalanya.

"Good luck Jun!" Seru Lucas.

Jeno hanya tersenyum menyemangati.

Ayu tak sengaja melirik tangannya yang mengusap punggung Naya. Seketika matanya membulat menyadari jika kini tangannya penuh darah dari punggung Naya yang tertutup kaos hitamnya.

"Eh Naya punggung kamu berdarah?!" Seru Ayu panik. Sambil menunjukkan tanganya yang berlumuran darah.

Seketika semua mata menatap telapak tangan Ayu yang berwarna merah.

"Itu darah Mark." Lirih Naya.

Jeno meringis.

"Mau pake hoodie gue dulu nggak Nay?" Tawar Lucas.

Jeno langsung menjitak kepala lucas.

"Adaw! Sakit Jen." Lucas mengusap bekas jitakan Jeno.

"Ye lu bego. Yakali Naya pake baju lu, kelelep badan dia."

Naya melepas pelukan Jeno, tertawa kecil karena kebodohan Lucas.

"Ini Hoodie siapa?" Ayu menunjuk hodie hitam yang tergeletak di sampinya.

"Punya Haecahan kayaknya. Coba cium dulu, kalo bau jangan."

Ayu mengikuti saran Lucas. Mengambil hoodie nya lalu mengendusnya, aroma manly dari sabun dan parfum laki laki menguar dari sana.

"Wangi kok." Sekali lagi Ayu mengendusnya.

"Dih malah ketagihan."

Ayu tertawa kecil. Naya yang melihatnya hanya geleng geleng kepala sambil mengulum senyum.

"Ayo ke toilet dulu!" Naya bangkit dari kursinya.

"Udah baikan Nay?" Jeno khawatir.

"Iya." Naya berusaha menampilkan senyumannya sebaik mungkin.

You 🌱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang