9|Ressy Baper

136 26 10
                                    

Playlist|Bentuk Cinta <Eclat>

Kamu terlalu menyenangkan untuk diabaikan.

***

Kantin memang sarangnya para makhluk bumi untuk bergosip ria, dari perempuan sampai laki laki tak ada batasan bagi mereka. Lihat saja sekarang dari ujung kanan hingga ujung kiri bibir mereka sampai monyong monyong mencibir satu sama lain. Tak beda jauh dengan apa yang dilakukannya sekarang dengan kedua temannya, ralat kelima temannya karena Alden lagi lagi memaksa satu meja dengan orang orang tak berakhlak seperti Arfan contohnya, kalian tahu sekarang Arfan sedang apa?

"Pernahkah kau bertanya?"

Arfan sedang menjadi pusat perhatian, entah mengapa Airell yang jadi malu sendiri satu meja dengan orang tak berakhlak ini.

"Emang pernah gue nanya lo?" balas Ressy terlampau oon.

"Seperti apa bentuk air tanpa wadah," Lanjutnya.

"Emang air bisa tanpa wadah? Tumpah lah Fan, bego lo."

"Pernahkah kau mengira?"

"Gue gak pernah ngira ngira sih Fan, kayanya sih soalnya gue lupa."

"Seperti apa bentuk cinta?"

Ressy menyatukan jempol dengan telunjuknya hingga membentuk seperti hati.

"Kaya gini bukan?"

"Rambut warna warni bagai gulali,"

"Lah rambut gue item kok, lagian kalo kaya gulali entar banyak semut yang numpang hidup dikepala gue."

"Imut lucu walau tak terlalu tinggi,"

"Makasih gue emang imut." Ressy mengedipkan sebelah matanya.

"Pipi chubby dan kulit putih,"

"Pipi gue tirus deh perasaan." Ressy meraba pipinya.

"Senyum manis gigi kelinci,"

"Fan, gigi gue gingsul bukan kelinci, emangnya gue hewan apa?" Ressy menyengir hingga terlihat gigi gingsulnya.

"Membuat ku tersadar,"

"Kan lo udah sadar."

"Bentuk cinta itu," Arfan menaiki meja dengan tangan menunjuk Ressy.

"Ya kamu." Finally, Arfan terbahak melihat Reaksi Ressy.

"Ah Arfan tanggung jawab, gue baper nih," Ressy memasang wajah sedih, seperti seorang wanita yang sedang meminta pertanggung jawaban pada laki lakinya karena telah menghamilinya.

"Gitu aja baper lo Jubaedah," Arfan turun karena aksinya sudah selesai.

"Emang gue baperan Bowo." Ressy mengembangkan kedua pipinya.

"Tapi gue udah punya Lucin wahay Cimoy," balas Arfan, Airell sedikit terhibur dengan drama dadakan ini.

"Kenapa Kakanda lebih memilih Lucin?"

"Lucin mah montok, bohay gak kaya kamu atuh neng tepos," Mulai, logat Sunda Arfan mulai keluar.

"Tapi kan gue lebih cantik, Tatang."

"Gak butuh cantik doang Sandy,"

"Terus lo maunya apa Aladin?"

"Yang pertama harus montok dulu kalo mau sama gue, terus jangan lupa kaya, gak kaya lo rakyat jelata, iuhhh iuhh kamseupay gak sudi berteman sama rakyat jelata mendingan lo semua kelaut aja," Arfan meremix lagu itu dengan seenak jidatnya, seisi kantin terbahak melihat kelakuan Arfan yang sangat menghayati lagu yang sedang ia nyanyikan.

ALDEN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang