❝Biarkan aku menceritakan padamu kisah seorang raja.❞
•••
Padahal, semuanya berawal hanya dari pertemuan sederhana antara dua orang anak kecil.
Tidak ada yang menyangka bahwa hal itu akan mempengaruhi sebuah kisah yang sudah diramalkan dahulu kala...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Sembilan tahun yang lalu, di Avalon, semuanya berawal.
Sebuah kejadian yang cukup aneh dan mengejutkan terjadi di Avalon. Merlin dan Vivianne―dua orang yang mempunyai kaitan erat dengan Avalon dapat merasakannya dengan jelas.
Mereka merasa aliran mana Avalon terbilang cukup aneh. Seperti pulau itu tengah melakukan sihir dengan sendirinya. Sihirnya terbilang tidak biasa menurut Merlin dan Vivianne.
Pulau itu, Avalon. Yang dikenal sebagai tempat dimana semuanya abadi, siapa sangka akan melakukan sihir yang hampir tidak terpikirkan oleh Merlin?
Ditengah taman itu, sesosok figur anak kecil berdiri membelakangi Merlin. Kulitnya putih, dan rambutnya yang panjang hingga menutupi punggungnya.
Belum sempat Merlin melangkah mendekat, sosok itu menolehkan kepala, menatap Merlin dengan kedua matanya.
Hal yang pertama terlintas dibenak Merlin saat melihat wajahnya adalah―boneka. Wajahnya memang cantik. Rambutnya, kulitnya, bahkan matanya juga cantik.
Namun berbeda dengan anak lainnya, kulitnya sangat putih hampir pucat, rambutnya berkilau berwarna putih kebiruan ketika disinari oleh cahaya matahari, dan sepasang manik biru langit itu terlihat tidak memantulkan sedikitpun cahaya.
Dia menatap Merlin lekat-lekat, tangan kanannya perlahan terangkat dan menunjuk Merlin. Dengan suara yang kaku dan terbata-bata, ia mengucapkan kata pertamanya...
"Sia――pa?"
***
Satu minggu telah berlalu semenjak kemunculan gadis misterius itu dan yang mengurusnya selama satu minggu itu tak lain dan tak bukan adalah Merlin.
Tingkah lakunya yang kaku dan wajahnya yang selalu tanpa ekspresi itu cukup membuat Merlin kesulitan memahami apa maunya.
Hal yang ia lakukan hanyalah melamun dan tidur. Oh, dan minum―sejak seminggu kemarin ia belum makan apa-apa, atau bahkan menolak untuk makan apa-apa.
Vivianne menyimpulkan mungkin bisa saja karena jumlah mana yang sebegitu besarnya yang berada ditubuh seorang gadis kecil.
Gadis itu merupakan sebuah eksistensi yang seharusnya tidak ada―bahkan tidak pernah ada. Terlahir dari aktivitas sihir Avalon yang membuatnya menjadi wadah untuk sihir pulau tersebut―yang juga merupakan sebab mengapa Vivianne terus mengurungnya di Avalon, tidak heran Vivianne memberikannya sebuah nama―
―Eve.
Nama yang sama dengan nama wanita pertama yang diciptakan ke dunia oleh tuhan. Namun, Vivianne tidak menamainya karena hal itu. Vivianne hanya memberinya nama itu untuk memudahkan memanggilnya.