13|Lose

67 18 7
                                    

OST|Mantra Cinta<Rizky Febian>

“Takdir adalah kebetulan,
Dan kebetulan bukanlah takdir”

***

Disinilah Airell sekarang, dikelas yang bising karena celotehan-celotehan seisi kelas. Dan Airell baru menyadari jika Alden dengan mudah membohonginya, ia merasa orang paling bodoh karena sudah dibodohi oleh orang bodoh.

Sesuai kesepakatan hari ini Alden masih menjelma menjadi teman sebangkunya. Airell ingin marah tapi tenaganya sudah habis. Ia menenggelamkan kepalanya diantara kedua tangannya, isi kepalanya dipenuhi dengan berbagai masalah. Ternyata melarikan diri bukan jalan yang tepat.

Lama kelamaan ia merasakan kantuk yang luar biasa, pasti ini efek begadang semalaman. Baru saja Airell terlelap namun kedatangan guru mata pelajaran membuatnya terpaksa terbangun kembali. Ia mengucek matanya agar tidak mengantuk lagi.

Tak ada percakapan antara dirinya dengan Alden selama pelajaran berlangsung. Airell melihat Alden yang sangat serius ketika guru sedang menerangkan, bahkan tak jarang Alden selalu menjawab pertanyaan guru tersebut dengan percaya diri, dan yang membuat Airell kagum semua pertanyaan itu dijawab benar oleh Alden. Airell hanya bisa melihat wajah serius Alden ketika ia sedang belajar, selebihnya orang itu pasti bertingkah seperti orang gila.

Waktu kegiatan belajar mengajar sudah habis, Airell membereskan semua bukunya lalu memasukannya kedalam kolong bangku. Namun tiba-tiba Pak Erwin masuk kelas tanpa permisi sambil membawa setumpuk kertas ditangannya. Airell melotot melihat itu, Jangan-jangan itu hasil ulangan matematika kemarin, ah...Ia belum siap menerima kenyataan.

Alden tersenyum miring melihat wajah tegang Airell.

"Udah siap?" tanya Alden membuat perhatian Airell teralih kepadanya.

"Hah? Apa? Oh itu? Ya udah lah." Jawab Airell dengan terbata. Namun ia yakin, otaknya masih berada satu tingkat diatas Alden.

"Halfi, tolong dibagikan!" Pak Erwin menyuruh Halfi selaku ketua kelas untuk membagikan hasil ulangan matematika kemarin.

"Ada dua orang yang mendapat nilai sempurna, dan satu orang dibawah KKM. " Lanjutnya sambil melirik Airell sekilas. Sudah ia duga, usaha tidak akan menghianati hasil bukan?

Airell tersenyum senang, ia yakin dua orang yang dimaksud pak Erwin salah satunya adalah dirinya dan satu orang di bawah KKM itu pasti Alden.

Halfi mulai membagikan hasil ulangan itu satu persatu. Akhirnya  selembar kertas itu berada di tangan Airell, rasa percaya dirinya semakin meningkat melihat raut wajah Alden yang terlihat datar sesudah melihat hasil ulangannya. Dengan hati-hati Airell melihat lembar kertas penuh angka itu.

"Berapa nilai lo? " tanya Alden to the point, ia sangat penasaran dengan hasil ulangan Airell.

Airell tersenyum senang, ternyata benar kata pepatah itu, usaha tidak akan menghianati hasil. Airell sangat puas dengan hasil yang ia dapatkan.

"10. " Dengan bangganya Airell menyebutkan nilai nya yang menurutnya sempurna itu.

Namun, ada yang aneh dengan Alden. Ia malah tertawa mendengar apa yang dikatakan Airell barusan.

"Pffft, beneran 10? " Alden memastikan bahwa mendengarannya benar atau salah.

"Iya, kenapa? Gue kan udah bilang, gue itu pinter gak kaya lo bego! " Tegasnya yang kembali membuat Alden terpingkal.

"Kenapa sih lo? " Airell penasaran dengan nilai Alden, ia mengambilnya lalu melihat nya dengan serius. Disana tertera dengan jelas angka 100. Jika Alden 100 dan dirinya 10, maka Airell hanya benar satu?

ALDEN (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang