2|About Alden

451 54 17
                                    

Palylist|All About You <NCT U>

***

Dia Alden, si cowok dengan julukan Happy virus yang mampu membuat orang disekitarnya ikut bahagia, tak hanya itu dia juga memiliki wajah yang mendekati kata sempurna, tinggi, putih, mancung, dengan rambut yang selalu dibiarkan acak acakan agar menambah kesan bad boy dan jangan lupakan senyumnya yang sangat manis apalagi ditambah lesung pipi dikedua pipinya,membuat jiwa para kaum jomblo meronta ronta. Fakta selanjutnya dia pun mempunyai dua sahabat yang selalu bersamanya dari zaman mereka masih ingusan. Nama nya Arfan dan Fero sifatnya tak beda jauh dari Alden.

Arfan blasteran Sunda-betawi, hobby nya membuat puisi absurd, oh ya ketebak kan siapa pembuat puisi yang kemarin dibacakan Alden? Arfan lah pelakunya. Sepertinya hanya Fero yang lumayan waras diantara mereka bertiga,jangan tanyakan wajah, sudah bukan rahasia lagi jika Fero memiliki wajah yang sangat menawan, ditambah diapun ketua OSIS, lengkap sudah.

***

Kejadian kemarin sungguh membuat Airell jengah, maksud ia pindah sekolah ingin merasakan ketentraman hidup di sekolah barunya, ternyata malah sekolah ini penuh dengan drama.

Kemarin dia mendengarkan Ressy dan Karin bercerita tentang seluk beluk sekolah barunya, termasuk kejadian kemarin.

***

Sinar matahari menelusup masuk melalui celah jendela kamar Airell. Sudah pukul 06.00 tetapi dia masih belum terbangun, Airell meraba benda berisik di sebalah kasurnya. Matanya mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya tersadar bahwa hari ini hari keduanya masuk sekolah, Betapa terkejutnya Airell ketika matanya melihat jam yang sudah menunjukan pukul 06.00,segera ia membanting tubuhnya menuju kamar mandi.

***

"Gimana sekolah pertama kamu?" tanya Nayla pada anaknya yang sedang sibuk sendiri melahap sarapan.

"Entar aja Airell ceritanya, udah telat nih mah." Ucapnya sambil melahap satu Roti utuh kedalam mulutnya.

"Ayo Pah, Udah telat nih." Airell segera berlari menuju mobil Avanza yang sudah terparkir manis di depan rumahnya, diikuti Edzar yang ikut terburu buru.

Airell melihat ke luar jendela, kemacetan sudah menguasai jalanan, ditambah haripun sudah mulai siang, Airell menghela nafas mencari solusi agar ia segera tiba disekolah.

"Pah, Airell naik ojeg aja ya?" tak lama Papahnya mengangguk setuju, tanpa banyak berfikir Airell segera turun dari mobil, suara deru motor terdengar di telinganya, ia menoleh kearah kanan dari arah yang lumayan dekat dia melihat seseorang mengendarai motor dengan helm Yang menutupi seluruh wajahnya, tanpa pikir panjang dia langsung menghentikan pengendara motor tersebut, tak peduli orang itu ojek atau bukan pikirannya sudah kalut.

"Mang ke SMA Pratama buruan!" Airell segera naik dengan percaya dirinya sementara si pengendara motor tadi bingung, pasalnya dia bukanlah tukang ojek.

"Buruan mang, saya bayar dua kali lipat deh," Airell mencoba bernegosiasi, dan akhirnya 'tukang ojeg' tadi setuju.

"Pegangan, neng!" entah disengaja atau tidak, tukang ojeg tadi menggas motornya lalu mengerem secara tiba-tiba, otomatis tubuhnya menubruk punggung tukang ojek tadi. Seperti nya Airell salah memilih tukang ojek.

Tak menghabiskan banyak waktu, merekapun sampai di gerbang sekolah bertuliskan SMA Pratama. Airell segera turun dari motor matic yang tadi ia tumpangi.

Airell merogoh saku seragamnya mencari uang untuk membayar tukang ojeg tadi, tetapi dahinya mengkerut.

Apa apaan ini? Perasaan tadi uang bekalnya sudah ia masukan.

Cengiran tampak di wajah Airell "Hmm, gimana ya? Tadi tuh saya telat mang, jadi buru buru bukan saya gak punya uang atau PHPin mangnya, tapi uangnya saya gak tau kemana, apa mungkin jatuh pas tadi naik motor ya? Kalau iya berarti salah mangnya udah kebut kebutan jalanin motor, berarti saya gak salah apa apa dong? Jadi saya gak perlu bayar, mang tinggal cari uang saya yang jatuh tadi di jalan" belum selesai bebicara, Airell di kejutkan ketika tukang ojeg tadi turun dari motor lalu membuka helm yang sedari tadi menutupi seluruh wajahnya. Terlihat tidak asing, Airell mencoba mengingat wajah penuh dosa itu. Kejadian kemarin tiba-tiba terputar di otaknya.

Makhluk aneh?

Airell baru menyadari bahwa tukang ojeg tadi ternyata menggunakan celana abu-abu yang merupakan seragam anak sekolah, bego bego.

"Bayar pake cinta aja gimana?"

'Sialan'

Airell melengos begitu saja, ia tak suka orang yang sok kenal ditambah kesan pertama yang ia dapat dari orang ini begitu menjengkelkan.

"Kenalin gue Alden, cowok tertampan dari segala macam makhluk hidup dibumi." ucapnya penuh percaya diri.

Airell berbalik dengan tangan terlipat didada, "terus gue peduli? Gak ya tolol!"

Bagai pisau belati yang dengan sengaja seseorang tanjapkan ke hati Alden, perkataan cewek didepannya ini sangatlah menyakitkan. Tapi entah dorongan dari mana, Alden sangat suka ketika melihat wajah merah Airell yang sedang marah, seperti menguji adrenalin.

"Ok, sekarang kita udah kenalan, inget gak omongan lo waktu kemarin?" Airell kembali melangkahkan kakinya, omongan cowok bernama Alden itu sungguh tak berguna, malah selalu memancing emosinya.

Sudah Alden duga, pasti Airell tidak akan menjawab pertanyaannya, "amnesia ya lo?apa jangan jangan lo autis?"

Tak akan ada asap jika tak ada api, jangan salahkan Airell jika amarahnya sudah memuncak ia tak segan segan melakukan hal yang tak terduga. Tangan Airell sudah melayang diudara bersiap meninju mulut Alden agar tak banyak bacot, namun dengan sigap Alden menghindar alhasil Airell hanya bisa meninju udara kosong.

"Gak kena," ucap Alden penuh kegembiraan, tangan Airell terkepal kuat hingga buku buku jarinya bewarna putih ditambah mukanya sudah mulai memerah karna menahan emosi.

"Lo tuh siapa sih? Jangan so kenal jadi orang!" geram Airell, ia ingin segera menyudahi pertengkaran ini.

"Tuh kan bener lo tuh amnesia, tadi kan gue udh bilang nama gue Alden." Semakin gencar Alden menjadikan Airell bahan candaannya.

"Bodo." ketusnya, tak disadari pertengkaran tadi cukup memakan waktu, Airell lupa karna si makhluk aneh ini terus mengganggunya, dilihatnya jam tangan berwarna hitam yang sudah menunjukan pukul 07.15 segera ia berlari masuk, tapi langkahnya terhenti, Airell kembali berbalik kebelakang menatap tajam Alden.

"Satu lagi, jangan ganggu gue atau lo tau akibatnya!"

Bulu kuduk Alden berdiri, rasanya merinding melihat mata Airell yang menatapnya begitu tajam.

***

Hari mulai siang, rasanya matahari tepat berada diatas kepala keduanya, sangat panas. Terlihat dua siswa sedang menghormat bendera dengan peluh yang sudah sepenuhnya membanjiri tubuh mereka.

Alden mulai tak bisa diam, rasa pegal mulai menghinggapi tangan dan kakinya.

"Anjir kulit gue kebakar,"

Airell melirik dengan ujung mata, sudah aneh, pengganggu, narsis pula sungguh perpaduan yang sangat absurd. Bagaimana Indonesia bisa maju jika memiliki warga bentukan seperti cowok ini.

***

TBC.

Jangan lupa vote&komen

Jangan lupa vote&komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALDEN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang