***
"Ujung-ujungnya kau tetap tidur ternyata."
Suara yang sangat akrab dan dekat itu sontak membuat Rei melotot. Ia melihat sekitarnya, mendapati dirinya telah berada disebuah tempat yang dikelilingi tembok dari batu.
Lalu dia melihat ke depan, melihat sosok Merlin tengah terduduk dengan wajah lelahnya dihiasi senyum terpaksa sedang melambai kearahnya. "Halo~"
Masih mengumpulkan akalnya, Rei sekali lagi melihat ke sekitar. Dari sorot matanya, Merlin bisa melihat Rei sedang kaget dan bingung. Merlin tidak mempermasalahkannya, toh ia juga sudah menduganya.
"Sejak kapan aku tidur?" Rei bertanya masih sedikit linglung.
"Hm, daripada tidur, mungkin lebih tepat jika aku menyebutnya pingsan." Merlin menjawab sambil menyentuh dagunya. "Tenang saja kau baru sampai kesini, berarti kau kehilangan kesadaran beberapa saat yang lalu." lanjutnya.
"Begitu, ya. Lalu tempat ini? Tempat yang sama dengan yang biasanya bukan?"
"Ya, meski ada beberapa perbedaan, tempat ini masihlah Taman Mimpi Merlin~" ucapnya riang.
"Taman Mimpi?"
"Hanya itu nama yang bisa kupikirkan, aku tidak menerima komentar."
"Kebetulan sekali, sebenarnya hal ini ada kaitannya dengan apa yang ingin kukatakan padamu Rei." saat berkata seperti itu Rei tahu Merlin serius baik dari sorot mata maupun nada bicaranya.
Merlin membuang napas. "Sejujurnya akan lebih baik jika kau tinggal di desa itu saja."
Rei mengangkat sebelah alis. "Memangnya kenapa?"
"Kau tahu sendiri ada yang janggal dari tubuhmu bukan? Bagian tubuh yang hampir tembus pandang dan batuk darah?"
"Sepertinya aku juga sempat muntah sebelum hilang kesadaran." tambah Rei.
"Itu terjadi karena ulah Vivianne. Dia tadinya akan mengurungmu di Avalon agar baik dirimu ataupun energi sihir Avalon tidak dapat keluar dari pulau itu lagi."
Rei melotot. Ia menelan ludahnya lalu mengangguk, memberi tanda bagi Merlin untuk melanjutkan ceritanya.
"Tapi seperti yang kau lihat sendiri, yang datang menemuinya bukan kau tapi aku. Jadi dia mengurungku, menggunakan sihirnya dia memaksaku untuk menyerap sihir Avalon dari dirimu dan menjadi wadah yang baru."
Gadis itu berkedip lalu melihat tangannya dan mengepalkannya beberapa kali.
--"Jadi begitu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Void of Avalon || Arthur Pendragon
Fiksi Penggemar❝Biarkan aku menceritakan padamu kisah seorang raja.❞ ••• Padahal, semuanya berawal hanya dari pertemuan sederhana antara dua orang anak kecil. Tidak ada yang menyangka bahwa hal itu akan mempengaruhi sebuah kisah yang sudah diramalkan dahulu kala...