12|Ojol

111 26 13
                                    

Playlist|On The Road<Baekhyun>

"Inget! hubungan kita cuman sebatas orang waras yang mau balas budi ke orang tolol!"

***

Matahari kian menampakan diri dengan sinar terangnya, namun dengkuran cewek berperawakan cowok itu tak kunjung usai walau hari sudah mulai siang, jeritan alarm pun ia hiraukan. Matanya sangat berat terangkat, seperti sudah lama tak tidur.

Tak kunjung melihat anaknya turun dari kamar, Naylapun mengetuk pintu kamar Airell untuk memastikan apakah dia sudah bangun atau belum. 

"Airell, bangun Nak udah siang!"

Tak ada balasan dari dalam sana, Nayla mencoba mengetuk kembali pintu tersebut.

Airell terbangun dengan mata melotot kaget, ia lupa jika hari ini hari selasa seharusnya ia sudah berada di sekolah saat ini. Dengan sekali hentak ia menyambar baju seragamnya dan langsung memakainya.

"Iya, Mah entar Airell nyusul." teriaknya sambil mengancingkan satu persatu kancing bajunya.

Airell memasukan buku-buku yang ia butuhkan kedalam tasnya, tak sadar jika dairy putih itu juga terbawa masuk.

Setelah siap Airellpun segera berlari ke bawah untuk ikut sarapan bersama kedua orang tuanya. Ia melirik jam tangan yang menunjukan jam setengah tujuh, masih sangat pagi menurutnya. Airell duduk berhadapan dengan Edzar—Ayahnya. Tidak ada banyak percakapan antara mereka bertiga karena memang Edzar sangat tegas jika menyangkut tata krama.

Sebenarnya ada sedikit keganjalan yang mengusik pikirannya, Airell melirik sekilas wajah Edzar, hanya sekilas karena ia tak berani menatapnya lebih lama pasalnya kemarin ia membuat kesalahan yang mungkin ayahnya sudah tau.

Airell melahap roti yang disiapkan Nayla dengan terpaksa, moodnya sudah lenyap entah kemana karena tatapan Edzar yang begitu dingin. Ayahnya itu sangat posesif apalagi menyangkut masa depan, sebenarnya ia sudah muak dengan aturan-aturan yang dibuat seenaknya oleh Edzar. Airell ingin hidup bebas, ia bukan anak kecil lagi yang harus diawasi setiap saat. Tetapi bagaimana pun orang tua selalu benar bukan?

"Kemarin kamu kemana, Airell?" tanya Edzar membuat perhatian Airell teralih sepenuhnya pada dirinya.

Airell diam tak bergeming, ia memainkan jarinya di bawah meja entahlah itu selalu dilakukannya ketika merasa gugup.

"Kenapa diam?" Lagi, Edzar mendesak Airell agar anak itu menjawab pertanyaan-nya.

Memang Airell dikenal dengan sosok kasar, jutek dan galak oleh teman-temannya, namun itu semua tak berlaku jika ia sedang berhadapan dengan ayahnya seperti sekarang ini. Airell takut dengan tatapan datar dan suara dingin ayahnya. Airell takut sekaligus muak ketika ayahnya selalu menuntutnya melakukan apapun semaunya. Airell takut semua hal tentang ayahnya.

Brug

Airell tersentak dengan suara gebrakan yang dilakukan oleh Edzar.

"Kamu tau kan tata krama ketika berbicara dengan orang tua?" suara dingin itu membuat Airell reflek menatap mata Edzar.

"Sekarang jawab, kemana kamu kemarin sampai pulang malam?" Airell bingung harus menjawab apa, ia ingin berbohong namun jika Ayahnya sampai tau masalahkan akan semakin runyam. Ia butuh pertolongan sekarang, namun kalian tau apa yang dilakukan Nayla saat ini? ia pun diam. Padahal sekarang Airell sangat membutuhkan pembelaan. Kadang Airell tak begitu nyaman berada di keluarga ini, semua masalah pasti akan dibesar-besarkan oleh Ayahnya dan berujung dengan Nayla yang diam dan Airell korbannya.

ALDEN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang